Pacar Anakku

 

Selamat malam pastor. Ini ibu Tian-tian.

 

Selamat malam juga ibu Tian-tian, ini pastor Titus budiyanto

 

Pastor, sekarang saya berada di Jawa. Tuin-tuin adalah adik kandung saya. Dia kepala sekolah di SMU Pati Jawa Tengah. Dia mau mohon berkat dari pastor. Tolong ya pastor!

 

Ibu sekarang saya berada di Bangka, saya adalah teman Tuin-tuin. Kita bisa berdoa bersama. Silahkan bicara dengan saya jikalau demikian.

 

Halo pastor, ini Tuin-tuin adik Tian-tian. Tolonglah saya pastor!

 

Halo ibu, ini pastor Titus budi teman Tian-tian. Sekujur tubuh ibu sudah sehat walafiat. 3 hari yang lalu ibu bangun jam berapa?

 

Waduh lupa pastor.

 

Oke, kemarin ibu bangun pagi jam berapa?

 

Jam setengah lima

 

Ibu bangun tidur buat apa?

 

PEKERJAAN setiap hari adalah SAMA pastor. Urusan wingking pastor seperti masak nasi, sayur, masak air.

 

Berapa lama bu?

 

Sampai SETENGAH tujuh

 

Terus

 

Persiapan mengajar SETENGAH jam

 

Terus

 

Perjalanan dari rumah ke sekolah berapa menit?

 

10 menit

 

Ibu mengajar kelas berapa?

 

Kelas 2 SMP negeri Pati. Saya menjadi kepala sekolah SMP negeri di Pati.

 

Berapa lama 2 SETENGAH tahun. 

 

Kapan anak pertama ibu terlahir di dunia?

2-12-1978

 

Apakah ibu sekarang mau mempunyai beban pikiran untuk anak yang lahir tanggal 2 ini?

 

Bagaimana pastor bisa mengetahui hal ini?

 

Siiit … Letakkan beban pikiranmu dan perasaanmu tentang anakmu di depanmu

 

Saya mengharapkan dia mendapatkan jodoh sama agama, sama suku, sama daerah, sama aku dan tinggal dekat dengan orang tua.

 

Sedangkan anakmu berbalikan arah denganmu, yakni beda agama, beda suku, beda daerah, dan berbeda dengan ibu?

 

Bagaimana pastor bisa mengetahui hal ini? Saya memang jengkel dengan dia. Dia itu orang Jawa kok berpacaran dengan orang Tionghoa. Dia itu agama X kok memilih wanita beragama Y. Dia itu kelahiran Pati kok mendapat orang luar Jawa, jauh dari keluarga Pusing!

 

Oke … letakkan semua pemikiran tersebut di atas di tangan Tuhan! Ibu perlu menarik jarak atas pemikiran dan perasaan. Kalau ibu sudah mengambil jarak atas peristiwa ini tolong beritahu kepada pastor dengan mengatakan ok.

 

Hening …

 

Oke

 

Alkisah di sebuah pertapaan ada seorang pertapa sakti, yang menguasai ilmu tenaga dalam dan ilmu pedang. Dia mampu membuat manusia dari debu tanah. Diciptakannya 2 manusia. Keduanya berbeda rupa, perilaku dan pemikirannya. Anak pertama diberi nama Cun-cun sedangkan anak kedua Cin-cin. Cun-cun ahli pedang, Cin-cin jago tenaga dalam.

 

Di suatu senja dia memanggil kedua anaknya. “Sejak awal aku berusaha mencipta kalian serupa dengan aku dalam hal tubuh, jiwa dan roh. Angin, air, tanah, api, unsur-unsur yang tampak dan yang tak tampak ternyata ikut memproses kalian berdua, setelah kalian kucipta. Hal tersebut menyebabkan bahwa diriku berbeda dengan dirimu. Dirimu berbeda dengan dirinya. Namun demikian sebagian unsur-unsur di dalam diriku ada di dalam kamu, dan unsur-unsurmu ada di dalam aku. Kalau kedua unsur yakni pedang dan tenaga dipadukan, maka kalian menyerupai Aku. Persatuan dua kekuatan berbeda melahirkan aku.

 

Saya terlalu memaksakan anak pertama menjadi saya. Dia saja menciptakan berbeda. Justru persatuan dari perbedaan yakni cina dengan jawa, hitam dengan putih, X dengan Y melahirkan kesempurnaan. Terimakasih pastor.

 

Berdoalah setiap hari jam 2.00 wib. Bersyukurlah kepada Allah senantiasa bahwa anda melihat perpaduan dua kekuatan berbeda untuk mencapai titik kebahagiaan anak.

 

 

Rindu Dendam Nyi Roro Kidul

Ulang Tahun Tahbisan imamat ke-6, 22 September 2002

 

Pastor Titus, akhir-akhir ini aku selalu mimpi yang menyeramkan. Seolah aku masuk ke dalam dunia lain. Kenapa ya? Aku seperti sedang melakukan pergulatan dengan dunia di luar dunia nyata. Sekali aku mimpi buruk, maka esok harinya bisa sangat lama selalu berturut-turut mimpi yang tak dapat kupahami namun penuh dengan suasana mencekam seperti bertemu dengan dunia orang mati, melihat orang yang telah meninggal, melihat hantu bahkan merasakan energi yang menusuk seluruh tubuh. Apa ini karena pikiranku atau ada hal yang memang belum kuketahui.

 

Ada konflik internal di dalam dirimu antara keinginan baik dengan keinginan liar, antara hati dengan emosi, antara pikiran dengan hati, antara kehidupan dengan kematian, antara menggenggam dengan melepaskan, antara mengejar dengan mendiamkan, antara mengobrak-abrik dengan menerima iklas.

 

Beberapa kali aku pernah mimpi bertemu dengan apa yang dibilang orang ratu pantai selatan. Sebetulnya aku tak yakin Pastor. Hanya saja aku takut ini sebuah pertanda. Karena memang nenek ku yang kemarin baru saja meninggal berasal dari keluarga yang katanya berpegang pada si ratu pantai selatan dan penguasa hutan rimba, Prabu siliwangi. Aku gak tahu apa harus percaya atau tidak. Memang kemarin nenek meninggal sangat sulit melepaskan nyawa. Kata tim doa. Ada penghalang. Setelah hampir 3 minggu, nenek meninggal katanya saudara nenekku, ia jadi merasa bahwa pelindung dan pegangan warisan turun temurun nenek moyang bersarang dalam tubuhnya. Saudara neneku ini jadi pemarah, mudah emosi, sering tak terkendali. Dari gambaran cerita ini, apa yang pastor tangkap?

 

Prabu Siliwangi melambangkan sosok lelaki yang kau cintai, ratu laut selatan melambangkan wanita yang adalah kau. Lelaki yang kau cintai disimbolkan dengan seorang raja, karena dia memang mempunyai kedudukan, kekuasaan, kekayaan dan pengaruh. Sedangkan dirimu disimbolkan dengan ratu pantai selatan karena kau merindukan kecantikan, kekuasaan dan kedudukan. Amarah Ratu Pantai Selatan hampir pasti membawa korban dan bencana. Pengkhianatan lelaki itu menumbuhkan dendam kesumat di dalam dirimu sehingga membawa pengorbanan bagimu dan orang lain. Amarahmu membuat pikiran, perasaan, dan hidup lelaki itu ruwet seperti hutan. Bahkan dia lengser dari kedudukannya untuk menyepi seorang diri di tempat sepi.

 

Jadi Ratu Pantai Selatan bukan makluk halus, tetapi cermin dari diriku?

 

Mimpi tentang ratu pantai selatan dengan prabu siliwangi merupakan cerita tentang dirimu.Berpijak dari kisah mimpimu tersirat jelas bahwa hubunganmu sudah sangat jauh dengan lelaki itu. Tidak mungkin seorang wanita berani nekat mau bunuh diri dan minta pertanggungjawaban lelaki dan lelaki itu lari, kalau tidak ada “apa-apa” atau sesuatu yang sangat penting. Gelombang samudera emosimu semakin berdebur kencang setelah dia melarikan diri dari tanggungjawab dan banyak orang menyalahkanmu sebagai wanita penggoda. Di dalam mimpi kau sudah menceritakan bahwa “Saudara nenekku ini jadi pemarah, mudah emosi, sering tak terkendali.”

 

Bagaimana pastor bisa tahu? Aku memang berulangkali berusaha bunuh diri.

 

“Esok harinya bisa sangat lama selalu berturut-turut mimpi yang tak dapat kupahami namun penuh dengan suasana mencekam seperti bertemu dengan dunia orang mati, melihat orang yang telah meninggal, melihat hantu bahkan merasakan energi yang menusuk seluruh tubuh.” Melalui cerita mimpimu, saya menangkap bahwa di dalam dirimu terdapat kerinduan untuk mengakhiri hidup ini.

 

Menjadi semakin jelas ketika anda mengkaitkan bahwa ratu pantai selatan itu dengan kematian nenekmu. Akibat gelombang kehidupan yang menerpamu hampir menghantarmu pada kematian. Saya mengutip ulang, “hanya saja aku takut ini sebuah pertanda. Karena memang nenek ku yang kemarin baru saja meninggal berasal dari keluarga yang katanya berpegang pada si ratu pantai selatan dan penguasa hutan rimba. Prabu Siliwangi.”

 

Betul! Bagaimana pastor bisa tahu?

