bertemu Yesus

Bertemu dengan yesus dalam diri orang menderita: ada seorang tabib. Dia setiap hari dia menjual obat. Ketika ia sibuk melayani pembeli datanglah seorang lelaki tua renta dg baju sederhana. Sembari terbatuk2 ia minta tolong kepada sang tabib utk obat batuk&angin.tabib itu memberikan racikan dari leluhur mujarab untuknya.ketika lelaki tua renta itu mau membayar,si tabib berujar,”pulanglah dengan selamat menemui keluarga.lekaslah sehat!”Lelaki tua itu mengucapkan terimakasih berulang-ulang kali untuk mengungkapkan rasa terimakasihnya.ia melangkah meninggalkan si tabib.seminggu kemudian tabib itu mendapat surat,”semua hutangmu sudah lunas!”Pertolongan tanpa pamrih kepada orang papa membuahkan berkat melimpah&kebahagiaan kepada sesama.Belaskasih mendasari sikap terhadap sesama tanpa memandang baju atau muka ganteng.karena didalam kesederhanaan atau penderitaan, kita terkadang bisa bersentuhan dengan Yesus yang menderita. Yesus berbelaskasih terhadap orang menderita atau Dia berulangkali mengidentikkan diriNya dengan orang menderita.semoga kita mempunyai hati kasih terhadap maklhuk hidup.

Keheningan

Purisadhana, 19 juli 2010

Sebagian besar para peserta retret tidak betah berada di tempat keheningan. Padahal Yesus beberapa kali berdoa justru mencari di tempat sunyi – hening. Faktor apa yang menyebabkan semua itu?

Kita terbiasa sejak dari bangun tidur hingga menjelang tidur dicekoki dengan ribuan suara dari media elektronik atau koran. Ketika orang dicekoki dengan aneka suara tersebut otomatis manusia merespon dengan berfikir atau berdialog dengan sumber suara. Kebiasaan inilah menjadi akar pemicu manakala orang berada di keheningan.

ketika orang sudah berada di tempat sunyi, maka otomatis indera atau kebiasaan berjalan otomatis. Orang otomatis berjuang menjejali dengan ribuan suara atau dirinya sendiri berbicara untuk memecahkan kesunyian sebagai pengganti suara. Jika kebiasaan bicara atau dicekoki itu diredam maka orang merasa menderita.

Pastor paus budiwijaya almarhum pernah bilang,”di dalam keheningan kita berhadapan dengan diri kita yang paling lembut atau kasar, diri kita yang jahat atau saleh. Umumnya orang lari dari kenyataan. Dia tidak berani melihat kelemahannya sendiri untuk diproses oleh Tuhan”

Padahal justru melalui tahap kontemplasi, keheningan memproses orang untuk menjadi serupa dengan Dia. Justru hanya dengan berani menghadapi diri sendirilah dalam terang Tuhan, kita meminta tolong Tuhan untuk memurnikan kelemahan kita.

Purisadhana di bawah bukit sangat sunyi. Lembah dikelilingi pepohonan besar cepat menghantar manusia berjumpa dengan Tuhan.

Sumbu Berkedip Tidak Dipadamkan

Purisadhana, 17 juli 2010

“Buluh yang terkulai tidak akan dipatahkan. Sumbu yang berkedip-kedip tidak akan dipadamkan” orang jatuh tidak ditimpa tangga. Orang tersungkur tidak ditendang lagi. Dia memberi kesempatan tegak atau menyala kembali, jatuh dan bangun lagi. Di saat semangat kita hari kemarin atau hari ini berkedip-kedip atau terkulai, hari ini kita tegak kembali dengan ditopang oleh rahmat Allah. Setelah kita mengetahui bahwa Tuhan senantiasa memberi pengharapan&menopang kita ketika kita terhuyung-huyung, semangat/spirit kita kembali berkobar atau bangkit dan melanjutkan perjalanan menggapai visi/misi kita masing-masing sesuai panggilan kita. Salam dari rumah retret purisadhana pangkalpinang Bangka.

perasaan sekejap

13 juli 2010, puri sadhana

Perasaan bersifat sementara. Ketika kita memiliki perasaan buruk, sadarilah bahwa perasaan itu sebentar akan berganti menjadi perasaan baik. Seperti awan di langit. Tak selamanya langit itu kelabu, sekali waktu langit bisa cerah. Angin akan meniup awan dan membiarkan cahaya bersinar. Roh Tuhan akan meniup kegalauan dan membiarkan hati gembira. Semoga langkah kita hari ini dijiwai oleh Roh Tuhan.

