Haus Tahta Mengucur Darah

Tobali bangka , jumaat Agung 19 April 2019

Ibu ibu umat stasi tobali gotong royong membongkar almarinkayu berisi perkakas dapur untuk dipakai pesta paska 21 april 2019. Kotoran / tai tikus menumpuk di atas piring dan kuali menebarkan aroma menyengat membuat perut mual. Tikus tikus lari pontang panting mencari tempat persembunyian yang baru. Perkakas dapur ditata rapi dipindah ke dalam kamar tidur supaya enggak diganggu tikus lagi. 


Pastoran ramai dengan umat yang menunggu giliran tuguran di kapela biara konggregasi PRR di samping pastoran. Imam pelayan segera bergegas berganti jubah dan melepas kaos 777 yang basah kuyup di kamar ber – AC . Merebahkan di ranjang melepas lelah setelah perjalanan jauh dan mengemban tugas ilahi, perjamuan agung dengan membasuh kaki murid murid.


Dini hari tatkala embun menetes dingin menyengat tulang raga yang tadi sore bersorak sorai gegap gempita berdengkur di atas ranjang memeluk bantak guling atau pasangannya atau anak kesayangannya. Gereja sunyi sepi dan kosong. Yesus seorang diri. Benarlah sang guru membangunkan murid yang terkantuk kantuk , ” tidak kah engkau bisa bertahan sejam saja bersamaku?”


Sunyi. Sepi. Hening. Di saat raga lelah setelah memporak porandakan tahta tikus tikus, dan merayakan perjamuan suci giliran tikus tikus keluar dari persembunyiannya. Giliran mereka bersorak sorai bernyanyi. Giliran mereka menyerang balik mereka. Sepatu indah sang imam di hajar robek. Dicabik cabik beramai ramai. Penutup rice coocer dihajar sekejap robek. Dinding almari diserang berlobang. Kejengkelan tikus tikus dilampiaskan kepada penanggungjawab kegiatan bersih rumah, yakni imam.


Orang orang berusaha ngobok obok tahta orang lain. Seakan mereka mereka diam. Seakan mereka nerimo iklhas dan legowo. Tampaknya mereka kalah dan tidak berdaya. Mereka mengalah untuk akhirnya serang balik dan menang telak.


Asumsi manusia sombong meleset. Yang diam mengatur strategi untuk serang balik menghancurkan sang pemimpin. Waktu tepat , saat tepat mereka serang telak balik pemimpin nya.


Nyamuk haus darah. Orang haus tahta. Karena berebut tahta orang bisa mengorbankan harta dan darah. Tidak ada lagi ada rasa malu apalagi rasa berdosa. Tahta dan harta menyingkirkan Tuhan dalam ruang hidup.  Benarlah orang bilang, uang tidak mengenal Tuhan. Tahta tidak mengenal Tuhan.


Ronggo warsito … ronggo warsito … kau pasti geleng kepala menyaksikan panggung sandiwara generasi sekarang. “Saiki jaman edan. Yen ora ngedan ora keduman. Neng seng becik tetep orang sing eling lan waspodo.”


Wes banyak orang tidak eleng / ingat dengan gusti Allah, yang menutup mata adalah tahta dan harta. Sudah banyak orang enggak waspada akan bahaya tahta dan harta, yang bisa mengakibatkan banyak tumbal / darah. Oh sang guruku, lebih mudah melihat balok orang lain daripada selumbar kotoran di mataku sendiri. Jendela dunia tersumbat oleh keduanya bakalan dunia luas hilang lenyap oleh karenanya.


Darah yesus tertumpah sepanjang jalan menuju puncak bukit golgota. Bau amismu menyengat di duri duri dan palang kayu. Di atas salib doamu kami lantunkan untuk mereka yang sudah edan dengan tahta dan harta, ” ampunilah mereka ya Tuhan, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Sudah cukuplah darah darah para pejuang tertumpah membela negeri ini. Sudah cukuplah darah yesus tertumpah untuk orang orang berdosa.