 

Kemarin malam dalam mimpiku, aku seolah ada dalam situasi perlawanan dimana ketika aku dikejar oleh kuasa gelap itu. Aku melihat ada kayu salib yang berukuran besar berwarna putih dan goa Bunda Maria. Dalam suasana dikejar-kejar, dihadapkan pada badai angin, hujan deras hingga gelombang amukan laut. Aku berlari dan menemukan kayu salib itu serta Goa Maria yang semuanya serba putih. Aku berdoa, memohon perlindungan dan setelah itu aku bermimpi berada di tempat lain menghadapi situasi lain hingga akhirnya aku terbangun. Aku bingung pastor. Sebenarnya aku menghadapi ketakutan yang luar biasa namun tadi setelah bangun aku teringat Yesus, hingga aku tenang kembali.

 

 “Dalam suasana dikejar-kejar, dihadapkan pada badai angin, hujan deras hingga gelombang amukan laut.” Ketika kau dikejar-kejar rasa bersalah, kau lari mencari Tuhan (salib). Ketika hujan makian dan cercaan datang bertubi-tubi seperti hujan deras, kau mencari Tuhan. Ketika gelombang mengamuk dan hampir menenggelamkan hidupmu (merenggut nyawamu).

 

Aku bingung dengan semua situasi ini. Belum lagi aku takut kakak ku menjadi brutal seperti dulu. Ntah mengapa kadang ketakutan itu menyeruak begitu saja terlebih setelah mimpiku yang melihat kakak kembali menjadi brutal, begitu sadis dan penuh kekerasan. Pernah suatu ketika aku diingatkan untuk mengambil langkah doa berpuasa 3 hari lamanya untuk kakak dan rumitnya situasi keluarga.

 

Sikap brutal, sadis dan penuh kekerasan kakakmu di dalam mimpi merupakan cermin dirimu. Menurutku di dalam dirimu terdapat sikap keras, brutal dan sadis. Apakah kau seperti itu atau bertolak belakang dari itu semua, yang mengetahui adalah dirimu dan Tuhan.

 

Goncangan hebat yang pastor katakan tadi sungguh terjadi setahun yang lalu. Guncangan hebat membuat pikiran tidak jernih. Terjadi ledakan emosi dahsyat, brutal dan merusak. Aku berprinsip, siapa menabur maka dia harus menuai. Dia membuat aku seperti ini seperti orang gila dan mau bunuh diri, masakan dia mau enak-enak?

 

Dia sudah menelan buah pahit dari perbuatannya, sehingga dia lengser dari tempat berkarya di kota besar ke kota kecil dan sepi. Tuhan sudah menuntunmu untuk menyikapi secara bijak atas persoalan, yakni menghayati misteri paska (salib) dan berpuasa. Yesus pernah menderita karena dikhianati dan ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tetapi Dia tetap mencintai dan mengampuni mereka. Kalau kau bersikap seperti Yesus bersikap maka kau juga menemukan kebahagiaan, selamat lahir dan batin.

 

Aku berhasil membuang emosi dan tak mengingat luka yang memedihkan tetapi sejak itu kondisi badanku mudah terserang sakit khususnya bila sedang stress berat. Aku sering mengidap sakit di kepala. Jika aku terbentur dengan masalah, kepala tak tahan seolah mau pecah. Beberapa hari rasa sakit tersebut ditahan, ternyata tulang, otot dan kepala makin linu. Sampai kemarin malam aku memanggil orang ahli pijat. Aku gak tahu kenapa Pastor?

 

Apa yang engkau katakana ini sudah engkau singkapkan di awal percakapan tentang mimpimu. Kau tadi mengatakan,” Sekali aku mimpi buruk … melihat hantu bahkan merasakan energi yang menusuk seluruh tubuh.” Benang kusut skandal percintaan kalian melahirkan penderitaan seperti sakit kepala yang anda alami. Sakit kepala, badan lemah, tulang-tulang ngilu tetap bersemayam di tubuhmu kalau kau tetap menyimpan dendam kesumat dan tidak memaafkan si pengkhianat. Solusi atas persoalan ini juga sudah kau kemukakan tadi . “sebenarnya aku menghadapi ketakutan yang luar biasa namun tadi setelah bangun aku teringat Yesus, hingga aku tenang kembali.” 

 

Kadang aku merasa dipaksa dan terpaksa mengikuti keinginan TUHAN. Setelah jalan pedih sudah mampu dilewati dan luka mengering, aku baru merasakan niat, maksud dan tujuan Tuhan. Sayangnya aku terlalu mudah mengeluh, marah, kecewa, benci dan cepat menyerah terhadap kerasnya ajaran TUHAN. Begitulah Pastor, cerita tentang aku.

 

Kalau kita datang kepada Tuhan, tetapi kita ngotot dengan kehendak kita sendiri dan terkesan memaksa Tuhan, maka jelaslah bahwa kita justru semakin menambah persoalan baru. Dia pengatur hidup, bukan kita, bukan kehendak kita yang terjadi tetapi kehendak Allah. Kita datang kepada Allah untuk menerima dengan syukur atas semua penderitaan dan menyerahkan seluruh perjuangan kita kepada Allah. Bukan justru kedatanganmu untuk memaksakan kehendakmu kepada Allah, agar Tuhan membantu membalas dendam kesumatmu.

 

Aku setuju dengan pastor, bahwa dalam setiap hal ini, aku menerima semua bentuk penderitaan dan menyerahkan pada Allah? Aku harus melepaskan beban ya Pastor. Menghadapi segala sesuatu dengan tenang dan diam. Waktu diam aku bisa mengamati, merenung, berpikir positif, menenangkan diri, berkeluh kepada Tuhan. Hanya itu saja karena aku tak dapat menemukan jalan keluar sesuai harapan dan permintaanku melainkan sesuai kehendak Tuhan.

 

Langkahmu tepat sekali! Kau memasuki keheningan di dalam Tuhan. Di keheningan ada kebeningan. Di dalam kebeningan cobalah menyelaraskan rancanganmu dengan rangancan Tuhan, pikiranmu dengan pikiran Tuhan, perilakumu dengan perilakunya Tuhan, perasaanmu dengan perasaan Tuhan, cara bicaramu dengan cara bicara Tuhan, cara melihatmu dengan cara melihat Tuhan, cara mendengarmu dengan cara mendengar Tuhan. Keselarasan diri kita dengan Tuhan membawamu pada tahap kebahagiaan lahir dan batin, selamat dunia dan akhirat.

 

Aku perlu memperbaiki diri. Kepalaku sudah sembuh. Terimakasih.

 

Keilahian dalam Kelemahan

Pulang Ekaristi jam 0920 wib di stasi Yohanes Pemandi Batu Rusa Bangka, aku singgah di gubuk tua Cuncio. Delapan cucunya berhambur menyalami. 1 dari 2 lelaki yang duduk di depan lari ke belakang memanggil mama dan papanya. Sedang 1 lelaki tetap duduk bengong memandang jalan utama Sungailiat – Pangkalpinang.

 

“Susah pastor, dia sudah berumur 33 tahun. Dia belum bisa mandiri. Kalau dia tidak diajak makan, maka dia berdiam diri di tempat itu terus. Tidak ada rasa capek. Tidak ada rasa lapar. Tidak ada rasa susah. Tetapi dia menyusahkan saya. Sekarang saya harus mengarahkan dia terus untuk bekerja, tetapi kalau dia tidak diarahkan, maka dia berdiam terus. Tetapi dia pasti mau bekerja apapun kalau kita menyuruhnya.”

 

Saya memanggil Lean untuk duduk di sampingku. Dia tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya. Ketika Cuncio memanggil dengan nada meninggi, dia beranjak dari tempatnya menuju ke tempatku. “Ini Yesus! Yesus datang ke rumah kita. Mintalah berkat padaNya, agar kau sehat!”

 

Aku terperanjat mendengar kepolosan Cuncio. Dia mengimani bahwa kehadiran seorang imam adalah pengejawantahan Tuhan. Jelaslah bahwa seluruh anak, cucu, dan isterinya meninggalkan segalanya untuk menyambut tamu agung, yang dipandangnya sebagai Yesus.

 

Namamu siapa?

 

Lean

 

“Aku punya tangan, kau punya tangan khan?”

 

Iya

 

Aku punya kaki, kau punya kaki khan?

 

Iya

 

Aku punya kepala, kau punya kepala khan?

 

Iya

 

Aku punya tubuh, kau punya tubuh khan?

 

Iya

 

Aku punya kaki, kau punya kaki khan?

 

Iya

 

Kita adalah sama. Tidak ada perbedaan di antara kau dengan pastor! pastor bisa bekerja, kau juga bisa bekerja. Pastor bisa memijak, kau bisa memijat. Pastor bisa memperbaiki motor, kau juga bisa. Pastor bisa bercocok tanam, kau pun bisa. Tuhan menciptakan kita sama. Kau harus bekerja menggunakan otak dan tubuhmu!

 

Cuncio bengong mendengar percakapan kami. Dia tidak menyangka bahwa anaknya mempunyai kesamaan dengan pastor yang dihormatinya. Kalau Cuncio menghormati pastor, maka dia juga menghormati Lean dan semua orang.

 

Kedua tangan saya mulai memijat seluk-seluk bagian penting tubuh. Tubuh Lean menggelinjang. Saya mengkursus memijat untuk Lean. Pengalaman dipijit mengajar dia memijit. Setelah saya selesai memijit, saya meminta Lean untuk memijit tubuh. “Luarbiasa pandai dia memijat! Keterampilan memijat bisa dipakai untuk mencari uang.”

