Wisma keuskupan, 27 Juni 2009
Lilian too: Romo aku minta doanya ya. sekarang aku dah jadi kepsek di tempatku mengajar.
Pst titus budi: Selamat ya, kau hebat deh
Lilian too: Makasih mo. Aku juga pindah kamar pas tanggal 24. Hehhehehe. Jadi aku dah gak takut lagi. Aku makin yakin dengan pilihan hdpku
Pst titus budi: Sip
Lilian too: Bagaimana dengan jodohku ya mo.
Pst titus budi: Segera kau raih seperti kau bisa meraih jabatan menjadi kepala sekolah. “Apa yang romo katakan dulu bener2 terjadi” romo mengatakan apa dan perkataan itu terjadi
Lilian too: hmmm makasih mo. Saat ini saya dekat dengan seorang pria mo. Apakah saya harus menerimanya. Dulu romo mengatakan kaririku akan cemerlang diusia 33. Saya menjadi kepala sekolah tepat umur 33 tahun seperti kata romo.
Pst titus budi: Ya, terima apa adanya pria itu. Pandangan pertamamu bagaimana dengan dia? Kalau begitu coba kau lihat pertama kali dia, apakah kau ada hati atau tidak? Pandangan pertama terkadang bertahan cukup lama.
Lilian too: Aku belum pernah ketemu mo tetapi kenapa dia yakin sekali untuk bisa hidup denganku mo?
Pst titus budi: Kau kenal dari mana?
Lilian too: Chating mo. Sejak pertama kali mengenalnya
dia sangat baik. Tidak pernah sekalipun berbicara jorok ataupun menyakiti
Pst titus budi: Menurut hemat romo, sebelum kau bertemu langsung dengan orangnya, kau jangan mengambil keputusan. Bahasa di chating sangat berbeda. Percayai intuisimu pertama kali kau bertemu pertama. Langkah selanjutnya adalah pengenalan lebih jauh latarbelakang keluarga, pendidikan, kepribadian, kesehatan dan lain-lain. Ceklah apakah dia sesuai dengan criteriamu?
Lilian too: Baik mo. Sejauh ini kami hanya menelepon. Mo bagaimana pendapat romo, waktu kuliah dulu saya sangat menyukai seorang pria. Setelah 10 tahun kami akan dipertemukan kembali. Akankah pertemuan kami nanti akan berbuah kebahagiaan
Pst titus budi: Suara bisa menipu kita. Berulangkali pendengar salah satu radio di pangkalpinang terkagum-kagum dengan suara merdu seorang penyiar wanita. Banyak penelpon berdecak kagum dan ungkapan kekaguman tersebut ditunjukkan dengan menelpon ke studio atau mengirim kue. Ketika ada pertemuan para pembawa acara dengan pendengar, mereka melihat langsung si penyiar wanita itu. Persepsi sebagian pendengar tentang kecantikan si penyiar berubah ketika mereka bertatap muka. Di benak sebagian pendengar suara merdu identik dengan cantik tetapi kenyataannya adalah si penyiar tersebut sudah menjadi seorang nenek. Nah, kisah nyata tersebut menyadarkan bahwa pendengaran atau penglihatan mata bisa menipu.
Lilian too: Hhmm ya mo. Kami sudah saling melihat mo. Saya akan berhati-hati.
Pst titus budi: Begitu kau mengiyakan pemikiran di atas maka pikiran bawah sadarmu sudah berubah. Hidupmu juga berubah. Jodoh sudah di depan matamu. Setiap pemikiran baik dan berkenan di hati Allah, menjadi nyata di dalam pikiran dan hidupmu. Mintalah bimbingan Roh Allah untuk menentukan arah hidupmu. Jangan menggantungkan kepercayaanmu kepada manusia, sekalipun saya adalah romo. Percayalah dan gantungkanlah hidup dan rencanamu kepada Tuhan.
Lilian too: Amiennnnnnnn
Pst titus budi:. Selamat pastor mau makan malam. God Bless You too.
Lilian too: Tuhan memberkati romo. Makasih ya mo