Santo yohanes dari salib, kapan cahaya hatimu menyinari jiwa jiwa yang gelap oleh kekuasaan dan harta sehingga kami boleh merasakan puncak kebahagiaan sejati seperti yang engkau alami. ” segala galanya adalah kosong dan Allah adalah segala.galanya.”

Korelasi jiwa dengan Wicara / Tubuh

Puri sadhana, 16 april 2019


Seorang dokter pria membawa seorang anak menemui pastor agar pastor memberkatinya. Menurut nya, anaknya belum mahir berbicara padahal dia sudah umur 12 tahun. Ketika kakek tersebut melukiskan kondisi anaknya, anaknya berbicara kepada saya tanpa sepengetahuan si kakek. Kata kakek, si cucu belum bisa berbicar sedang si cucu menunjukkan kemampuan bicara yang masih terbatas.


Dari tempat pastor, pastor berpindah lokasi di rumah mereka untuk melihat dan mengenal tempat tinggal nya. Di rumah tersebut terdapat wanita muda dan lelaki muda. Wanita tersebut bersama kedua anaknya ( adik dari anak yang dibawa si kakek bertemu dengan pastor ). 


Saya melihat beberapa lelaki di dalam kamar pasangan muda, sedangkan keberadaanya tidak dilihat oleh orang tuanya. Mereka berbaring dan sebagian duduk di dalam kamar si cucu yang teambat berbicara. “Bagaimana mungkin, 1 wanita hidup bersama dengan banyak lelaki?”


Belum hilang rasa heran pastor atas pemandangan tersebut, mereka menjelaskan kepasa pastor bahwa keberadaan nya di dalam kamar untuk menjaga anak dan cucu cucunya.

Hahaha hebat juga dia mengerti pikiran saya. Bagaimana yang tinggal di dalam rumah tidak menyadari kehadirannya? Padahal kehadirannya membuat anak anak “tidak damai”, sering takut.



Saya baru mengerti bahwa akar persoalan adalah emosi jiwa. Dimana hati tidak damai , takut mempengaruhi perkembangan fisik dan mental si anak belum lanca berbicara padahal sudah .

Ironis. Orang tua kandung terbatas menyelami jiwa anak. Mereka yang melahirkan dan membesarkan tidak mampu berkomunikasi dengan anak sedangkan dengan orang lain anak mampu berkomunikasi.

“Orang tua membuat anak seperti itu..anak ngerjai orang tua, hahaha ”


Ketika pastor hendak menyampaikan akar masalah nya kepada orang tua kandungnya, dia sedang sibuk mencari uang. Nah loh, orang lain berempati dengan anaknya, lha dia sendiri berempati dengan uang. Hahahaha


Gemercik air menetes di bebatuan membangunkan pastor. Sementara penghuni rumah memeluk hangat bantal guling dibalik selimutnya. Yah, ternyata pastor bermimpi. Semua di atas hanya ilusi