 

Cuncio bengong melihat perilaku kami berdua. “Allah menolong kami. Terimakasih pastor!”

 

Untung dia tidak memanggil saya Yesus ketika saya berpamitan pulang. Di atas motor Cripton tahun 1993 BN 7654 HD,”Kita merasa tidak layak di hadapan Tuhan untuk menjadi pelayanNya, karena dosa dan kelemahan kita. Di dalam segala cacat dan cela orang sederhana masih memandang keilahian. Masih layakkah kita melangkah saat ini di tengah hiruk pikuk dunia yang menawarkan banyak kenikmatan sesaat?”

 

(21 September 2002, detik-detik menjelang ULANG TAHUN TAHBISAN IMAMATKU KE-6)

Bentol Sekujur Tubuh

wisma keuskupan pangkalpinang

 

 

 

 Pasangan Lon dengan Lin mengundang makan 5 September 2007 di rumahnya di Pangkalpinang dalam rangka HUT perkawinan ke-19 tahun. Tuhan menganugerahi  Tan, Tin dan Tun. Tan kelas III Steladuce Yogyakarta, Tin kelas III SMP St Theresia, dan Tun kelas IV SD Theresia Pangkalpinang. Di sela-sela makan ikan panggang, ikan rebus, dan lokan ibu Lin meminta masukan. “Tun mempunyai kebiasaan minum incidal dan beberapa dokter kulit setiap malam pukul 20 wib. Kalau obat tersebut tidak diminum maka sekujur tubuh Tun memerah bentol-bentol sekujur tubuh. Kebiasaan minum obat tersebut sudah berlangsung 3 tahun. Saya takut obat tersebut berdampak ke organ tubuh lain. Bisakah hal tersebut di atasi?”

 

 

Rumah tempat keluarga Lon adalah tingkat V. Mereka tinggal di lantai 1 dan lantai 2, sedangkan di atas mereka adalah tempat tinggal ribuan wallet. Di lantai 1 terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar tidur, 1 kamar tamu, dan 1 kamar makan, sedangkan lantai 2 terdapat 1 kamar tamu, 2 kamar tidur. Setiap anak mendapat jatah 1 kamar. Jadi kamar di bawah masing-masing ditempati oleh Tin dan Tun

 

 

 “Lantai III-V adalah rumah walet. Setiap dasar ruangan terdapat air menggenang. Cahaya matahari tidak bisa menembus bebas ke seluruh ruangan di lantai 1. Sirkulasi udara tidak bisa mengalir karena pintu-pintu tertutup. Maka hal ini menyebakan ruangan ini gelap dan lembab. Banyak nyamuk berkeliaran di lantai 1. Untuk mengatasi nyamuk-nyamuk nakal anda menyalakan 24 jam obat nyamuk cap 3 Roda di setiap sudut ruangan. Ruangan sudah lembab dan gelap bercampur dengan bau apek obat nyambuk. Sangat mungkin ruangan inilah penyebabnya. Ada baiknya anda mencoba memindah Tun di lantai 2!”

 “Tin juga tinggal di lantai 1, tetapi dia sehat?” Lon menjelaskan situasi kedua kamar di lantai 1.

 

 

 “Kamar Tin terdapat jendela keluar. Udara dan cahaya bisa bebas memancar dan mengalir ke sana, sedangkan kamar Tun tertutup sama sekali. Pencahayaan hanya dari lampu, udara dari kipas angin. Di kamar II matahari bersinar terang masuk leluasa ke seluruh kamar. Angin timur meniup kencang ke setiap cela-cela kamar. Udara yang mengalir dan panas matahari membuat ruangan menjadi lebih kering. Setiap orang leluasa menghirup udara segar, tanpa dicemari dengan obat nyamuk.”

 “Pastor belajar teologi dan filsafat. Kalau pastor menjelaskan tentang firman Tuhan kepada kami, saya lebih yakin. Kalau pastor berdoa untuk Tun, saya lebih bisa berterima. Kalau pastor menganjurkan kami berdoa rosario atau ekaristi, mungkin kami akan mencoba. Kalau seorang arsitek menjelaskan kepada kami tentang bangunan ini, saya lebih percaya. Saya percaya bahwa perancang bangunan walet dan tempat tinggal sudah memperhitungkan dengan sangat cermat. Walaupun demikian saya akan mencoba saran pastor, karena kami terlanjut minta saran kepada pastor.” Dahi Lon berkerut. Dia kurang berterima dengan masukan pastor. hanya karena dia sudah terlanjut meminta tolong kepada pastor, maka dia akan mencoba saran itu.

 

 

 “Imanmu menyelamatkanmu.” Pastor meneguhkan pasangan tersebut sambil memandang tulang-tulang ikan bakar Jebung di depan meja makan.

 

 

 Udang rebus tinggal kulit-kulit. Sarang lokan sudah menumpuk. Sambal blacan sudah ludes. Cangkang kepiting penuh di ranjang. Buah mangga harum manis dan juice jeruk sudah menunggu di samping kanan. Ruang di perut sudah mulai penuh di setiap sudut. Rasa gembira datang seiring dengan rasa kenyang. Lapar dan kenyang adalah perasaan, yang datang silih berganti. Datang dan pergi juga tak terhindarkan. Perjumpaan dan perpisahan menjadi satu mata kehidupan.

 

 

“Pastor, 2 minggu sudah Tun tidur di lantai 2, tetapi dia tergantung obat. Kalau dia tidak meminum obat  Incidal dan obat dokter kulit, sekujur tubuh bentol-bentol! Berarti penyebab bentol-bentol adalah alergi makanan seperti kata dokter, ya?” Lin menjelaskan kepada pastor melalui telepon pukul 1830 wib.

 

 

“Tun sudah terbiasa meminum obat Incidal. Dia khawatir bentol-bentol di sekujur tubuh datang kalau dia tidak meminumnya. Sekarang persoalannya bukan pada ruangan tetapi keyakinan Tun bahwa minum obat badan menjadi mulus, sedangkan lepas obat membuat sekujur tubuh bentol-bentol merah sekujur tubuh. Untuk mengubah pola Tun, gantilah isi kapsul tersebut dengan gula pasir atau tepung makanan yang sehat. Kita coba hal ini 7 hari.”

 “Pastor bukan seorang apoteker. Pastor juga bukan seorang dokter. Pastor adalah seorang pelayan Tuhan. Siapa tahu perkataan pastor menjadi kenyataan. Saya akan mencoba. Mohon doa.” Ujar ibu Lin kepada pastor.

 

 

 “Tidak mudah memang mengubah keyakinan merusak orang dewasa. Lebih mudah mengubah keyakinan merusak anak-anak menjadi keyakinan membangun. Ketika pola pendampingan orang tua terhadap anak berubah, maka anak sangat terbantu untuk mengembangkan keyakinan-keyakinan luhur. Ibu sebagai orang tua harus menanamkan keyakinan kepada Tun bahwa dia sehat. Runtuhkan keyakinan menghancurkan Tun dengan cara itu!”

“Kami sudah berkeliling ke banyak taipak dan dokter, tetapi dia belum juga sembuh. Kami sudah capek. Rasanya saya ingin berhenti berlari. Semoga melalui tangan pastor Tun sembuh.” Lin menyingkapkan beban hatinya dan pengharapannya. Dia mohon berkat di ujung percakapan kami.

 

 

Pastor hanya manusia biasa; yang bisa menangis dan tertawa, yang bisa sedih dan bergembira, yang bisa lapar dan kenyang, yang bisa mengantuk dan segar, yang bekerja siang dan malam. Kebetulan saja belajar teologi, filsafat dan Neoro linguistic programming. Psikis seringkali membuat orang sakit. Keyakinan menghambat seringkali menghancurkan orang. Keyakinan tidak berhubungan dengan apoteker, arsitek atau teknik sipil. Masalah Tun, Lon dan Lin adalah masalah keyakinan.

 

 

 “Pastor benar wo. Saya sudah mencoba mengganti isi incidal dengan gula pasir selama 7 hari. Ces pleng! Minum incidal atau gula pasir bisa mengatasi jentol-jentol di sekujur tubuh Tun. Saya menunjukkan kepada Tun bahwa selama ini isi kapsul adalah gula pasir. Mengetahui hal ini, maka keyakinan Tun runtuh. Demikian juga keyakinan saya. Mulai sekarang dia sudah bebas dari obat.” Bapak Lon menceritakan keadaan anaknya berkobar-kobar. Kegembiraan hati meluap memenuhi hati mereka.

 

 

5 September 2008 keluarga Lon dan Lin mereka mengundang pastor makan kepiting rebus di rumahnya. 1 tahun yang lalu pastor melihat bentol-bentol sekujur tubuh Tun, sekarang kulit Tun sudah putih berseri. “Keyakinan seseorang sangat dahsyat. Bagaimana kehebatan iman? Pasti kedahsyatannya melebihi keyakinan.”

 

 

Hati Mendua

Wisma Keuskupan, 18 September 2008

 

 

Pernikahan Nini dengan Mumu sudah 16 tahun. Buah pernikahan mereka yakni 3 orang anak. Anak pertama adalah wanita, sedangkan anak kedua adalah lelaki. Anak pertama diberi nama Yuni, karena dia lahir di bulan Juni 1993. Anak kedua diberi nama kedua diberi nama Agus, karena lahir di bulan Agustus 1994. Anak ketiga diberi nama Januarius, karena dia lahir di bulan Januari 1998. Anak pertama III SMP, anak kedua kelas II SMP, anak ketiga kelasV SD. Menurut Mumu mereka sebenarnya mempunyai 4 anak, yang meninggal dunia 1 anak.

