Kreatifitas

Bandung, 22 april 2009

Bandung mendung jam 1456 wib 22 april 2009. Di depan pojok kanan hotel papandayan terlihat 3 bocah. Seorang memegang gitar kecil. Seorang memegang kendang. Seorang lagi memegang seruling. Kendang dibuat dari pipa air berdiameter 3 inc. Seruling terbuat dari bambu. Menakjubkan melihat kreatifitas anak anak jalanan.

Apakah kita memiliki kecerdasan seperti itu? Atau adakah kecerdasan yang lebih tinggi daripada itu?

Gema

Jakarta, 17 april 2009

Bapak Roni dalam training NLP di hotel syantika jakarta selatan memberi PR kepada para pesera training,”dudulah di mobil. Cermati deru mobil. Semakin mobil berjalan lambat, maka telinga kita menangkap suara. Di luar atau mobil juga lambat. Wuuuuuut. Semakin mobil bergerak cepat, suara mobil dan di luar mobil sangat cepat. Wut. Suara panjang atau pendek di luar bisa dipersepsikan menjadi sebaliknya. Artinya di persepsi kita mampu mengubah realitas yang pendek menjadi panjang dan yang panjang menjadi pendek.”

James yang mengaku filsof berpendapat bahwa dunia adalah musik alami. Gerak bumi, angin, aliran air, sinar matahari, hiruk pikuk maklhuk hidup memancarkan suara masing masing. Suara suara terlembut apapun menjadi tertangkap besar di persepsi bagi orang yang peka.

Pakde Dirjo sesepuh di jogja berujar. Kita bisa mendengar suara terlembut di dalam diri kita dalam keheningan. Tapi banyak orang tak mampu mencermati keramaian di sekeliling kita.

Allah maha besar telah mencipta manusia sempurna dan ajaib. Kita perlu mengolah menjadi lebih sempurna.

Drama Yesus

St Fransiskus Koba

Sekarang adalah hari jumaat. Yesus menjalani drama kehidupanNya. Ia jalani proses peradilan dan vonis yang tak adil. Ia pikul semua beban salib dengan tabah sampai di puncak Golgota. Nama Golgota mengingatkan sebuah syair,”Golgota tempat Tuhanku, disalib dan dicela. Agar dunia turut pula dengan Allah khalikNya.”

Apakah kita mampu menjalani drama kehidupan kita masing-masing di dunia dengan tabah sehingga orang banyak terselamatkan dan Allah dimuliakan. “Sungguh betul Dia Putera Allah.”

Posisi

Keuskupan Pangkalpinang, 6 April 2009

Ketika org mempunyai jabatan atau kedudukan di masyarakat, di perusahaan, di greja dan dimanapun, banyak orang akan menghormati, menghargainya. Ketika orang merasa berguna dan dihormati oleh banyak orang maka dia cenderung bisa tampil dan hidup lebih percaya diri. Bahkan ia bisa berkembang dengan sangat pesat.

Namun bila orang sudah tidak mempunyai posisi, kedudukan dimanapun sehingga ia merasa tidak berguna di dalam hidupnhya maka banyak orang akan menyingkir darinya. Mungkin akan berimbas ke kondisi mental, fisik. Kecenderungan ketidakbergunaan – ketidakmendapathormatan akan membuat orang down.

Seorang mantan bank di antah berantah berujar,” kalau pemimpin-pemimpin cabang melakukan kesalahan sekecil apapun, maka bos akan menaruh mereka di tempat training. Bos tidak memberi pekerjaan dari pukul 08.00-17.00 wib. Bilamana ada pekerjaan pun mungkin hanya sejam atau dua jam dalam sehari. Bilamana ada perbaikan perilaku, maka bos akan mencoba menempatkan kembali di kantor cabang yang lain. Pada umumnya orang yang gila hormat, tidak akan tahan dengan situasi tersebut. Bila demikian maka dia akan segera mengundurkan diri dari perusahaan.”