Kasih dan Damai Mendongkrak Frekwensi

Koba, minggu 14 april 2019


Tinggal di pertapaan padang gurun CSE menjadi kesempatan berharga semakin mengalami kasih Allah melalui ajaran para pujangga gereja yakni st. Yohanes dari salib, st theresia avila, st theresia dari liseux. Pastor terpaut dengan ajaran mereka. Namun bukan saat nya saya paparkan ajaran mereka.
Berdasarkan dari riwayat hidup santa theresia dari Liseux, saya mengenal sedikit bahwa akhir hidup nya dia sakit berat. Bertahun tahun dia menanggung rasa sakit. 
Christie sheldon dari amerika  dan david hawkin , keduanya jenius meriset tentang frekwensi manusia. David meluncurkan pemikiran bahwa orang yang memiliki frekwensi  antara 50 – 100 dengan ciri suka menuntut, suka mengeluh, suka menyakahkan orang lain, berfikiran buruk terhadap orang lain dst mempunyai kecenderungan mudah sakit . Pada umumnya para penderita sakit berat seperti tumor, kanker mempunyai frekwensi rendah.
Sedangkan orang yang memiliki kasih sayang terhadap maklhuk hidup, sesama dan mempunyai kedamaian hati maka dia memancarkan frekwensi 600 – 700.  Mereka mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik daripada orang yang berfrekwensi rendah.
Riset para jenius di atas berlaku untuk kebanyakan orang. Santa theresia liseux menderita sakit berat padahal dia seorang pujangga gereja. Ajaran nya adalah jalan cinta kasih. Maka seratus prosen benar frekwensi santa theresia bisa menduduki peringkat diatas 600.
David dan christie melihat korelasi perilaku dg frekwensi. Pastor mempunyai cara merasakan sederhana merasakan frekwensi seseorang rendah atau tinggi. Bisa melalui percakapan langsung dari muka ke muka, percakapan lewat telpon, atau percakapan lewat wa. Berikut beberapa contoh.
Ketika pastor bercakap cakap dengan seorang wanita berumur 34 tahun, beranak satu, secara medis sehat di pondok. Awal mula bercakap cakap biasa. Artinya tidak terasa apapun. Setelah 30 menit bercakap-cakap pinggang belakang sangat sakit. Rasa sakit seperti orang menusuk jarum.  Itulah frekwensi yang dipancarkan olehnya. Pasti dia menyimpan emosi negatif yang hebat. ” iya , pastor. Saya memang sedang marah dengan nya. Saya sangat kesal dengan nya. Mengapa dia tidak memberi tahu keadaan nya. ( dia menyalahkan. Dia mengeluh dst ).
Dalam kesempatan lain rekan dari jakarta mensharingkan proses pembelian pabrik ACCU di kota besar. Keluarga besar suami belum ada kesepakatan harga jual. Terkesan ada satu yang mau menguasai semua aset. Ketika asyik bercakap cakap, pastor batuk dadakan tiada henti. 
Wah …. coba kau berdoa dulu nanti kita lanjutkan. Dia general cek up di jakarta, asam lambung nya berlobang dan tertemukan batu empedu. Konflik internal keluarga membuatnya stress. “Memang dalam sebulan ini saya setress mengurus proses jual beli perusahaan.” Ujarnya. Ketika orang stress dia memancarkan frekwensi yang bisa diraskan oleh nya atau orang lain. 
Sabtu, 13 april 2019 pastor mengirim renungan lewat wa kepada rekan di jakarta. Dia merespon renungan tersebut dan menanyakan kabar pastor. Tiba tiba pastor batuk hebat dan kepala pusing. “Pastor, suami saya baru saja meninggal dunia.” Pasangan hidup masih muda, anak masih sekolah, dia ditinggal pasangan nya. Dia marah dan menyalahkan Tuhan. Itulah frekwensi yang dipancarkannya. 
Orang tua bisa merasakan frekwensi yang dipancarkan anak nya atau sebaliknya. Suami bisa merasakan frekwensi isterinya dan sebaliknya.
Pastor , saya baru mengerti ternyata benar. Ketika saya sedang bertengkar dengan pasangan, anak saya gelisah dan kebangun berulangkali saat tidur lelap. Itulah frekwensi. 

Pukul 17.44 wib 14 April 2019 seorang dokter dari jakarta mengirimkan WA, “

Pastur, tadi siang habis melayat yg meninggal, setelah kebaktian diperjalanan plg mobil saya ditabrak mobil sp penyok dalam, untung hanya mobil, apakah ini krn frekwensi , mohon nasehat saya harus Doa apa, supaya bila ada “frekwensi negatif” tidak berkelanjutan.

Ngak ada, cuma saya jadi emosi mau marah2 , tp saya menahan diri, supaya ngak berkepanjangan. Skr sdh agak tenang. Setelah saya berdoa rosario.”

