Guruku Mencacatku!

Keuskupan , 12 Desember 2008

Wibowo duduk di kelas V SD di sekolah suasta Pangkalpinang Bangka. Pukul 2020 wib, tanggal 12 desember 2008 dia berkata,”nilai ulangan bahasa mandarin adalah 10. kata guru saya, bagaimana mungkin Prabowo mendapat nilai 10? Tidak mungkin dia mendapat nilai 10. Mungkin dia mencontek.”

Siangko menasehati,”praduga guru harus dibuktikan. Guru jangan asal menuduh murid. Hal tersebut bisa melemahkan semangat murid.”

Yesus dipuji banyak orang, Dia tetap rendah hati, berkarya dan mencintai banyak orang. Atau Yesus diolok-olok, Dia juga tidak menjadi rendah diri dan hancur hidup-Nya.”

Hidup bersama dengan orang banyak, jug berhadapan dengan persepsi bermacam-macam. Sikap orang atas kita juga bermacam-macam. Pujian orang atas kita atau makian juga pasti mewarnai hidup kita. Apakah hidup kita ditentukan rasa senang dan tidak senang orang lain terhadap kita? Semoga kita bersikap seperti Yesus bersikap.

Mata Sipit

Keuskupan, 12 Desember 2008

coba saja kau berada di dalam ruangan gelap sekali, tiba tiba ruangan itu nyala terang sekali. kepala kita bisa puyeng tapi ketika kau tutup 1 mata, 1 mata terbuka. maka kau akan cepat sekali menyesuaikan diri. begitu lampu menyala, langsung mata yang tertutup tadi baru dibuka, dan mata yang dibuka tadi ditutup.

Mas Thomas berujar, “Thomas Rachman: ada film…orang buta kemudian dioperasi matanya…tapi dia bingung…not blind but can not see…” Mata mempunyai fungsi sangat penting di dalam kehidupan seseorang. Mata merupakan modal untuk menangkap kenyataan di luar dirinya. Kenyataan yang ditangkap tersebut menjadi gambaran di dalam dirinya. Bilamana sejak bayi dia buta, maka dia tidak mempunyai visual internal, sehingga ketika dia menjalani operasi, kedua matanya belum berfungsi dengan sempurna saat dalam waktu singkat.

Frater Pramodo berkata, “Seorang lelaki menjalani operasi mata. Pendonor mata adalah seorang wanita. Satu sisi mata lelaki, sisi lain mata wanita. Menurut pengakuan dia lebih lembut daripada sebelumnya.” Apakah cerita itu fakta atau gambaran frater pramodo, namun cerita tersebut mempunyai pesan mendalam. Di dalam diri lelaki ada kewanitaan. Di dalam diri wanita ada kelaki-lakian. Bilamana seseorang memadukan kewanitaan dan kelaki-lakian dalam menyikapi hidup, maka hidupnya mungkin lebih kaya.

Kalau begitu apakah mata sipit berbeda dengan mata lebar dalam memandang realitas kehidupan? Anastasia menjawab,” dokter berkata, sudut pandang mata sipit dan mata lebar berbeda. Mata sylindris lebih cenderung yang mata sipit.” Menurut Anastasia mata sipit berbeda dengan mata lebar.

Pater Titus berkopetensi memilih merpati. Mata bisa mencerminkan kwalitas merpati. Mata merpati berkwalitas tinggi mempunyai ciri-ciri antara lain yakni mata sipit, menjorok ke dalam dan di bagian ujung mata lancip adalah mata berkwalitas tinggi. Merpati seperti ini mampu memandang pasangan hidup (sasaran) dari ribuan mil. Dia berani menukik dan menjatuhkan diri dari ribuan mil dari atas kepala kita.

Menurut ramalan,”orang yang mampu menguasai dunia adalah orang yang bermata sipit” Bagaimanakah tanggapan kita atas pendapat tersebut? Mari kita simak mata orang-orang ngetop. Berdasarkan pemantauan pater Titus, rata-rata mata orang-orang terkaya di Indonesia adalah bermata sipit, menjorok kedalam dan lancip di bagian ujung. Demikian juga Nabi Lao tje, nabi Kong Hu Chu, Sidharta Gautama, Yesus, Paus Beneditkus XVI, Paus Paulus II. Boleh jadi bahwa 10 orang terkaya di dunia juga mempunyai mata sipit, menjorok kedalam.