 

Mereka mengundan saya untuk melihat kondisi rumah tingkatnya. Di lantai bawah terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 2 kamar tamu, 2 tempat parkir mobil, 2 pintu masuk ke rumah, 2 pintu gerbang. Perabotan di kamar tamu yang tampak adalah 2 aquarium, 1 televisi, 1 jam diding, 2 set tempat duduk dan meja, 1 dapur, dan 2 sumur, dan 2 pompa mesin air.

 

Bisakah lihat kamar saya pastor? Pinta Mumu.

 

Boleh. Di dalam kamarmu kulihat terdapat 2 bantal, 2 bantal guling, 1 AC, 1 meja belajar, 1 kamar mandi, 2 ranjang dijadikan satu, 2 hand phone nokia tergeletak di atas meja belajar. Kau dua dua hari lalu makan malam dimana?

 

Saya makan di restoran Sea Food.

 

Mulai kapan kau suka “Jajan”?

 

Kadang bosan makan di rumah. Sekali waktu cari variasi di luar pastor. Jelas Mumu sambil mata kiri melirik ke arah Nini.

 

Bagus sekali kamarmu. Tidak ada persoalan dengan kamar. Yang menjadi persoalan adalah kecenderungan “jajan.”

 

Sekarang lihat juga lantai atas pastor. Lihat juga kamar saya dan anak-anak.” Nini tidak mau kalah dengan Mumu. Masakan kamar Mumu dilihat sedangkan kamar Nini tidak. Rasa iri Nini muncul.

 

Boleh. Omong-omong makanan yang paling engkau sukai apa?

 

Asinan kelubi

 

Wah, memang pernikahan kalian masam?

 

Mereka berdua cengengesan.

 

Ini kamar saya pastor!” Nini menunjukkan kamarnya. “Maaf pastor, berantakan!”

 

Ya, gak apa yo. Saya melihat di ranjangmu ada 2 bantal, 2 bantal guling, 2 rosario kuning dan ungu, 2 tas, 2 lembar uang seribuan, 1 TV, 1 AC, 1 hand phone Nokia, 1 Sonny Eriction, 1 televisi, 1 video player, 1 kamar mandi, 1 almari besar dengan 4 kaca. Kamarmu sangat bagus. Cahaya cerah. Udara segar. Lantai bersih. Cat teduh. Ruangan besar. Tempat tidur empuk. Bagus sekali kamar ini. Yang menjadi persoalan adalah penghuninya. Kalian tidur di kamar masing-masing, tetapi kalian masih menyediakan 2 bantal dan 2 bantal guling.  Satu sisi Nini rindu agar Mumu kembali menempati bantal itu, sisi lain Mumu rindu Nini menempati bantal kosong di kamar Mumu. Atau hatimu mendua?

 

Mereka berdua saling adu pandang. Saya tertawa ngikik, he he …

 

Jangan ditanggapi serius. Ini khan guyon.

 

Saya meninggalkan kamar tidur Nini menuju ke kamar tamu di lantai bawah. Sekali waktu saya melihat 2 kamar anak-anak. Sembari berjalan diiringi Mumu dan Nini, saya bertanya kepada Mimi. Hari ini engkau makan apa?

 

“Saya makan sayur lempa darat dan tahu.”

 

“Kau makan 2 macam?”

 

“Ya.”

 

“Apa saja bahan untuk memasak sayur lempa darat?”

 

“Mentimun, buah keladi, batang keladi, terong, daun katub, singkong.”

 

“Ketika Ulang tahun Meme, di rumah Meme anda pernah menceritakan kisah tentang mentimun di rumah Mei. Sejauh yang saya ingat, anda pernah bercerita tentang bahwa setelah ekaristi di rumah Mei, tuan rumah menyediakan makan malam. Zuzu membuka almari es di samping nasi dan sayur. Dia mengambil mentimun di dalam almari es. Timun itu ditunjukkan kepada para tamu, yang adalah ibu-ibu muda. Dia berkelakar apakah punya Z sebesar ini (ia mengangkat timur di tangan kiri) atau sekecil ini (dia mengambil terong kecil di meja makan). Rekan-rekan tertawa cekikikan. Apakah anda masih mengingat kejadian di rumah Mei Juli 2008?”

 

“Dia memang sableng. Beberapa benda sering dikait-kaitkan dengan barang-barang vital.” Jawab Nini sambil menoleh kearah Mumu.

 

Apakah Nini mendambakan mentimun dari suamimu? Atau apakah ada persoalan hubungan intim di antara kalian?

 

Nini menatap wajah Mumu. Mumu tertunduk dengan muka memerah.

 

Sebenarnya makanan yang paling saya suka adalah asinan kelubi, jambu air, cermai. Saya suka dengan sayur berkuah. Kuah memperlancar saluran masuk dari kerongkongan ke pencernaan.

 

Saya bukan menanyakan tentang manakan kesukaan Mumu, tetapi anda mengalihkan pertanyaan saya ke pokok yang lain. Saya menanyakan tentang apa makanan hari ini? Tetapi sekiranya anda memang lebih suka asinan, bagus juga. Apakah anda bisa menjelaskan tentang saya makanan kesukaan anda tersebut?

 

Namanya saja asinan. Asin rasanya. Ada rasa sepet. Ada rasa getir. Ada rasa manis.

 

Oh, bagus sekali. Anda mempunyai 2 hand phone, 2 cincin, dan dua dua yang lain dari dua orang berbeda. Apakah anda bahagia dengan perkawinan anda? Atau makanan kesukaan anda menjadi cermin makanan kesukaan anda? Anda merasakan bahwa hubungan kalian getir, sepet, asin, dan juga manis? Apakah anda menjalin hubungan dengan lelaki lain selain suami anda? Atau anda mencintai lelaki lain?

 

Nini menarik nafas panjang. Dia terdiam. Saya menikah dan tinggal bersama selama 17 tahun, tetapi saya tidak mencintai dia. Saya menikah karena saya meyakini bahwa pernikahan ini karena ayah. Saya mempertahankan pernikahan karena ayah dan anak. Saya sudah pernah dikecewakan olehnya, maka saya memberi ruang untuk seorang lelaki. Saya sangat mencintainya walaupun saya tidak bisa memilikinya. Saya mencintai sebatas saya mencintai.

 

Saya kagum terhadap anda. Anda mampu mempertahankan sakramen pernikahan anda selama 17 tahun. Anda berani mengorbankan diri anda demi anak-anak dan ayah. Sayang anda tidak bisa kembali ke 17 tahun silam untuk menolak semua keganjilan hidup. Saya percaya anda bisa mempertahankan sakramen perkawinan sampai akhir hayat. Syukurlah bahwa anda boleh mengalami cinta terhadap lelaki lain. Asalkan anda tetap memegang teguh nilai-nilai moral, agama dan adat.

 

Hidup ini tidak sebatas hanya cinta. Hidup ini tidak sebatas nafsu. Hidup ini tidak sebatas harta. Hidup ini tidak sebatas kedudukan. Saya sangat bahagia melihat ketiga anak saya, terutama anak ketiga, yang saya yakini pembawa hoki bagi keluarga. Saya rela mengorbankan apapun demi ketiga anak saya. Saya lebih memilih ketiga anak saya daripada lelaki yang saya cintai atau suami.

 

Bagus sekali … pertahankan sakramen pernikahan maka seluruh hidup akan membawa kepada kekudusan. Beberapa waktu lalu suami anda pernah menyampaikan kepada saya bahwa dia sangat mencintai dan sayang kepada anda. Dia sangat menyesal pernah melukai anda.  Dia merindukan untuk kembali tidur bersama sekamar.

 

Masa lalu sudah lewat. Saya sudah memaafkan dia. Masalahnya bukan pada saya mau atau tidak mau, tetapi Mumu mau tidur sendiri di kamar bawah. Silahkan saja kalau dia mau kembali ke kamar. Asalkan AC jangan dinyalakan di malam hari dan lampu kamar dimatikan di malam hari.

 

Oke, terimakasih Nini. Sekarang pastor mau bercakap-cakap dengan Mumu. Kau boleh menyiapkan makan siang untuk kita.

 

Anda pernah bercerita bahwa rumah yang sering anda tempati berjumlah 2 rumah, 2 mobil, 2 sopir, 2 pembantu.

 

Iya. Saya sering keluar kota. Rumah di Jakarta ditunggu 1 pembantu, 1 sopir dan 1 mobil. Jadi kalau saya ke Jakarta tidak perlu lagi meningap di hotel.

 

Anda mempunyai 2 hand phone. Anda mengenakan 2 cincin di tangan kiri dan tangan kanan. Anda beberapa kali ganti jam tangan. Betulkah itu?

 

Iya, pastor. Jawab Mumu.

 

Nini meminta kepadamu agar kau segera menceraikan dia. Ada apa ya? Apakah kau selingkuh? Atau kau sudah tidak mampu bertempur?

 

Wanita dari Menado sangat cantik. Saya menjalin hubungan dengan dia selama 2 tahun. Berulangkali dia mau bunuh diri setiap saya mau memutuskan hubungan kami. Saya belum tega melepaskannya, tetapi saya tidak mau menceraikan isteri saya. Saya sudah tidak mampu bertempur karena saya stress dengan persoalan ini. Ada pergolakan batin di dalam diri saya antara melepaskan wanita menado itu dan kembali ke isteri saya atau mempertahankan hubungan perselingkuhan kami dengan resiko ancaman dari isteri untuk segera menceraikannya.