Orang orang yang sedang kehilangan seringkali mempunyai emosi emosi sedih, marah, kecewa, dan mungkin menyalahkan Tuhan mengapa Tuhan memanggilnya dst. Emosi dan pikiran tersebut memancarkan frekwensi bagaikan signal hand phone dan bapak bisa merasakan emosi marah, kecewa, dan sedih. Emosi demikian membuat frekwensi bapak menurun dan mempengaruhi perilaku kita.

Maka dalam kondisi demikian, pupuklah rasa kasih kepada mereka yang kehilangan, menyadari bahwa Tuhan selalu beserta kita dan Allah yang maha rahim dan maha kasih tentu memberi tempat bahagia bagi yang berpulang. Menumbuhkan iman kita akan misteri paska yakni penderitaan, kematian dan berpuncak pada kebangkitan. Maka sekalipun berada dalam keadaan buruk kita meneguhkan mereka dengan bekal imam dan kasih.


Milikilah kasih. Perdalam kedamaian hati. Maka kita memancarkan frekwensi yang membuat orang orang di sekeliling dan mahkuk hidup bersukacita. Sebaliknya akan menghantam orang orang yang ada di lingkaran terdekat kita.

Berkatilah dan Jangan Mengutuk


Puri sadhana, 13 april 2019

Tahun 2012 – 2013 pastor tinggal di sebuah pertapaan . Seorang pertapa yang rendah hati, setia , taat dan sederhana menjadi pembimbing sehari hari di pertapaan. Selama hidup bersama nya, beliau berulangkali menyampaikan pesan mengejutkan , ” saya akan menghadap Tuhan yesus sebelum umur 50 tahun. ” dengan bahasa lain , saya akan mati sebelum saya berumur 50 tahun. 
Setahun yang lalu sang pertapa ini berpulang ke rumah Bapa : beliau meninggal dunia. 
Jumaat 12 april 2019 dua tamu kakak beradik datang ke pondok. Mereka menuturkan bahwa ada saudara nya meninggal ketika berumur masih muda. Umur baru 40 – an tahun. Namanya NN ( pst tidak sebutkan identitas asli orang tersebut ). 
Kedua tamu tersebut mengingatkan saya ketika ada 2 tamu dari jakarta, kakak beradik. Mereka mendiskusikan tentang angka 4 yang berulangkali mereka alami dan hadir dalam banyak kegiatan sehari seperti naik pesawat nomer 44, pengurusan pajak melihat plat nomer 44 , muncul ular di rumah koko 4 x , dst. setelah koko kandung nya berpulang umur 44 tahun. Menurutnya, sebelum koko meninggal, dia berulangkali menyebutkan bahwa “dia akan meninggal dunia umur 44 tahun.” 
Ucapan tersebut menjadi kenyataan, dia berpulang ketila dia berumur 44 tahun. 
Mama pastor mengisahkan kepada anak anak nya, eyang Yohanes rustamaji memanggil semua anak nya sebelum dia suwargi : berpulang ke rumah Bapa di surga. ” umurku tinggal beberapa hari lagi … “
Dan betul beberapa hari kemudian eyang berpulang ke pangkuan Bapa di surga. 
kisah nyata pertama dan kedua di atas berbeda dengan kisah ketiga. Kedua kisah di atas mereka mengucapkan berulangkali bahwa mereka akan meninggal sedangkan kisah ketiga hanya sekali berpesan kepada anak anaknya bahwa dia akan berpulang ke rumah Bapa. 
Adalah sebuah kepastian sebelum berpulang ke rumah Bapa semua sudah menyebutkan bahwa mereka akan mati.  Mungkin hal ini adalah kebetulan. Mungkin ucapan mereka sebuah “nubuat”. Semoga saja ucapan kita terhadap diri kita sendiri bukan kutukan, melainkan sebuah berkah. Berkati kehidupan kita dan hindari kutukan atas hidup kita. Rencanakan rancangan rancangan yang menyukakan hati Tuhan, hindari sebisa mungkin maksud hati yang buruk.