Menjadi Besar

Purisadhana, 12 Juli 2010

Badak makan rumput.gajah makan rumput.sapi makan rumput.kuda nil makan rumput.kerbau makan rumput.jerapah makan rumput.sekalipun mereka makan rumput,tubuh mereka besar&kuat.ikan paus memakan plangton.badan ikan paus sangat besar sekalipun makanannya plankon kecil.yohanes pemandi makan madu-belalang-kacang kacangan.Ia adalah orang besar sekalipun ia hanya makan biji-bijian-madu-belalang.ketika gajah mati membusuk,ia dimakan oleh maklhuk sangat kecil.manusia mampu memakan paus,kuda,badak,dst. Yang besar memakan yang kecil,yang kecil makan yang besar. Mereka menjadi besar karena yang kecil, mereka yang kecil mau menjadi besar dengan memakan atau mengalahkan yang besar. Yang tinggi bisa memiliki persepsi memandang yang rendah, yang pendek memiliki kerinduan menjadi tinggi atau mengalahkan yang tinggi. Kita hari ini mau menjadi besar / tinggi atau kita puas dengan keberadaan kita? Adalah keputusan anda untuk menjadi besar atau kecil. Pastor memutuskan menjadi kecil agar Tuhan semakin lebih besar dalam hidup. Tuhan memberkati karya anda untuk membesarkan diri atau Tuhan. Salam dan doa dari rumah retret puri sadhana.

sesamaku

Puri sadhana, 11 Juli 2010

Siapakah sesamaku? Dia adalah dirimu yg menderita&sesama yg menderita.didalam sesama menderita terdapat bagian diri kita yg menderita.manakala kita melihat diri kita di dalam diri sesama yg menderita mk kita lebih mudah berempati&tergerak hati oleh belaskasih kepada sesama yg menderita.Melayani orang yg menderita identik dengan melayani diri sendiri yg sedang menderita.jika kita melayani orang lain seperti kita melayani diri kita sendiri maka pelayanan kita sesempurna mungkin.sebaliknya manakala orang menderita itu ditempatkan sebagai orang lain,maka sikap kita berubah atau berbeda dengan sikap di atas.Nah saya yakin bahwa disinilah salah satu kunci kebahagiaan kita,yaitu melayani orang lain yang menderita seperti kita melayani diri kita sendiri.

Jatuh Bangun

Purisadhana, 9 Juni 2010

Ketika seorang anak berlatih berjalan, ia berulangkali jatuh dan bangun. Sekalipun ribuan mengalami hal itu ia tetap memiliki semangat untuk berdiri – berjalan. Bahkan manakala ia mau menggapai boneka atau barang kesayanganya di atas sofa atau meja, ia gigih menggapai sekalipun ia terjungkal beribu kali. ketika kita sudah dewasa, apakah semangat bayi atau anak-anak itu masih menjiwai perjuangan hidup kita atau sirna? Ketika kita berjuang mengejar cita cita atau berjalan menuju Bapa, pernahkah kita jatuh berulangkali dan mau bangkit atau pada waktu kita jatuh membuat putus asa dan tidak melanjutkan perjalanan atau perjuangan kita. Yesus sekalipun jatuh dan jatuh, Ia mau bangun untuk melanjutkan memanggul salib ke puncak golgota. Tuhan menganugerahi rahmat spirit/semangat seperti bayi/kanak-kanak atau spirit Yesus dalam perjalanan menuju cita-cita.

Kembali kepada Dasar

Purisadhana, 8 juli 2010

“Barang siapa setia dengan perkara-perkara kecil, dia juga setia dengan perkara-perkara besar.” Seribu langkah selalu diawali dengan satu langkah demi satu langkah. Karakter seseorang bermula dari satu tindakan kecil&tindakan itu diulang-ulang. Bukankah kita bisa ceramah sekarang berkat ketekunan kita sejak kecil belajar kata demi kata?

Kembali melihat dasar adalah kebijaksanaan.

Topeng Kehidupan

banyak orang memakai topeng. orang berfikir bahwa dengan topeng itu dia menyembunyikan jati dirinya sendiri. perilaku dan sikap sangat ditentukan oleh topeng yang dikenakannya. bila ia memakai topeng kesucian, maka ia bertutur kata dan berperilaku seperti orang suci, walaupun sebenarnya dia itu memiliki kesalahan dan doa. Ketika orang memakai topeng kebebasan maka ia berperilaku dan bertutur kata kebebasan. walaupun sebenarnya dirinya mungkin berada dalam tekanan atau penjajahan. ketika orang memakai topeng kebahagiaan, maka tutur kata dan perilaku menyingkapkan bahwa dirinya adalah bahagia walaupun sejatinya dirinya mungkin menderita. ketika orang memakai topeng milyader, maka perilaku nya menampilkan diri sebagai orang kaya walaupun sebenarnya dirinya itu kere. topeng-topeng itu untuk menyembunyikan jati diri.

padahal

kebahagiaan sejati justru ketika orang menanggalkan topeng-topeng dan menampilkan diri apa adanya.

Berjumpa dengan Yesus

Minggu 27 Juni 2010

Pukul 08.00 wib titus budiyanto berjumpa dengan Yesus di gereja St Yohanes Pemandi Batu Rusa Bangka. Kehadiran Yesus sungguh nyata dialami ketika saya merayakan Ekaristi. Dia mengorbankan diri-Nya dengan memberikan tubuh dan darah-Nya untuk kami. Bahkan Ia juga berbicara kepada kami melalui firman-firman-Nya. Pesannya agar kita mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri atau kalau membajak perlu memandang ke depan, bukan menoleh ke belakang.