 

Apakah anda sungguh mencintai wanita itu atau sekedar rekreasi?

 

Daya tempur saya sudah jauh menurun. Siapa tahu dengan variasi semangat itu bangkit kembali. Justru persoalan memperburuk situasi, bukan memperbaiki diri. Saya mencintai keluarga. Tolonglah saya pastor agar saya bisa lepas dari wanita Menado itu.

 

Anda sungguh berniat kembali kepada keluarga?

 

Ya pastor. Tolong saya!

 

Isteri anda mengatakan kepada saya bahwa dia sangat mencintai anda dan anak-anak. Dia merindukanmu untuk tidur sekamar dan seranjang. Anda sama-sama mencintai keluarga daripada hal lain. Saran saya metanoia (berbalik dari jalan sesat/salah menuju ke jalan benar), berdoalah setiap hari, dan putuskan hubunganmu dengan wanita itu dengan aneka macam cara.

 

Terimakasih … saya mencintai isteri dan anak-anak.

 

Mulailah mencintai masakan isteri anda walaupun masakan tersebut terasa kurang enak di mulut anda. Lihatlah dengan hati tulus.

 

Mutiara Hati

Wisma Keuskupan, 16 September 2008

 

Terkadang sebagai manusia kita melihat segala sesuatu dari kelebihan. Manusia mengharapkan hasil yang lebih dari yang diharapkan. Manusia bersedia memberi dari kelebihan. Manusia memberikan syarat dan kriteria karena mengharapkan sesuatu hal yang “lebih”. Manusia tak sadar, bahwa kelebihan berawal dari kekurangan. Lebih merupakan kesatuan dari elemen-elemen yang melebur dari kurang.

 

Sikap pamrih seringkali menjadi motivasi orang untuk memberi.

 

Sesungguhnya hal yang indah berawal dari kekurangan. Memberi dari kekurangan, mencintai dari kekurangan, Kekurangan memberi nilai tambah bahkan makna yang lebih dari sekedar kata. Dari kekurangan tersimpan ketulusan, tersimpan pengertian, tersimpan keindahan. Apa yang dikatakan kurang merupakan berharga. Manusia akan belajar mencintai dari kekurangan. Manusia akan belajar mengasihi dari kekurangan. Manusia akan mengerti kehidupan dari kekurangan yang melekat dalam dirinya dan manusia akan menghargai apa yang ada dari kekurangan. Berarti Kekurangan merupakan kelebihan. Kekurangan merupakan awal manusia untuk belajar dan memahami akan arti menghargai. Amin

 

Si janda itu memasukkan uang persembahan dari seluruh harta miliknya. Padahal di mata orang, hidupnya berkekurangan secara materi. Tetapi dia mempunyai sikap murah hati.

 

Kekurangan yang merupakan kelebihan dapat tergantikan dengan empati dan prakteknya. Artinya mampu merasakan, apa yang dirasakan orang lain. Mampu menempatkan diri pada posisi, situasi dan keadaan orang lain. Memberi dari kekurangan sekalipun kita masih membutuhkan karena disanggupkan oleh empati. Empati bukan sekedar simpati saja. Bukankah kekurangan berwujud keterbatasan yang dimiliki justru membentuk kelebihan sebagai manusia.

 

Ketika orang lain tersandung batu, hatiku tergerak oleh belaskasih orang itu. Ketika ada orang lapar, kita memberi makan. Ketika ada orang haus, kita memberi dia minum. Ketika ada orang menangis, kita menghibur. Ketika ada ruang kosong, kita mengisi. Ketika orang kurang kasih sayang, kita mengasihi dalam Tuhan dengan tulus. Begitulah empati. Hati kita digerakkan oleh belaskasih terhadap orang lain.

 

Aku memiliki keterbatasan sebagai seseorang yang butuh disayangi, semua itu tambah berkurang ketika aku dicampakkan, dibuang, dikhianati oleh seorang yang katanya saleh. Dengan kosongnya hati akan cinta dan kerinduan diperlakukan penuh kasih sayang, aku menjadi hampa. Ketika hati hampa, jiwa merana, pikiran kacau aku dipulihkan dengan memberi perhatian, memberi cinta, memberi sayang, memberi makna.

 

Kata orang aku adalah orang sakit, orang berkekurangan bukan sekedar materi tetapi juga kekurangan cinta. Ketika aku tak memahami semua yang terjadi, aku marah, kecewa, sakit hati, putus asa, depresi, bahkan luluh lantah. Kini aku mengerti, apa yang seharusnya kulakukan bahwa apa yang menjadi kekuranganku seharusnya membentuk aku, memulihkan aku.

 

Perkataan orang sering menjadi cermin tentang diri kita. Bila kita terbuka terhadap sapaan orang lain, maka kita semakin bisa mengenal diri kita. Kita bisa menemukan mutiara-mutiara indah dalam hubungan dengan orang lain.

 

Dengan kekurangan aku mengerti apa itu kelebihan. Dengan kekurangan aku mengerti bagaimana menyayangi. Dengan kekurangan aku memaknai arti cinta. Dengan kekurangan memampukan aku untuk memaafkan orang-orang yang telah menyakitiku. Orang-orang yang tak peduli dengan perasaanku bahkan hidup matinya aku.

 

Yang kulakukan adalah memurnikan hati, mengesampingkan cinta diri dan merasakan dengan menggambarkan apa yang terjadi jika seandainya aku berada di posisi mereka. Saat orang menyakitiku hingga aku terluka, aku mencoba membayangkan dan memahami mengapa mereka melakukan itu. Jawabannya adalah situasi, keadaan, kondisi mereka yang tidak memungkinkan mereka untuk belajar bagaimana memberi, memahami hidup, menghargai orang, merasakan penderitaan orang.

 

Semua kutarik dengan cara berpikir positif dan empati. Sehingga aku mampu memaafkan. Jika aku selalu meminta, menuntut, berbuat semua demi kebaikanku maka aku gagal. Gagal menjadi pemenang di hadapan Tuhan.

 

Meletakkan ego kita di sudut ruangan. Terbang memasuki pikiran orang lain. Memasuki dunia orang lain. Menyatukan hati kita dengan hati orang lain. Membuat kita memahami dunia orang lain, motivasi orang lain, perilaku orang lain, perkataan orang lain.

 

Dalam semua sikap, cara, tutur kata dan pemikiranku. Aku tak pernah kalah. Tidak ada yang terkalahkan. Ada sesuatu hal besar yang tak mampu tergambarkan yaitu kemenangan hati. Karena aku bukan pengecut apalagi anak kecil yang ketika jatuh meminta digendong, merengek ketika tak bisa dipenuhi harapannya.

 

Aku adalah aku. Mengasah nurani, memurnikan hati. Aku tak selalu kuat. Seringkali terjatuh tetapi pekerjaan bukan hanya dinilai dari hasil namun upaya yang dilakukan sehingga aku hanya mencoba berpikir untuk kebaikan orang lain, meringankan beban mereka. Seperti itulah aku keluar dari kelamnya jalan yang kulewati, dari sesaknya hati, dari ketidakberdayaan dan dari kekurangan yang kumiliki dari kekurangan yang seolah menjadi parasit dalam diriku.

 

Orang menang adalah orang yang bisa mengalahkan diri sendiri (ego), dia bertindak dengan hati. Ketika ego terkulai, maka hati berbicara. Disinilah terjadi pemberontakan ego terhadap hati. Pemberontakan ini menimbulkan perasaan galau, kesesakan hati. Perasaan merupakan  cermin diri. Sangat mungkin sekali terjadi ada ketidaksesuaian hidup antara pikiran kita dengan hati nurani.

 

Itukan yang dimaksud dengan perasaan dan kata hati?

 

Jangan mencampuradukkan perasaan dengan hati nurani. Barometer paling jujur adalah perasaan. Maka untuk memantau keberadaan diri yang berpijak dari hati adalah dari perasaan.

 

Betul. Tapi pikiran dengan hati nurani mencerminkan pikiran sebagai perasaan. Kenyataan lebih banyak ditangkap oleh indera. Kenyataan berubah-ubah sedangkan hati nurani atau kata hati adalah tetap. Hati menuntun dari kedalaman diri.

 

Indera memang menangkap segala sesuatu yang berubah-ubah di luar diri. Tangkapan panca indera diproses oleh pikiran. Hasil pemrosesan pemikiran bisa melahirkan perasaan senang atau susah. Sedang hati tidak pernah berubah-ubah. Hanya saja hati seringkali terkacaukan oleh kelamnya pikiran dan rasa galau.

 

Ketika aku menyanyangi seseorang, perasaanku berkata aku tak dapat hidup tanpa dia, aku akan bahagia jika bersanding dengannya. Namun setelah hari berganti, diskusi dan interaksi terjalin, hingga menciptakan pengalaman hati. Nuraniku mengatakan, “ia bukan yang terbaik.”

 

Aku tilik, selidiki kembali. Aku jalani dengan santai. Aku banyak menenangkan diri. Aku diyakinkan untuk meninggalkannya dan sekedar menganggap dia sebagai sahabat. Damai sejahtera ketika aku mengikuti itu namun menyiksa perasaanku untuk bisa bersama dia. Mengulang cerita bahkan menuju gerbang hidup baru. Tetapi hatiku bicara,” tak mungkiin kupaksakan semua itu karena itu tak akan membawa kebaikan hanya siksa hati.” Kesesakan ini kujalani untuk kedua kalinya setelah peristiwa kelam yang kuhadapi.