Apa yang kita ucapkan terus menerus secara ajeg , apalagi disertai keyakinan mengarah menjadi sebuah kenyataan. Ketika kita mengucapkan terus menerus bahwa saya gagal maka kenyataan gagal akan menjadi sebuah realita.

Ketika kita berucap bahwa aku bahagia, maka kebahagiaan mengejar kita. Ketita kita menuturkan terus menerus bahwa saya sehat dan terberkati, maka kesehatan dan berkat melingkupi hidup saya. Ketika secara ajeg kita melantunkan sebuah lagu sekolah minggu, aku anak raja engkau anak raja, kita semua anak raja …. ” maka sifat anak raja akan melekat dalam diri kita.

Ciptakan sebuah pola yang memberdayakan . Menyingkirkan pola merusak kehidupan. Maka kita akan bahagia.

Tuhan memberkati

Frekwensi Pikiran

Purisadhana, jumaat 12 April 2019

Ketika pst sedang bercakap cakap via wa jam 1945 wib 11 april 2019 dengan 2 teman dari jakarta dan Bangka, ujug ujug atau tiba tiba muncul pikiran lain menyelinap masuk. ” romo NN ulang tahun. Acara la dimulai. Mereka mengundang kami untuk hadir merayakannya dengan makan bersama.”
Segera pastor menghidupkan motor dan meluncur ke tempat undangan. Sesampai di tempat yang berulang tahun menyampaikan kesan pesan ultahnya, disusul potong tumpeng. Ketika pastor muncul di tengah tengah mereka, mereka mempersilahkan kepada pastor untuk bergabung bersantap bersama.
Di lain kesempatan tanggal 3 april 2019 pastor janji dengan ko markus jam 06.00 wib untuk berdoa bagi kokonya yang telah berpulang ke rumah Bapa Nya. Sebelum berangkat ke purisadha (dari rumahnya )untuk menjemput pastor, dia tlp ke hp tetapi hp tidak aktif. Sesamlai di puri sadhana dia tlp lagi, hp juga tidak aktif. Markus meletakkan hp dan memanggil dengan hati dan pikiran nya. Dalam waktu bersamaan dengan aktifitas markus di mobil, pastor terkejut dan terbangun dari tidur lelap.
Ketika orang mengucapkan, memikirkan dengan hati dan dengan segenap perasaan dan dengan sepenuh hati maka pikirannya, perasaanya, hatinya memancarkan frekwensi atau gelombang. Gelombang tersebut memancar seperti signal hand phone : kayak si a menulis pesan lewat sms atau wa dalam hitungan detik pesan tersebut masuk ke hp yang dituju.
Frekwensi atau gelombang tersebut tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Dia bisa menembus ruang dan waktu.
Nah, jika aktifitas pikiran saja sedemikian hebat jangkauan vibrasinya, apalagi gelombang / frekwensi / vibrasi orang berdoa. Orang yang berdoa juga demikian. Bahkan lebih dahsyat daripada semua itu. Sekalipun kita di bangka, kita juga bisa berdoa untuk rekan rekan di luar bangka atau di luar negeri. Bahkan kita di bumi bisa menggoncang dunia seberang atau surga atau berdoa untuk jiwa jiwa di api penyucian.
Nah loh, setelah mengetahui hal demikian di atas perlu bijaksana berfikir yang baik dan luhur. Berdoa yang baik dan benar.

Jiwa jiwa Yang Haus dan Lapar

Purisadana, rabu 10 april 2019

Bagaimana mungkin banyak sekali jiwa jiwa kehausan dan kelaparan. Muka muka tergurat murung lesu loyo : mati tidak, hidup juga tidak. Sekalipun ribuan kata kata teruntai indah dari pengkotbah, juga tidak menyalakan api jiwa. Semakin indah dan membumbung ke angkasa bahasa bahasa teologi dan filsafatnya, juga tidak membangkitkan hati mereka.