Posisi , kedudukan, jabatan sering identik dengan kehormatan. Orang yang mempunyai kedudukan hampir pastir dihormati oleh orang lain, sedangkan orang tidak akan menghormati orang yang kurang berguna. Bagaimanakah sikap kita bila kita sudah tidak mempunyai posisi penting dalam hidup? Bagaimana kita bersikap ketika tidak lagi mendapat kehormatan dari banyak orang?

Tetap

Perjalanan Koba ke Pangkalpinang, 5 April 2009

Yesus dielu elukan ketika Dia memasuki Yerusalem. Banyak orang menyanjungnya sebagai raja. Pakaian indah yang biasa dikenakan di tubuh dihamparkan di jalan yang akan dilewati oleh Yesus. Walaupun Dia ditinggikan oleh banyak orang, Dia tetap rendah hati seperti air.

Orang orang yang menyanjung berubah perilaku. Mereka menangkap Yesus ketika Yesus berada di taman Getsemani. Mereka mengangkat setinggi langit, mereka juga membanting sedalam laut. Sekalipun demikian Dia tetap tabah sabar dan tidak merasa rendah diri.

Ketika Dia diangkat atau berada di bawah, Dia tetap menjadi Yesus, yang rendah hati dan kasih terhadap yang meninggikan dan menghancurkan.

Pesta Kubur

Keuskupan 2 April 2009

Banyak orang berbondong bondong pergi ke makam makam pekuburan cina di Pangkalpinang dini hari. Mereka membawa makanan untuk pesta dan beberapa perlengkapan untuk sembahyang. Pukul 200 wib orang tionghoa berani datang ke kuburan. Padahal di tengah kota justru tetap sunyi seperti kuburan. Di hari Ceng Beng dunia seolah terbalik. Kuburan yang biasa sepi dan ditakuti oleh banyak orang cina justru didatangi sedangkan tengah kota menjadi ramai.

Kejadian para wanita berlari lari menuju makam Yesus dicatat oleh para muridNya juga terjadi dini hari. Para wanita ini membawa rempah rempah sesuai adat istiadat mereka. Namun wanita tersebut menjadi terkejut ketika mereka melihat kubur terbuka. Mata mereka semakin melotot ketika melihat jenasah Yesus hilang. Lebih mengherankan para wanita itu adalah kabar malaikat bahwa YEsus sudah bangkit. Kalaulah demikian halnya memang tepat bila malaikat itu berujar, lha kau mencari orang hidup kok di antara orang mati. Biarpun demikian murid Yesus yang lain menghibur para wanita itu, Dia menampakkan diri di dalam makam. Bahkan Yesus yang menampakkan diri itu berpesan agar mereka harus mewartakan kebangkitan.

Menarik menyimak kedua kisah di atas. Orang hidup mencari orang hidup yang sudah memasuki tataran lebih tinggi dari manusia, yakni bangkit. Manusia mengakui adanya kebangkitan dan rindu hidup abadi.

Kehidupan

Keuskupan, 27 Maret 200c

Ini hanya sebuah pikiran kritis,

setiap imam yang memimpin ekaristi / 7 sakramen, dia bertindak dalam nama Tuhan. Yang menjadikan anggur menjadi darah Yesus dan roti menjadi tubuh Kristus dalam Ekaristi adalah Kristus sendiri. Peristiwa transubstansi itu dibuat oleh yesus. Padahal Yesus sudah mati 2000 th yang lalu tetapi gereja meyakini bahwa Roh Kristus masih hadir dalam setiap perayaan Ekaristi.

Berdasarkan tradisi di atas kita bisa mencatat dan mempelajari bahwa Yesus tetap hidup dari segala abat walaupun dulu Dia pernah mati di Paska. Roh Kristus masih terjalin dengan orang orang yang masih hidup, Karena Roh kristus hidup sepanjang segala masa.