 

Satu sisi masih merindukan menikah dengan orang saleh itu, tetapi di sisi lain kau mau meninggalkan dia karena dia tidak layak untuk dimiliki (dinikahi). Dua keinginan berbeda ini membuat hatimu sesak, timbul konflik batin di dalam dirimu. Bahkan ada konflik antara hatimu dengan nafsu biarahimu atau nafsu memiliki.

 

Jadi mana yang harus kuikuti? Seorang hamba Tuhan mengatakan padaku bahwa sebenarnya aku tahu apa yang harus kulakukan, dan karenanya aku harus membuat ketetapan hati. Aku tahu bahwa dia bukan yang terbaik, jadi aku menetapkan hatiku.

 

Sebenarnya banyak yang membuatku sesak hati. Bukan hanya masalah pendamping hidup saja.

 

Seringkali orang bertindak sesuai dengan perkataan orang, bukan berpijak dari hati. Menjadi persoalan ketika masukan orang itu justru melencengkan langkah kita. Cermatilah apapun perkataan orang dengan bijak. Nilailah dia dengan nilai-nilai ilahi yang tertancap di dasar hati. Bilamana sesuai dengan nilai luhur dari Tuhan, maka terimalah itu sebagai masukan berharga untuk mengada sesuai panggilan kita.

 

Aku sesak dengan kondisi keluargaku, aku ingin segera keluar namun aku belum diijinkan Tuhan untuk mengambil jalan pintas. Ya mencari penawar. Aku memang belum baik bahkan belum jadi yang terbaik tetapi aku ingin menemukan makna hidup. Aku mencari jalan apa yang harus kutempuh karena aku tak ingin sia-sia. Sekalipun kecil dan hanya sedikit memberikan sumbangsih, nilai yang kecil namun arti yang luar biasa bermakna. Semua harus dilewati, bukan dihindari.

 

Aku sesak karena aku tak mampu menjadi tumpuan bagi orang-orang yang kusayangi karena keterbatasanku. Mereka yang memahami kondisiku memberikan semangat dan pengertian. Aku menjadi tumpuan harapan namun aku belum memiliki kekuatan. Sehingga ketika aku merasakan tak mampu menjadi sesuatu, aku memberikan sesuatu sekalipun itu mungkin tak banyak membantu.

 

Itulah yang kini menimpa aku dalam kondisi keluargaku. Keluargaku, ibuku menaruh harapan padaku. Sekalipun ia tak pernah meminta, tak pernah mengatakan namun aku bisa melihat jelas bahwa ia berharap banyak padaku Pastor. Yang bisa kulakukan saat ini hanya berharap agar suatu hari aku dapat memenuhi harapan. Melakukan yang bisa kulakukan. Menjadi pegangan, memberi bahu untuk menangis, memberi waktu untuk mendengarkan. Itu juga yang kulakukan pada rekan-rakan yang sedang menghadapi situasi yang sama denganku. Aku merasakan kegelisahan, ketakutan dan kelemahan mereka karena aku pernah bahkan saat ini mengalami hal yang sama. Itu mengobati aku Pastor.

 

Jika tidak mungkin dalam situasi seperti ini aku akan seperti dulu, terkulai lemah, sakit tanpa tahu apa obatnya. Depresi! Bahkan kehilangan harapan. Kini ada tangan yang menggenggam, ada bahu yang menggendong, ada hati yang tulus menerimaku, ada sahabat setia yang selalu mendengarku, keagungan Tuhan. Itulah yang menguatkanku dan memampukanku. Tiap kali aku sesak, aku merasa itu merupakan bagian dari proses pemurnian Tuhan untuk mendidik, menghilangkan segala sesuatu yang buruk dari diriku.

 

Sebagai manusia aku tidak dapat mengandalkan kekuatan sendiri atau mengandalkan manusia. Pastor pun melihat perubahan ketika pertama kali aku bertemu dengan pastor dan saat sekarang. 1 tahun mematangkan langkah ku, 1 tahun banyak hal yang kuhadapi, 1 tahun aku memulihkan diriku dengan mencari Tuhan. Selalu menangis meminta agar IA mengangkat segala perasaan tak berguna.

 

Kalau pun sekarang aku masih mengalami kesesakan hati itu makin mendekatkan aku pada Tuhan. Makin membuat aku mengerti mengapa semua memang harus kulewati. Ditinggalkan membuat ku untuk memelihara, menghargai. Ditinggalkan papa membuat aku memahami arti memelihara dan menghargai keberadaan anak, anak merasa ditinggalkan kakak membuatku memahami arti dan menghargai menjadi seorang yang terbuka pada setiap saat.

 

Kalau aku tak mau mengubah diri kapan aku berubah. Perubahan harus dari diri sendiri.

 

Oke .. Itu langkah tepat. Bagus sekali kau menyadari bahwa rasa sesak itu bagian dari proses pemurnian diri. Ikutilah alur alammu sesuai dengan naluri dan hatimu.

 

Iya Pastor, aku setuju sekali. Seperti yang Pastor bilang bahwa aku adalah orang yang memiliki perasaan yang menggelombang, berubah ubah sehingga mengacaukan hati. Tapi aku punya kendali, yaitu pengendalian diri. Itu yang sekarang aku lakukan ketika perasaan berubah-ubah, aku mengendalikan diri.

 

Kendalikan perasaanmu, pikiranmu, dan perilakumu dengan hati!

 

Aku sekarang lagi mencoba untuk melupakan rasa sayangku terhadap cowokku menjadi rasa sayang terhadap sahabat. Aku lagi sesak karena ini saja kok, bukan karena hal lain. Hal di luar ini yang membuat sesak membuat aku menjadi bahagia manakala aku mencoba memberi diriku untuk melakukan yang bisa kulakukan. Tetapi untuk masalah satu ini, masih sangat membuat aku bingung.

 

Ada pertentangan antara rindu mencintai dengan menjadi sekedar sahabat, yang tanpa mau memiliki. Juga kau masih berjuang untuk mengikuti jejak hidupmu berdasar hati nuranimu. Itu masih perjuangan. Perasaanmu masih bergelombang untuk saat ini walaupun terkesan sudah jauh lebih baik daripada 1 tahun yang lalu.

 

Iyalah Pastor, tak mudah untuk melupakan atau mengubah perasaan apalagi belakangan ini aku udah dekat dengan cowokku ini. Sekalipun hanya berkisar 3 bulan aja, tetapi ada makna yang terlanjur tersirat di hatiku. Ada harapan yang kugantung dan harus secara cepat kulepaskan.

 

Sesak hati karena semuanya datang bertubi-tubi, cepat, serentak, terjadi mendadak. Satu masalah barus kuhadapi datang lagi, datang lagi, datang lagi sehingga kadang aku lelah. Kenapa terjadi saat ini, dalam hitungan menit, dalam hitungan minggu. Karena itu sekarang aku hanya ingin diam, gak mau banyak bergerak, mencoba mengikuti alurnya. Supaya tidak mudah lelah, supaya yang telah dilakukan tidak sia-sia, supaya aku gak tergoyahkan. Mengikuti jejak langkah yang ada.

 

Ikutilah jalur alammu maka kau bahagia .

 

 

Iya Pastor, aku ikuti saja semuanya. Belum ada yang datang maka aku menunggu, belum dihubungi maka aku menunggu, belum dicari maka aku menunggu. Semua kubiarkan terjadi sesuai dengan yang seharusnya tanpa aku yang merombak atau mencari-cari sendiri.

 

Dia memahat diri. Terkadang terasa perih. Terkadang merasa lembut manakala Dia membelai kita. Biarkan saja Dia mau membentuk kita sesuai dengan kehendakNya. Semua dibutuhkan kesabaran dalam menanti sebuat tujuan akhir dari proses penyempurnaan hidup.

 

Setiap langkah yang dilakukan akan meninggalkan jejak. Jejak jejak itu akan memandu, mengarahkan dan meninggalkan kebijaksanaan, kedewasaan. Membawa setiap kaki yang melangkah dan mengikuti jejak. Membawa pada pengharapan, pengertian dan jalan keluar. Jalan kehidupan yang ingin digapai. Ibarat biji yang mati, masuk ke dalam tanah untuk menyebar. Akhirnya membuahkan hasil yang merambat.

 

Yap, tepat sekali.

 

Hasilnya itu akan berbuah, semakin banyak yang bisa melihat, menuai dan merasakan hasilnya. Bukan pengorbanan hanya kesediaan. Jika dianggap pengorbanan maka yang tersimpan adalah rasa sakit, tapi kesediaan akan memampukan karena dalam kesediaan ada tujuan yang membahagiakan hati. Ada damai dan ketenangan yang melembutkan dan menyentuh. Kesediaan merupakan kerelaan untuk ditempa, dihancurkan, dibentuk, dan digabungkan dalam satu kesatuan yang merangkai keindahan makna bagi sekitarnya.

 

Keindahan makna karena memberi harapan bagi yang putus asa, memberi damai bagi yang resah, memberi motivasi bagi yang putus asa. Keindahan makna. Keindahan makna bagi mereka yang tak percaya mampu melewati, bagi mereka yang tak mengerti jalan hidup, bagi mereka yang marah akan hidup tak menentu.