Banyak orang hendak memaksakan kehendak dan pemikiran mereka tetapi mereka tidak nyambung. Semakin tinggi tingkat intelek logika berfikir semakin bingunglah jiwa jiwa itu. Dalil dalil logika berfikir kadang berbeda dengab logika jiwa atau rohani.

Cinta tulus, iman dan harapan adalah bekal berkomunikasi dengan jiwa jiwa yang haus kelaparan. Hadir tanpa kata kata indah. hadir tanpa logika berfikir. Hadir tanpa banyak metode homilitika. Hadir tanpa membawa gelar atau kedudukan. Hadir tanpa menunjukkan segunung emas. Kehadiran penuh kasih, empati dan iman menggerakkan jiwa jiwa yang haus dan kelaparan.

Tatkala kasih tanpa pamrih memandang mereka. Ketika mata tanpa menghakimi mereka. Ketika otak tanpa mengingat ingat kejadian masa lalu mereka. Ketika hati mendekap apa adanya mereka dengan keberdosaan nya .

Hadir atas nama kasih yang agung. Di sini jiwa jiwa bangkit bersorak sorai. Mata mereka berubah. Mata mereka berninar. Mulut mereka bersorak sorai memuji Allah. Duka cita berubah menjadi suka cita.

O betapa banyak jiwa jiwa malang di dunia. Begitu banyak dibutuhkan hati tulus penuh kasih dan iman untuk mereka.

Betapa indah sekiranya bumi dipenuhi dengan jiwa jiwa yang penuh sorak sorai memuji Allah.

Pastor melangkah meninggalkan mereka dalam suka cita dan masuk dalam ruangan yang lain. Orang hidup juga memerlukan maknan jasmani. Saya makan bersama dengan ibu dan saudara.

Saat terjaga dari tidur, perut keroncongan dan dahaga. Ternyata semua itu hanya MIMPI.

Signal

Puri sadhana, 9 april 2019

Ekaristi sedang berlangsung. Seorang lelaki dadakan batuk tiada henti / terkekeh kekeh seperti mengindap tbc. Ia hendak menahan supaya berhenti, tidak juga dia berhenti. Sontak ia teringat dengan bocah berumur 4 tahun yang mati kecemplung sumur. Dia lantunkan doa untuk marvel si malang dalam doa permohonan untuk keselamatan dan kebahagiaan kekal jiwanya. Sekejap dia mulai normal, batuknya lenyap seiring dengan untaian doa itu.

Saat bercengkerama selesai ekaristi, dia yang tadinya batuk hebat berujar, “Kemarin jumaat, baru sehari yang lalu ulang tahun nya, kami.mengundang anak anak sebaya yang masih hidup. Kami.satu keluarga merasakan kehadirannya.”

Sekonyong dia bertingkah seperti orang hamil. Dia nyidam / ngidam gudeg. Segera dia pesan gudeg ke jogjakarta , kota gudeg kepada rekan rekan nya / saudara kandung nya. Pengiriman lion parcel yogyakarta ke bangka memerlukan 2 hari perjalanan, maka pupuslah harapan nya.
Mengetahui teman nya sedang “nyidam” gudeg rekan di jakarta akan membelikannya. Sekalipun gudeg bangka tidak senikmat gudeg yogyakarta kawan nya membawakan gudeg malam hari. 3 bungkus gudeg sudah sangat dekat. Si pembawa gudeg turun dari mobil APV putih. Batuk nya kumat hebat. Obat batuk nya adalah makan gudeg. Bersamaan dengan gudeg masuk batuknya lenyap.
Dasar wanita hamil, minta aneh aneh yang sulit dicari dan didapat. Ini bukan wanita hamil, tetapi lelaki muda bisa juga “nyidam.” Orang berspekulasi, keinginan yang belum terpenuhi memicu beban pikiran dan beban pikiran memicu asam lambung nya.
Atau kepedihan mendalam karena kehilangan anaknya memicu asam lambung naik dan batuklah dia.
Boleh jadi juga ada korelasi kehidupan dunia seberang dengan kehidupan nyata di dunia ini. Batuk adalah signal signal dari dunia seberang.
Semoga semua jiwa orang beriman beristirahat dalam ketenteraman karena kerahiman Tuhan dan mereka yang telah kehilangan dikuatkan oleh misteri paskah Yesus.

