Keuskupan , 23 Maret 2009
Hidup ini sekejap,maka ada yang berprinsip nikmati hidup ini walau melanggar norma agama.
Namun bila sudah terjadi timbul kegelisahan hati. Sebagai pertanda dia sulit tidur, maag, migran, dll. Bila demikian dia mencoba mencari obat ke dokter atau pergi ke taipak.
Namun dia tidak kunjung sembuh. Dia justru makin menderita. Nah kalau demikian halnya berarti tujuan semula melenceng, Dia bukan mendapat kenikmatan hidup tetapi dia hidup menderita. Maka kebahagiaan sejati terletak dimana kalau begitu?
Yang lain berpendapat, ya kita mengisi hidup yang bermakna untuk Tuhan dan sesama sesuai dengan norma agama, norma masyarakat dan nurani. Coba lakukan itu, apa yang terjadi di dalam hidup kita? Mungkin kita menemukan kedamaian,kebahagiaan,tidur lelap,makan enak,dan lain sebagainya.
Namun demikian semua berpulang ke tangan kita. Kita bebas menentukan arah jalan hidup kita karena Allah sudah menganugerahi nalar.
Selamat memilih dan menjalani hidup ini dengan senyum di dalam tuhan dan bersama dengan Tuhan.