 

Akupun belajar dalam masa pembelajaran. Setahap demi setahap. Karena manusia harus mau belajar untuk memaknai apa yang terjadi, memaknai kehidupannya. Sekalipun manusia tak suka terhadap hal pedih yang menyakitkan, sekalipun manusia tak ingin berkekurangan. Tapi manusia harus bersedia. Harus mau. Sehingga hidupnya bermakna dan memancarkan keindahan makna. Hidupnya tak sia-sia.

 

Luar biasa … Selamat anda mencapai titik kebahagiaan sejati.

 

Kolaborasi

Wisma keuskupan, 13 September 2008

 

Ketika aku mempunyai seorang nenek yang tidak menyayangi putri kandungnya. Tuhan mengajarkan pada ku akan arti menyayangi.  Seorang nenek yang memiliki 6 orang anak, 4 orang putri dan 2 orang putra.Setiap kali aku mencoba masuk kedalam hatinya aku melihat hati yang kosong, hati yang tak memiliki kasih sayang dan keegoan yang bertahta dalam dirinya. Tanpa sadar nenek banyak melukai hati anak2nya khususnya ibuku.

 

Aduh … aduh .. Kok begitu ya. Apa dampaknya untukmu

 

Sebenarnya bukan seperti itu nenek, seharusnya ia menjadi tumpuan kasih sayang bagi anak-anaknya. Tapi kekosongan dan keegoan orang tuanya membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang labil, penuh amarah dan tak mampu tergetarkan oleh kasih sayang dari orang2 yang ada di sekelilingnya. mungkin tak ada yang salah. Hanya keadaan yang tak tepat.

 

Sikapmu sudah tepat

 

Dampaknya bagiku??? Suatu hari aku ingin menyayangi anak2ku, menjadi tempat mencurahkan perasaan mereka, menjadi sahabat bagi mereka, aku ingin mengisi mereka dengan kehidupan penuh kasih sayang. Mengajarkan arti menyayangi dan bagaimana rendah hati dalam menyikapi berbagai permasalahan yang menjerat hidup. Agar kebencian dipudarkan dengan kasih sayang, agar kesombongan dipudarkan dengan kerendahan hati, agar kekerasan dipudarkan dengan kelemahlembutan. Amin

 

Niat luhurmu pasti menyembuhkan dirmu dan banyak orang di sekitarmu.

 

Satu lagi, aku ingin menjadi orang tua yang mampu mendidik, mengarahkan mana yang benar dan salah serta mengajarkan untuk berani bertanggung jawab terhadap setiap kesalahan yang mereka lakukan.

 

Luarbiasa kau. Kau orang tua yang bijak. Bisa belajar dari pengalaman hidupmu.

 

Bertanggung jawab agar mereka tidak menjadi anak2 yang lari dari masalah, mampu mengambil keputusan luhur bukan mempersalahkan orang lain atas segala sesuatu yang menimpa mereka. Jika aku menyayangi seharusnya aku membantu mereka untuk berubah.

 

Kasih sayang tulus orang tua memang mengubah

 

Begitulah kehidupan ku yang dikelilingi pola ajar orang tua yang salah dalam mendidik dan menyayangi anak2 mereka. Aku belajar banyak dari ibu ku. Ia seorang anak yang luar biasa bagi ibunya, seorang yang luar biasa bagi anaknya. Sekalipun ia dikecewakan orang tuanya ia tetap memaafkan sikap mereka, ia tetap mampu menyimpan rasa sayang dalam hatinya. Ia mampu mengisi kasih sayang dalam jiwaku sekalipun ia tidak mendapatkannya. Tidak mendapatkan dari orang tuanya.

 

Kau sudah bisa memaknai sejarah hidupmu secara positif. Berapakah keinginanmu untuk mempunyai anak?

 

Ia karena sejarah tak mampu diubah hanya mampu untuk menjadi pembelajaran. Hal yang terjadi dan berlalu tidak akan kembali terulang, tidak dapat kembali hanya menjadi pengalaman berharga dalam melangkah, mungkin menjadi cermin.

 

Aku menginginkan anak sepasang seperti ibuku, hanya dibalik. Yang perempuan menjadi kakak dan yang lelaki menjadi adik. 2 agar bisa dibagi 50 dan 50. Kalau 3 mungkin akan ada bagian yang tidak merata, kalau 4 anak akan semakin sedikit perhatian dan kasih sayang yang didapat. Ketika mereka bertengkar tidak akan ada yang saling memihak karena hanya berjumlah dua. Mereka akan saling berpegangan erat bersama-sama dalam menyikapi bagaimana menjadi dewasa.

 

Pemikiranmu luarbiasa …

 

Yang perempuan manjadi anak pertama agar dengan naluri keibuan ia dapat membimbing adik, dengan kelemahlembutan ia bersikap sabar, kolaborasi yang indah untuk berusaha menggapai kebijaksanaan

 

Iya  .. memadukan kelembutan dengan kekuatan. Tepat sekali. Semoga impianmu semua dapat terwujud

 

Namaku Catherine Fransisca Xaveria Koesnadi. Namaku panjang bukan? Nama itu katanya diberikan ayahku.  Aku seorang mahasiswi yang sudah menyelesaikan kuliah namun masih harus menempuh penulisan skripsi dan bekerja di sebuah sekolah swasta. Aku bekerja dalam kehidupan ini sebagai pejuang mencapai tujuan dan makna hidup yang sesungguhnya. Senang boleh mengenal Pastor, kebahagiaan bagiku. Pastor Titus, namanya langka terdengar singkat namun akrab di telingaku, seolah telah lama mengenal pastor

 

Tulisamu mendalam sekali bagiku. Ini mencerahkan banyak orang. Bagaimana sikap seorang anak ketika dibesarkan dalam situasi yang memedihkan hati. Apa yang membuatmu menempuh sikap seperti itu?

 

Aku ingin punya waktu untuk menikmati waktu bersama Tuhan. Aku tidak ingin digoyahkan oleh berbagai penglihatan dan perkataan yang membuat ku ragu akan keagungan kasih Tuhan yang sanggup menuntun dan menggendongku. Aku tidak ingin menjadi kehilangan harapan hanya karena perkataan dan penglihatan manusia. Semua ingin kulakukan, kurasakan, kulewati bersama Tuhan saja. Dan aku berhasil melakukannya. Ada damai sejahtera yang kudapatkan.

 

Permenungan yang panjang, kulalui proses permenungan dalam kehidupanku. Sekalipun benar bahwa aku harus melewati jalan yang gelap, hitam kelam, tak ada jala keluar, Aku tidak ingin itu kudengar terlebih dahulu. Aku ingin lebih siap lagi bersama Tuhan. Biar Tuhan saja yang melakukannya, biar itu tetap menjadi rahasia Tuhan, karena aku yakin bahwa Tuhan jauh lebih tahu yang harus dilakukan.

 

Aku berusaha untuk tidak takut melangkah dalam lembah kekelaman, karena aku percaya ada cahaya terang yang membimbingku. Takut, resah, bimbang semua akan kulewati dengan keyakinan bahwa bila Tuhan telah memampukan aku hingga saat ini,maka akupun akan disanggupkan untuk melewati gelombang lainnya. Bukan aku hebat ataupun kuat tetapi karena Tuhan ingin aku lewati semua ini.

 

Peganglah keyakinanmu itu. Kamu akan sangat kuat melangkah.

 

Iya Pastor dan memang untuk saat ini aku memilih untuk diam, tak banyak bergerak. Aku hanya diam, mengamati, melihat dan menjalani tanpa mau banyak berpikir. Karena ku takut salah, takut sakit bila bergerak dengan keinginan sendiri. Sekalipun sikapku membuat orang bingung, sekalipun orang marah dengan sikapku dan sekalipun sikapku menuai kesalah pahaman.

 

Tepat sekali.  Semua ini ilusi dek. Ilusi. Semua

 

Bagiku tak mengapa karena memang untuk saat ini aku diminta Tuhan untuk diam. Tidak berkata, tidak bertindak, tidak berpikir. Aku hanya diminta untuk diam. Diam bukan untuk larut dalam sunyi sepi tetapi untuk menemukan yang sesungguhnya, yang tidak terselami, yang tidak terlihat mata hanya bisa dirasakan. Terimakasih Pastor, aku merasa memiliki sahabat yaitu Pastor. Sahabat yang mengerti, melihat dan merasakan apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan ini yang sebenarnya adalah ilusi. Semua adalah ilusi, ilusi adalah kosong dan kosong adalah hampa tak ada isinya.

 

Yang kekal adalah sabda = hati. Kosong. Hampa. Kenyataan di luar dirimu berubah setiap detik. Orang menangkap perubahan itu sebagai ketetapan. Dia memegang ketetapan yg di tangkap oleh panca indera itu. Hasil tangkapan itu melahirkan pengertian = paham maka paham setiap orang = pengertian tiap orang berbeda lahirlah konflik beda paham/pengertian. Padahal panca indera sangat terbatas dalam menangkap kenyataan tetapi orang merasa paling benar, paling paham, paling mengerti, he he … Padahal pengertian dia itu ilusi sudah berubah dan hanya secuil yg diketahuinya. SOMBONG!

 

Ini memang jawaban dari apa yang telah menimpaku. Aku dianggap tidak pengertian, tidak mengetahui, tidak peduli, egois, tinggi hati sedangkan aku merasa tidak demikian dan karena perkataan dan sikap orang aku jadi goyah dan tak mengerti tentang diriku. Padahal yang tahu diriku secara pasti hanya Tuhan dan hatiku bukan di luar diriku atau sekelilingku. Benar Pastor, benar apa yang pastor bilang bahwa perasaan berubah karena perasaan ditangkap indera kita.