Bunga Bunga Mawar bagi Jiwa jiwa di Api Penyucian

Puri sadhana jam 1214 wib 6 april 2019

Kupu kupu besar hitam bercorak putih terbang berputar putar di pondok. Sayap indah melambai lambai. Berulangkali dia menukik dan hinggap di perut pastor tatkala pastor melantunkan doa untuk jiwa jiwa di api penyucian. Dia mengepak ngepak kan sayap nya dengan manja. Sementara kupu kupu coklat muda lebih mungil daripada yang ada di perut menunduk tundukkan kepala ke arah pastor , ketika pastor berdoa bagi satu jiwa yang berpulang. Dia memberi hormat kepada pastor dengan menunduk nundukkan kepalanya.

Nyamuk nyamuk nakal geregetan menyedot darah di lengan . Tak kerasa sedotannya. Tahu tahu meninggalkan jejak bentol dan minta digaruk, sehingga membuyarkan lantunan doa bagi jiwa jiwa yang telah berpulang. Saat pastor hendak menyentuhnya dia meloncat kewakahan saking kenyang dengan darah.
Sembari tangan kiri menggaruk garuk bentol di lengan kanan, pastor melanjutkan mengirim bunga bunga doa bapa kami diperuntukkan bagi jiwa jiwa yang telah berpulang. Kupu kupu coklat apakah engkau mau berdoa dan memuji kerahuman Tuhan bersama dengan pastor, sehingga engkau datang kembali. Bukankah engkau harusnya mencari bunga bunga indah bersama sama dengan kawananmu?
Ku jeda doaku. Kuganti menyanyikan lagu untuk sahabatku. ” kupu kupu yang luci. Kemana engkau terbang. Hilir mudik mencari. Bunga bunga berkembang. Berayun ayun . Pada tangkai yang lemah. Tidak kah sayap mu. Merasa lelah.”
Kupu kupu itu mengecap sari bunga. Untaian doa bagi jiwa jiwa di api penyucian bagaikan sari bunga bagi jiwa. “Kecaplah betapa sedapnya Tuhan … kecaplah betapa sedap nya Tuhan … kecaplah betapa sedap nya Tuhan. “
Betapa sok mesranya kau kuou kupu dengan pastor sehingga engkau merasa nyaman mengepak ngepakkan sayap di perut pastor. Akankah engkau suka dibelai seperti kucing?
Waduh, nyamuk menggigit sakit di lengan . Dua kupu kupu tersebut berpindah di polibek durian pastor dan spray . Biarkanlah pastor di sini dan kalian berdua di situ sekiranya engkau merasa bahagia di pondok ini.
Sunyi dipecah suara azan dari tiga arah suara berbeda sahut sahutan. Dentang lonceng berbunyi mengajak doa angelus. ” ya Tuhan karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa yesus putera Mu telah menjadi manusia. Kami mohon curahkanlah rahmat Mu kedalam.hati kami supaya berkat sengsara dan kebangkitan Nya kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia oleh kristus Tuhan kami. “
Semoga jiwa jiwa orang beriman yang pastor doakan mendapatkan kebangkitan oleh misteri paska.
Kupu kupu kuning kecil dari kejauhan meluncur kemari. Kupu kupu putih berputar putar di depan pondok. Kupu kupu kecil cokelat tua menyeruduk ke lantai tanah. Kupu kupu hitam bercorak hitam putih setia berada di samping pastor duduk. Tuh, dia duduk manis di tangkai durian oche.

[wpvideo wsoayFNE data-temp-aztec-id=”ded36101-5c5d-4ba5-92c0-8256720b13a5″]