Bila halnya demikian apakah masing masing dari kita juga bisa bertindak dalam nama si Santo Titus, si Santo Yohanes dan lain sebagainya? Mereka pernah hidup dan mati.

Tentu Roh orang orang kudus juga hidup sepanjang segala masa.

Atas dasar cinta iman kasih mungkinkah kita menjalin hubungan mesra dengan para kudus di surga dan sekali waktu bertindak dalam nama para kudus? Setiap ada pentahbisan imam selalu dikidungkan litani orang orang kudus. Dalam litani itu kita minta doa mereka. Tuhan kasihilah kami. Kristus kasihanilah kami. Santo yohanes doakanlah kami. Santa maria doakanlah kami. Santo titus doakanlah kami. Tradisi ini menunjukkan bahwa ada keterjalinan orang mati dengan orang hidup. Tradisi ceng beng merupakan tradisi penghormatan orang hidup terhadap orang mati. Bila mengacu dari data data di atas bisakah kita meminta doa juga kepada nenek moyang kita yang hidupnya saleh dan beriman? Bisakah kita bertindak dalam nama kakek yohanes, kakek yakobus, dan yang lain?

Pastor sidin OFM Cap, seorang dosen teologi pernah menjawab persoalan ini, bahwa hal itu pun sangat memungkinkan. Asalkan orang tersebut selama hidupnya teruji iman dan perilakunya berkenan di hadapan Allah. Yang paling aman adalah memilih para santo dan santa yang sudah diselidiki oleh gereja iman dan hidupnya. Meminjam pemikiran beliau pada prinsipnya kita sangat memungkin meminta doa kepada arwah nenek moyang yang suci.

Tutur

Keuskupan, 26 Maret 2009

Bila kita menyapa seseorang dengan identitasnya misalkan pastor mk perilaku org itu akan menjadi pastor. Ciri pastor misalkan suka bicara hal hal rohani, tidak menikah, saleh, dll.

Bila kita memanggil guru, maka org itu akan berperilaku sebagai guru. Ciri guru di sekolah misalkan ia cenderung mengajar, menggurui, memperlakukan orang seperti muridnya.

Kalau kita menyapa berulang ulang seseorang,kau cantik maka perilakunya lebih percaya diri, wajah berbinar, langkah mantap.

Bertitik tolak dari contoh tersebut maka kata kata kita ikut membentuk / menentukan perilaku orang lain. Maka sekarang kita perlu mengevaluasi bagaimanakah tutur kata kita kepada sesama kita? Apakah tutur kata kita sudah didasari oleh firman Allah? Niat baik?

Pilihan Hidup

Keuskupan , 23 Maret 2009

Hidup ini sekejap,maka ada yang berprinsip nikmati hidup ini walau melanggar norma agama.

Namun bila sudah terjadi timbul kegelisahan hati. Sebagai pertanda dia sulit tidur, maag, migran, dll. Bila demikian dia mencoba mencari obat ke dokter atau pergi ke taipak.

Namun dia tidak kunjung sembuh. Dia justru makin menderita. Nah kalau demikian halnya berarti tujuan semula melenceng, Dia bukan mendapat kenikmatan hidup tetapi dia hidup menderita. Maka kebahagiaan sejati terletak dimana kalau begitu?

Yang lain berpendapat, ya kita mengisi hidup yang bermakna untuk Tuhan dan sesama sesuai dengan norma agama, norma masyarakat dan nurani. Coba lakukan itu, apa yang terjadi di dalam hidup kita? Mungkin kita menemukan kedamaian,kebahagiaan,tidur lelap,makan enak,dan lain sebagainya.

Namun demikian semua berpulang ke tangan kita. Kita bebas menentukan arah jalan hidup kita karena Allah sudah menganugerahi nalar.

Selamat memilih dan menjalani hidup ini dengan senyum di dalam tuhan dan bersama dengan Tuhan.