 

Bagus

 

Aku sudah terluka pastor ketika diam seperti ini sementara aku ingin melakukan sesuatu. Mencurahkan perasaan ku, bertindak tetapi aku tak bisa karena aku harus diam…. Aku tak ingin berubah lagi pastor, tak ingin. Aku harus mengesampingkan ego, hasrat, perasaan dan keinginan cinta diri.

 

Bagus

 

Iya gitu deh Pastor, memang indra sangat terbatas dalam menangkap kenyataan dan kedalaman yang ada. Sedangkan sebagian besar manusia sangat terpengaruh apa yang ditangkap indra mereka. Aku juga orang yang terlalu banyak terpengaruh indra dan dikacaukan oleh hal dari luar diriku. Karenanya sekarang aku mencoba untuk diam sejenak sebelum merespons dan menanggapi segala sesuatu.

 

Memang tak ada yang abadi selain hati dan jiwa. Sekalipun manusia menghadap BAPA, jiwa tetap kekal menyatu dengan hati. Aku mulai mengerti akan segala sesuatu yang terjadi dan mulai mendapat jawaban kenapa selama ini aku dikacaukan perasaan dan kenapa terkadang aku jadi tidak mengenal diriku. Itu semua karena tanggapan orang yang mengaku tahu dan merasa berhak bahkan mengenal aku. Padahal tidak mungkin ada yang tahu secara persis siapa aku sampai dalamnya hatiku kecuali diriku dan TUHAN.

 

Terkadang manusia merasa paling benar sendiri, merasa jauh lebih tahu dan mampu. Namun tak ada sesuatu di dunia yang benar sempurna karena semua yang ada adalah ilusi. Hati dan sabda bukan ilusi. Karena itu benar ketika pastor mengatakan agar aku mengikuti kata hati bukan perasaan

 

Bagus sekali …

Kupu-kupu

Wisma keuskupan, 12 September 2008

kupu-kupu ungu itu hinggap di bunga warna pink, dua sayap indah mengibas-kibas, jari jemari menempel di permukaan serbuk sari, ujung nya menusuk ke sari-sari bunga, setiap kali dia menyedot kedua kelopak mata semakin sayu, perut kembang kempis seirama dengan gerak sayap.

 Taman indah, bumi berputar, manusia lalu lalang, binatang ilalang terhenyak diam, semua seolah terhenti.

Hilang. Sunyi. Hening. Bahagia.

Syukur Kunci Kebahagiaan

Wisma Keuskupan, 11 September 2008

 

Berangkat dari percakapan saya dengan mas Ali tanggal 10 September 2008, saya membuat renungan untuk teman-teman. “Kita lebih sering meminta-minta dan mengeluh kepada Tuhan daripada bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan. Maka kita harus mewarnai hidup dengan bersyukur, berterimakasih dan memberikan diri kita kepada Tuhan. Selama hidup kita harus berusaha berbuat baik  kepada siapapun. Ketika kita berbuat baik kepada semua orang sebenarnya kita berbuat baik kepada diri sendiri. Kita akan menemukan kebahagiaan dengan cara begitu.”

 

Uskup Hilarius Moa Nurak SVD perihal tersebut di atas dalam makan bersama dengan rekan imam di wisma keuskupan 10 September 2008 menegaskan, “Kalau kita terus meminta-minta, maka kita sakit.” Dia merasa tidak mempunyai apa-apa. Kalau dia tidak mempunyai apa-apa maka dia tidak bisa memberikan apa apa kepada orang lain. Maka dia menunggu orang lain memberikan apa-apa kepadanya. Setelah dia diberi apa-apa oleh orang lain, dia tidak bersyukur dan berterimakasih tetapi malah meminta apa-apa.

 

Awal Februari 2008 saya memberi semangat kepada siswa siswi kelas 1-VI SD Regina Pacis Tanjung Pandang Belitung. Saya menyampaikan buah pikiran saya. “Setiap orang harus bermurah hati kepada semua orang, agar semua orang bermurah hati kepada kita. Kemurahan hati harus diwujudkan dengan memberi … memberi … dan memberi. Anda bisa memberikan waktu anda, uang anda, pemikiran anda, tenaga anda, dan lain-lain kepada Tuhan. Semakin anda memberi kepada sebanyak mungkin orang, anda semakin berlimpah. Maka ketika anda mencapai kelimpahan, anda perlu bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan dan sesama.”

 

Menanggapi renungan tersebut Liana dari Kelapa Gading Jakarta utara bertanya, ”Setiap berdoa saya selalu meminta-minta kepada Tuhan. Saya meminta kesehatan untuk anak-anak dan saya. Sekarang saya diajak oleh teman untuk mendoakan Lilin yang terkena kanker. Bolehkah saya meminta kepada Tuhan untuk dia agar dia sembuh? ”

 

Kalau sekedar menjawab pertanyaan anda, maka jelas boleh. “Barang siapa meminta pasti dia diberi.” Pemikiran itu bukan sekedar boleh atau tidak boleh / hitam atau putih. Setiap kita sering diberi oleh Tuhan dan oleh sesama. Anugerah mereka tersebut kita terima. Setelah kita menerima itu banyak sekali orang tidak bersyukur dan berterimakasih. Malah justru meminta lagi. “Anda baru saja memberi uang kepada saya 1 juta. Baru saja saya menerima uang tersebut saya meminta lagi kepada anda 10 detik kemudian. Ucapan terimakasih kepada anda saya belum disampaikan. Bagaimanakah perasaan anda?”

 

Setiap kita menerima, kita berterimakasih. Setiap kita memberi, kita bersyukur  bahwa kita bisa menerima kesempatan untuk memberi. Setiap kita melakukan semua hal dengan syukur dan berterimakasih kepada Tuhan, maka hidup kita melimpah dan bahagia. Syukur dan berterimakasih merupakan kunci kebahagiaan sejati.

Magnet Kehidupan

Wisma Keuskupan, 8 September 2008

Bapak Giman mempunyai bayi lelaki berumur 8 bulan. Dia tinggal di Kuningan Yogyakarta. 34 tahun yang lalu bayi tersebut dimasukkan ke dalam kurungan ayam. Kurungan yang terbuat dari bambu tersebut sudah berisi enaka barang. Sejauh yang saya ingat di dalamnya ada emas, ada perak, ada kursi-kursian, ada uang, ada rumah-rumahan, ada mobil-mobilan, ada bunga, ada binatang-binatangan, dan lain-lain. Beberapa menit bayi itu di dalam dia memungut 1 benda dengan tangan kiri dan 1 benda di tangan kanan. Di tangan kiri dia memegang uang, sedangkan di tangan kanan dia memegang kursi. Bapak Giman berujar kepada anaknya, “Bagus sekali anakku. Besok kamu menjadi kaya (uang) dan mempunyai kedudukan (kursi-kursian).”

Cindi sekarang duduk di kelas III SMU St Yosef. Dia datang bersama dengan ibu Meilin ke wisma keuskupan Jalan Batu Kadera XXI N0 545 Pangkalpinang pukul 17.00 wib, 7 September 2008. Di ruang tamu mereka mengutarakan maksud kehadirannya kepada saya. “Saya bingung untuk memilih jurusan. Bisakah pastor doakan saya?”

Saya diam sejenak. Suasana menjadi hening. Saya menunggu mereka memasuki tahap menunggu jawaban. Pada saat mereka menunggu jawaban, saya memejamkan mata. Mereka semakin memasuki keheningan lebih dalam lagi. Di raut wajah mereka berdua timbul perasaan heran. “Hidup ibarat seperti besi dengan besi berani. Kau besi berani sedangkan jurusan yang engkau pilih adalah besi. Silahkan tinggalkan keuskupan segera! Berkelilinglah ke kota! Besi itu pasti menempel padamu! Keduanya saling tarik menarik dan menempel!”

Mereka segera beranjak meninggalkan keuskupan. Saya kemabali masuk ke pertapaan saya di kamar. Di kamar saya duduk terpekur di dalam doa. Mohon kepada Tuhan untuk membimbing Cindi. “Semoga Roh Tuhan membimbingnya.”

Setengah jam berlalu Cindi dan ibu Meilin kembali datang ke wisma keuskupan. Dia melukiskan di secarik kertas pengalamannya berkeliling kota. “Saat di jalan tadi, begitu banyak orang, dan saya merasa senang karena dapat bertemu dengan orang-orang yang sebelumnya belum saya temui. Tapi yang terpenting keinginan saya menuju ke klinik ataupun rumah sakit. Saya sayngat mengharapkan kalau saya bisa berada di tempat itu untuk membantu saudara-saudara / sesame yang membutuhkan pertolongan. Di rumah sakitlah saya bertemu dengan orang-orang yang tidak saya kenal dan menghargai hidup. Walaupun keadaan lemah, kritis, koma, dsb mereka masih tetap berusaha untuk memperpanjang hidupnya.”

“Sekarang pulanglah! Anda sudah mendapat jawabannya!” Dia pulang dengan langkah mantap. Dia menggenggam keyakinan bahwa dia mampu dan cocok memilih jurusan kedokteran umum. He he .. terimakasih bapak Giman. Engkau mengajar saya ketika aku masih kelas IV SD waktu itu. Anakmu adalah magnet, sedangkan uang itu besi. Prediksimu tentang anakmu menjadi kenyataan. Kini Cindi membuat sejarah serupa dengan versi sedikit berbeda. Anakku, cindi semoga engkau menjadi dokter hebat.