Hati Pedih, Terasa Mau Mati

Keuskupan, maret 2009

Mongli datang ke pertapaan untuk menghadap seorang petapa. “Hatiku hancur lebur. Periy. Pedih. Rasanya aku sudah mau mati.”

Si petapa tunduk ke tanah ke arah kanan. “Yesus pernah mengalami perasaan sepertimu! Bahkan Ia lebih dalam dan lebih dahsyat.”

“Apa yang bisa kulakukan? Ketika diam justru diserang oleh tangan tangan nakal dengan keras.”

“Hardiklah kegelapan dengan tegas dalam nama Dia!”

“Bekerjalah di dalam sejarah hidupku, Tuhan.”

“Dia bekerja penuh misterius. Percayalah anakku!”

“Terimakasih bapa petapa.”, sang pemuda meninggalkan pertapaan dengan bekal bahwa Tuhan akan campurtangan di dalam hidup.

Read 2 comments

  1. Kita membutuhkan iman yang hidup dan penuh pengharapan kepada Allah, bukan sekedar iman untuk menerima kebenaran doktrinal Kristiani saja. Kita membutuhkan iman yang dapat menjangkau Yesus dan mengharapkan DIA untuk bertindak dalam hidup kita.

    Bp. Pdt. Eku Hidayat berkata ketika beliau masih menjadi paranormal, beliau repot kalau dapat orderan untuk menyantet orang Katolik karena orang Katolik itu minimal satu minggu sekali menerima Tubuh Kristus dalam bentuk Ekaristis Kudus sehingga ada Roh Kudus yang adalah Roh Allah sendiri yang melindunginya.

  2. Karya penyelamatan tidak lepas dari jatuh bangunnya perjalanan iman, bukan hanya waktu tetapi juga banyaknya peristiwa yang membentuk perjalanan iman.
    Marilah kita hening disetiap pengalaman, ia bisa menumbuhkan kekuatan cahaya dari dalam.
    Jangan pernah putus asa dan tetaplah setia dalam doa.

Tinggalkan Balasan ke saras Batalkan balasan