Pebisnis handal di indonesia bermata sipit. Orang terkaya di Indonesia bermata sipit. Nabi Kong Hucu bermata sipit. Nabi Laot Tje bermata sipit. Sidarta Gautama bermata sipit. Jadi banyak orang bermata sipit adalah orang-orang berkwalitas.

Berdasarkan data di atas, mata sangat penting di dalam kehidupan seseorang. Modalitas merupakan kunci penting dalam pembentukan persepsi. Apakah kita mampu menjadi orang-orang handal dengan memodel persepsi orang-orang hebat di dunia?

Mengubah Lingkaran Dalam

Keuskupan11 Desember 2008

Pribadi itu ada diri dan orang lain. Diri mempengaruhi orang lain. Kita menjadi seperti sekarang karena orang lain. Berbicara tentang pribadi bila yang membentuk persepsi (pola pikir), sering terjadi benturan benturan. Orang pinter bilang interpersonal communication. Dalam komunikasi interpersonal melibatkan alam sadar dan alam bawah sadar. Tiap manusia memiliki alam sadar dan alam bawah sadar. Pada umumnya hukumnya adalah alam sadar mengikuti alam bawah sadar. Perilaku mengikuti alam pikiran bawah sadar.

Namun demikian sering terjadi konflik internal. Dimana terjadi inkonsistensi antara alam bawah sadar dengan alam sadar, antara perilaku dengan alam pikiran bawah sadar. Ketika terjadi ketidakkonsistenan, maka terjadi kekacauan di dunia kecil (pribadi). Ketika pribadi terjadi kekacauan, identik perilaku juga kacau. Kalaulah pribadi per pribadi kacau, maka masyarakat bisa kacau. Yang internal berubah, yang eksternal berubah. Poros tengah berubah, lingkaran luar berubah. 1 keyakinan yang tidak mendukung berubah, perilaku bisa berubah.

Ketika pribadi bertemu dengan pribadi. Pribadi pribadi berkumpul dan bertempat di suatu wilayah membentuk masyarakat / lingkungan. Kalau lingkungan tadi terdiri dari orang orang yang tidak mempunyai konsistensi yang tinggi, maka bisa dibayangkan. Lingkungan seringkali membentuk diri kita. Ketika pribadi bersentuhan dengan lingkungan / pribadi lain maka di situ terbentuk pengalaman, keyakinan, nilai, identity, dll. Proses tersebut membentuk map / peta.

Dunia besar kita tidak kurang dan tidak lebih juga seperti itu. negara indonesia juga kurang lebih seperti itu. Kita bisa membaca situasi masyarakat dari map. Walau map tidak sama dengan reality. Ketika orang-orang yang menduduki posisi penting tersebut terjadi di dalam pribadi terjadi inskonsistensi, minimal dia tidak memiliki kejujuran anda bisa membayangkan dampaknya untuk masyarakat luas. Situasi chaos merupakan cermin dari dunia yang choas.

Ini mohon maaf, ini hanya sebuah gagasan / ide. Anggap saja saya mempunyai negara bernama Antah berantah . Di negeri Antah berantah memiliki presiden, wakil, para mentri, DPR dan MPR. Misalkan 1 menteri saja membuat 1 peraturan bahwa semua wanita harus mengenakan celana rok panjang di bawah lutut. Padahal di negara Antah berantah banyak turis dari luar negeri yang gemar bermain di pantai dengan mengenakan busana hampir tidak ada benangnya. Bagaimanakah dampak aturan tersebut terhadap situasi di negeri Antah berantah? Misalkan lagi, seorang pengusaha besar di Antah berantah mau mengegolkan undang-undang tentang ketenagakerjaan dengan membayar 5 milyar kepada para pejabat agar anak-anak di bawah umur 16 tahun boleh bekerja siang dan malam. Bagaimanakah dampaknya bilamana pejabat tersebut mengegolkan kepentingan kelompok tertentu? Anda bisa membayangkan akibatnya bukan?

Dunia luar merupakan cermin dari dunia dalam. Dunia dalam meliputi keyakinan, nilai, kultur, pengalaman, identitiy, dan lain-lain. Dunia dalam dan dunia dalam bertautan satu dengan yang lain. Dunia dalam mempengaruhi dunia luar, dunia luar mempengaruhi bagian dalam. Semoga kita mulai belajar mengubah dunia di dalam diri kita sehingga kita bisa menyumbang membangun bangsa dan negara Indonesia.

