16 mei 2019 misa krisma dan tahbisan imam calon imam projo keuskupan pangkaloinang dirayakan di paroki tanjung pinang. Perayaan krisma dan tahbisan imam dipimpin oleh Mgr Adrianus Sunarko Ofm. Ketika doa syukur agung sedang berlangsung, satu imam terduduk nyaris pingsan. Segera petugas kesehatan memapah ke tempat duduk. Dokter segera dipanggil. Dokter dengan team kesehatan memapah nya menuju ruang pelayanan kesehatan.
Melihat rekan imam dipapah segera pastor mengikuti mereka, setelah cepat cepat menerima tubuh Tuhan. “Rekan saya ini sudah pasang ring di jantung dok, jadi perlu cermat dan ditangani serius.”
Di ruang 4 x 4 lantai bawah dua dokter, nampak senior calon dokter yg sedang ko as, perawat membantu cek tensi, lepas ikat pinggang, buka jubah dan kaos yg basah, pasang oksigen, ada yang mengecak kadar gula dalam darah, mengukur detak jantung dll.
“Tensi 100 / 60,” kata perawat.
Satu dokter wanita ( sebut si A ) segera mengambil darah nya dari jari tengah bagian kanan , “gula darah 121.”
“Perawat lelaki melepas ikat pinggang tetapi kesulitan. Si romo sendiri yang membuka.
“Kaos nya basah kuyup , bisa minta tolong sekalian kaos dilepas, pak.?”
Satu dokter lelaki di sisi kiri ( sebut si b ) meletakkan stetoskop di dada, pindah ke perut , pindah ke ulu hati dan sekali waktu menekan bagian perut dan titik lain.
Pastor ada riwayat sakit jantung?
Ya, pasang 2 ring.
Ini sakit?
Tidak
Ini?
Tidak
Ini?
Nah perut kanan agak nyeri.
Sementara mereka sibuk pontang panting agak khwatir dan cemas karena sakit jantung dan bertindak secara profesional pastor terus menerus menyebut ,”Tuhan yesus kasihanilah kami orang berdosa.” Sembari memegang tangan kanan nya.
Si A heran melihat saya konat kamit tidam.brgitu jelas vokal nya. Seorang ibu yang sudah berumur peka hati menyela, dia berdoa dok.
Baru mereka menyadari ada yang berdoa untuk rekan imam nya bersamaan dengan usaha para petugas medis.
Mo, berdoalah kepada Tuhan Yesus,”Tuhan yesus kasihanilah kami orang berdosa.”
Mendengar ajakan tersebut, tangan kanan romo itu memegang erat tangan pastor, sembari memejamkan mata. Berarti dia mengerti saran saya. Dia berdoa sekali waktu dia menarik nafas panjang. Semua yang hadir jadi ikut berdoa. Si perawat lelaki itu menengadahkan kedua telapak tanganya tepat di atas kepala romo.
Setelah kami berdoa lebih kurang 30 menit, si B meminta perawat mengukur tensi.
“120/90, dok.”
Si A yang mendengar laporan perawat mengangguk angguk. Dia sejak tadi memegang nadi kanan romo.
Si B heran setengah tidak percaya. Dia mengambil alat dan mengukur kembali tensi si romo. ” betul . 120 /90
Romo pusing?
Tidak
Romo mual
Tidak
“Tadi ketika doa syukur agung, gelap total.”, ujar romo itu”
“Habis gelap terbitlah terang.” Ujar pastor. Semua tertawa.
Si A menyela, Romo mau kami bawa ke rs?
Tidak
Kalau begitu kami observasi 10 menit.
Pst terus menyebut, “Tuhan Yesus kasihanilah aku orang berdosa.”
Seorang ibu tua mengusulkan, kalau romo sudah terang landangan nya, sekarang makan ya.
Si romo diam. Terus terpekur dalam doa.
10 menit kemudian makanan datang, kami meminta dia duduk dan makan. Segera dia turun dari ranjang. Dia makan dengan lahap lempa ayan, ubi , cap cai dll.
Penanganan secara medis oleh dokter dengan segala peralatan nya adalah penting. Doa saja tidaklah cukup atau tindakan medis saja bagi orang beriman tidaklah mencukupi. Doa bersamaan dengan tindakan medis sangat membantu sekali dalam proses penyembuhan .
Terima kasih para pelayan medis dan terima kasih Tuhan Yesus.