Pondok, 6 april 2020
Bunga mekar dan layu sekejap untuk kemudian rontok dan membusuk kembali menjadi debu.
Manusia seperti bunga. Hidup manusia hanya singgah minum di dunia. Hidup manusia hanya sekejap mata. Kata pemazmur 60 th jika kuat 70 tahun. Kemudian manusia mati dan menjadi debu tanah.
Akhir akhir ini kita menyaksikan karena covid 19 orang kaya raya bisa mati. Kelayaan segudang pun tidak bisa mengembalikan dia hidup.
Demikian pula covid 19 juga menyikat para pejabat tinggi atau orang pintar. Kedudukan tinggi atau kepandaian tidak bisa menyelamatkan nyawanya, tidak bisa menghidupkan kembali jiwanya yang telah mati.
Hukum rimba berlau, yang kuat memangsa.yang lemah. Asumsi ini bisa berlaku serangan covid menyerang yang.kuat dan yang lemah. Yang berpeluang hidup adalah mereka yang kuat. Namun demikian menjadi introspeksi kita juga bahwa yang kuat juga bisa mati.karena covid 19. Kekuatan seseorang juga kadang tidak bisa mengembalikan nyawanya jika nyawa itu sudah meregang.
Pastor berkeyakinan sekalipun demikiam muka bumi tidak bakal musnah kok. Paling tidak populasi berkurang sesuai seleksi alam karena Tuhan akan memakai orang orang Nya untuk mengatasi.
Yang terang akan bertempur terus menerus dengan yang gelap. Yang jahat berperang terus dengan yang baik. Kita diberi kebebasan oleh Allah untuk menentukan pilihan hidup untuk berpihak yang mana.
Hidup hanya sekejap. Semoga kita memilih mengisi hidup kita yang bermakna dan penuh belas kasih dengan bantuan dan rahmat Tuhan.
Salam dari bunga yang sedang merekah