Tetesan Air Mata

Wisma keuskupan, 7 Desember 2008

Seorang imam bangun pukul 03.30 wib. Dia segera membasuh muka, tangan dan kaki di kamar mandi. Dia menghalau kantuk dengan air putih. Kelenturan air bak menyesuaikan bentuk muka dan cekungan kedua telapak tangan, yang mencedok air. Sentuhan air ke tubuh menyegarkan jiwa dan tubuh. Muka dan tangan dilap dengan tissu putih. Butir-butir debu menempel hitam di tissu putih.

Langit masih menurunkan air berkat ke bumi. Motor Crypton tua imam itu meluncur di jejalanan basah. Ribuan tetes air berkat mengguyur tubuh indah imam. “Allah mengatur alam semesta. Matahari lenyap, gelap merayap. Air tercurah, awan hitam lenyap. Air tercurah panas terhalau. Matahari bersinar, gelap berarak pergi. Terang dan gelap, dingin dan panas, hujan dan kemarau siklus alam semesta.”

Ribuan orang berdiri di atas kaki bumi di samping gereja St Yosef Katedral Jalan Gereja N0 2 Pangkalpinang. Patung Wanita suci dipikul oleh 4 lelaki kekar untuk diarah menyusuri jalanan kota. Ribuan lilin putih coba dihidupkan untuk membelah kegelapan. Air dari langit menyentuh ujung-ujung api lilin putih. Patung suci itu diarah dalam gelap dan sunyi di tengah-tengah kerumunan ribuan orang. “Air merupakan rahmat Tuhan. Dia menyucikan jalanan kota. Dia membasuh kota Pangkalpinang.”, ujar petinggi gereja pangkalpinang.

Syukur atas rahmat Tuhan meluncur dari ribuan mulut-mulut. Derap ribuan kaki merangsak memenuhi jalanan lengang. Mulut ribuan orang komat-kami melantunkan sepenggal doa. Aura suci para peziarah membumbung memancar bersinar di kota Pangkalpinang. Bersatu membentuk bunga mata hari untaian doa. Dia melayang ke atas memayungi ribuan orang. Hujan seakan tidak hujan. Sekalipun rintik hujan dari langit meluncur ke bumi, ratusan orang tak tersentuh air.

Air tercurah sejak pukul 02.00 wib. Langit mencuci kota pangkalpinang 6 jam. 4 Jam air membasuh ribuan peziarah. Walaupun demikian awan putih menutupi mentari di ufuk timur. Imam itu berujar di tengah-tengah ribuan para peziarah,”kapankah mata hari itu bersinar menghangatkan ribuan para peziarah?”

“Peiong, segeralah turun!”

Wisma keuskupan, 4 Desember 2008

 

Pekerjaan Peiong memungut cukai. Dia heran melihat kerumunan banyak orang di tepi Jalan Cangkringan. Keinginan tahunya semakin menjadi-jadi ketika orang-orang di sekelilingnya berdecak kagum dengan lelaki gondrong misterius.

 

“Dia sungguh orang suci!” ujar salah seorang di samping kiri Peiong.

 

Keinginan tahunya tidak segera tercapai, karena tubuhnya pendek, sedangkan tubuh banyak orang lebih tinggi daripadanya. Peiong memutar otak encer dan liciknya, agar bisa melihat lelaki gondrong itu. Dia memanjat pohon di tepi jalan, yang akan dilewati oleh lelaki gondrong itu.

 

Engli geleng kepala melihat Peiong memanjat pohon. “Dasar tua tua keladi. Semakin dia tua, semakin menjadi-jadi gilanya!”

 

Betullah lelaki gondrong misterius itu melewati jalan di samping pohon yang dipanjat Peiong. Lelaki gondrong itu berhenti di bawah pohon. Para pengikut lelaki gondrong terheran-heran, “apakah sang guru juga mau menghormati pohon besar seperti orang-orang kong hucu? “

 

Kepala lelaki gondrong itu mendongak ke atas. “Peiong, segeralah turun! Aku mau bertamu di rumahmu!”

 

Sekujur tubuh Peiong bergetar mendengar suara berwibaya lelaki gondrong. Ia tergopoh-gopoh turun dari puncak pohon besar dan tinggi. “Bagaimana mungkin tubuh anda bercahaya putih kemilau? Sinar-Mu menghalau kegelapan di hatiku. Kuserahkan harta hasil perasan dari rakyat kepada-Mu dan kukembalikan harta milikku kepada rakyat.”

 

“Hari ini engkau telah mengalami keselamatan. Allah datang ke dunia untuk mengampuni dosa-dosa umat manusia. Apakah engkau menyimpan wine di rumahmu?”

 

“8 botol wine sudah tersedia. Mari kita merayakan kegembiraan bersama!”

 

Situasi Indeks BEI tertanggal 5 Desember 2008 seperti kisah di atas. “Peiong, segeralah turun! Aku mau bertamu di rumahmu!” Artinya indeks BEI turun atas perintah lelaki misterius. Sedangkan arti “kuserahkan harta hasil perasan dari rakyat kepada-Mu dan kukembalikan harta milikku kepada rakyat.” Betulkah hasil pungutan dari pei ong diserahkan kepada rakyat dan Tuhan? Benarkah dana yang masuk ke BEI sungguh membantu para investor dan trader atau justru menjebak? Artinya mereka masuk agar tampak transaksi di BEI masih menggairahkan, padahal sebetulnya tidak?

 

 

 

Jatuh Tertimpa Tangga

Wisma keuskupan, 3 Desember 2008

 

Lelaki misterius mengambil Rp. 500 dari Paijo, yang mengabaikan kepercayaan tuannya. Dia menyerahkan Rp. 500 kepada Pencong, yang mampu mengembangkan modalnya dari Rp. 5.000.000 menjadi Rp. 5.000.000.000. Paijo sudah kere semakin kere, Pencong sudah kaya semakin kaya.

 

Berapakah total kekayaan kita sekarang? Kalaulah total kekayaan kita US 5.000.000.000, apakah kita rela membagikan US 3.000.000.000 kepada Paijo untuk dikembangkbiakkan? Apakah kita berani mempercayakan kepada orang yang tidak bertanggungjawab? Kalau anda tidak rela, maka apa sikap kita? Cari dong Pencong lain! He he …

 

Romo tidak yakin bahwa pencong mempercayakan kepada Acong untuk mengembangkan uangnya dengan bermain saham di BEI sehingga indeks bisa melonjak naik.

 

Yang mempunyai uang banyak akan ditambah lebih banyak, yang mempunyai sedikit akan diambil semua dan diberikan kepada yang punya uang melimpah. Yang terpuruk semakin terpuruk, yang menanjak semakin menanjak. Yang merah semakin berdarah, yang hijau semakin ijo royo-royo. Dengan perkataan lain Indeks BEI tertanggal 4 Desember 2008 adalah merah. Kecuali Petruk bermain gerobak-gerobakan.

 

Nikmat Anggur Murni

wisma keuskupan, 2 Desember 2008

 

Keluarga Acong sedang mengadakan pesta pernikahan Liong Pen. Isteri Liong Pen berasal dari keturunan ningrat. Para tamu undangan juga para ningrat dan borjuis. Jamuan makan malam mereka sungguh istimewa. Aneka masakan berkelas internasional dari berbagai negara disajikan. Aneka macam buah dari berbagai negara juga tersedia. Anggur tua ternama juga menghiasi di sudut-sudut masing-masing meja para tamu.

 

Kacung Acong kelabakan melihat para borjuis dan para ningrat kuat minum. 1 orang menenggak 1 botol anggur belum memabukkan mereka. Persediaan anggur tidak mencukupi untuk para tamu. Mereka kelabakan mengatasi situasi. Keadaan genting mendorong mereka untuk datang kepada wanita saleh. Wanita saleh itu berpesan kepada kacung itu, “Dengarkanlah dengan baik dan lakukanlah perintah lelaki gondrong berjambang!”

 

Lelaki gondrong itu meminta si Kacung. “Penuhilah botol-botol wine yang kosong dengan air putih!”

 

Si Kacung mengisi 1000 botol wine.

 

“Silahkan disajikan wine tersebut kepada para tamu!”

 

Si Kacung menaruh di setiap sudut meja. Para priyayi dan para borjuis segera menuangkan setetes demi setetes anggur ke dalam gelas. Engli berujar,”Anggur tua dan berkelas baru disajikan di larut malam? Biasa anggur kelas wahit disajikan diawal pesta.”

 

Para tamu terkagum-kagum dan keluarga Acong bergembira mengecap kebahagiaan. Semoga kita dari waktu ke waktu juga bisa mengecap anggur manis di BEI 3 Desember 2008.

 

 

 

 

Kaya Raya

Wisma, 30 November 2008

 

Allah menghendaki kita kaya dalam segala hikmat, pengetahuan, kekayaan, dan segala hal maka dia menganugerahi kita macam-macam karunia, bakat, pengetahuan, hikmat dalam hidup. Bilamana sekarang kita berada pada posisi bodoh, miskin maka kita perlu menyadari keberadaannya dan menggali potensi di dalam diri. Kebiasaan sulit menjadi orang bodoh dan miskin sulit diubah menjadi pandai dan kaya. Namun demikian kita harus memiliki keyakinan bahwa Allah mampu membentuk kita terarah pada suatu kesempurnaan hidup. Proses pembentukan dari bodoh menjadi pandai, dari miskin menjadi kaya sungguh terkadang memerlukan proses yang panjang. Proses tersebut terkadang terasa menyakitkan. Apakah kita siap dengan segala kemungkinan yang terjadi, apabila Dia sudah mulai membentuk kita?

 

Jadi sekarang saatnyakah peralihan hidup yang kere menjadi kaya, bodoh menjadi pandai? Inilah situasi indeks hari senin, 1 Desember 2008.

 

Siapa yang mengerti hendaklah ia mengerti. Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar. Siapa yang mempunyai mata hendaklah ia melihat.

 

 

 

 

Menggapai Kesempurnaan

Wisma, 27 November 2008

 

Paijan berumur 17 tahun. dia datang kepada Guru kebijaksanaan berumur 33 tahun. Ia bertanya kepada sang guru, “Apa kunci memasuki sorga?”

 

Guru kebijaksanaan itu menjawab,”hafal dan jalani 10 perintah Allah. Pelajari semua kebijaksanaan di muka bumi ini!”

 

Pemuda itu menjawab dengan semangat, “Semua perintah guru sudah dihafal!”

 

“Pemuda jenius. Sungguhkah engkau menginginkan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat?”

 

“Weleh, guru … guru. Apakah saya tadi dagelan?”

 

“he he … kau masih ingusan. Pikiranmu masih menjadi tarik menarik berbagai keinginan. Bilamana engkau mau sempurna, juallah segala milikkmu. Bagikan uang hasil dagang kepada orang-orang miskin, menderita di kolong jagat ini.”

 

“Waduh, guru! Lha kok itu permintaanmu sih? Apakah tidak ada yang lain, yang lebih enteng?”

 

“Anak muda suka yang enteng, sedangkan orang bijak suka yang berat. Bilamana pemuda hanya mau memikul yang enteng, maka hasil pikulan juga enteng. Sebaliknya jika pikulan berat, maka hadiah juga besar.”

 

“Lha saham saya masih nyangkut banyak. Saya beli BUMI di posisi Rp. 8000. Masakan sekarang disuruh melepas BUMI di posisi 960? Sebentar lagi khan ada pihak asing mau membeli BUMI! Lagian rugilah menjual harta karun dan membagi-bagikan kepada orang-orang menderita. Orang menderita itu khan ulah dari dirinya sendiri. Biarlah dia memikul ulahnya!”

 

“Anak muda, anak muda … lebih mudah gajah masuk ke pintu rumah, daripada manusia yang serakah.”

 

Pemuda itu tercengang mendengar penuturan guru kebijaksanaan. Dia garuk kepala dan melangkahkan kaki meninggalkan sang guru. Bye guru… jalanku dan jalan-Mu berbeda.

Gondal-gandul

 

Wisma,, 24 November 2008

Siong eng senin, menerawang ke langit. Ia menjawab pertanyaan Ceng li tentang keadaan 24 November 2008, “Ia memberi makan kepada orang yang lapar. Ia memberi minum kepada orang yang haus. Ia mengobati orang sakit. Ia mengunjungi orang di dalam penjara. Ia menghibur orang sedih. Ia memberikan pakaian kepada orang telanjang. Ia membimbing orang-orang bingung. Ia menenangkan hati gundah.”

 

Kita terkategori sebagai Ia atau orang lapar, haus, telanjang, sakit, dipenjara? Kita bagaikan bandul di pendulum, kadang menjadi Ia dan kadang menjadi si lapar. Kadang Menjadi si sakit, kadang menjadi Ia. Bandul gondal gandul bergoyang tidak tetap.

gondal-gandul4

Gondal-gandul membuat situasi semakin nyata bahwa semakin banyak orang lapar, haus, menderita, sakit, tak mempunyai tempat tinggal, dll. Hari ini ada orang yang sok menjadi gembala (Ia), agar orang-orang menderita itu simpati kepadanya, dan bandul bergerak maju. Namun demikian yang namanya serigala berbulu domba tetap saja tampak yang sejatinya. seiring dengan itu bandul mundur.