Puridadhana, 14 februari 2019
Apakah yang dicari oleh manusia selagi hidup di dunia? Banyak manusia mengejar uang, kedudukan, ketenaran, harta, hanya sedikit orang mengejar Allah. Sekalipun harta tahta wanita ketenaran bersifat sementara seringkali menjadi tujuan utama hidup dan ukuran kebahagiaan. Pernahkah kita membaca berita tentang tingkat bunuh diri yang sangat tinggi di dunia justru banyak terjadi di negara negara maju dalam aspek materi seperti jepang, singapura, amerika dsb? Pernahkah kita merasa bahwa semua kebutuhan kita sudah tercukupi secara material namun masih merasakan ada ruang kosong yang minta dipenuhi atau kepenuhan? Ketika kita pernah di posisi tersebut maka kita baru memahami bahwa banyak orang yang bunuh diri di beberapa negara yang maju telah mengakui secara tidak langsung bahwa ada realitas yang tinggi, Tuhan yang mengatasi hal hal material.
Bagaimana kita mengenal sesuatu yang bisa mengisi relung hati kita? Mau tidak mau acuan kita adalah kitab suci. Allah mewahyukan diri Nya bahwa Allah adalah kasih ( 1 yohanes) dan dalam
Kitab kejadian Allah mewahyukan diri sebagai pencipta segala sesuatu. Karya teragung Allah dalam
Kisah penciptaan adalah manusia. “ manusia dicipta segambar dengan Allah … Allah menghembuskan nafas dan jadilah maklhuk hidup yang bernafas… dan Allah menjadi rekan kerja Allah mengelola semua ciptaan Nya … ia hidup di taman eden ( kejadian bab 1 ). Kisah Abraham
dipanggil Allah meninggalkan kampung halaman nya menuju ke tanah terjanji dengan aneka janjia Allah kepada Abraham juga melukiskan tentang Abraham sebagai manusia yang setia dan Allah pemenuhan perjanjian dan kebahagiaan.
Dalam perjanjian baru Allah mengasihi manusia sehingga Ia telah mengutus Putera Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia.
Allah selalu mempunyai inisiatif terlebih dahulu hendak menyelamatkan manusia dan manusia diminta menanggapi Kasih Allah.
Allah menghendaki kita hidup bahagia dan kebahagiaan ada di dalam Allah. Santo yohanes dari salib melukiskan , segala galanya adalah kosong dan Allah adalah segala galanya.
Menjadi kendala yang tidak ringan bagi orang untuk mengalami kasih Allah ketika seorang anak di dalam keluarga mengalami penolakan dari orang tua nya atau orang orang di sekitar . Adalah sebuah fakta bahwa kehidupan rohani dan mental anak sulit berkembang ketika anak anak tidak mengalami kasih. Tidak sedikit orang tua yang pernah menggugurkan anaknya dan gagal menggugurkan. Tidak sulit mendapatkan bahwa harapan orang tua mendapatkan anak lelaki ternyata lahir perempuan. Masih mudah dijumpai kehamilan di luar nikah yang berujung pada “pembuangan bayi, aborsi, atau diberikan ke panti asuhan.”. Sangat mudah dijumpai orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kurang adanya komunikasi dengan anak. Karena seringkali kasih orang tua seringkali menjadi tanda kehadiran kasih Allah kepada anak, kasih isteri kepada suami dan sebiknha menjadi tanda kehadiran kasih Allah dalam hidup berkeluarga.
Ketika kita berada pada situasi yang sedemikian sulit, bagaimana kita masih bisa merasakan kasih Allah di dalam hidup kita? Percaya atau tidak percaya bahwa iman menjadi kunci penting untuk mereka. Kita membuka pewahyuan Allah dalam kitab suci tentang siapakah kita sesungguhnya dan siapakah Allah. Pegangan kita dalam berfikir adalah kitab suci. Allah adalah kasih, Dia hanya bisa mengasihi manusia apa adanya lain tidak. Dan kita semua adalah milik kepunyaan Nya yang paling istimewa dari semua ciptaan. Kita adalah milik Allah, orang tua hanya dititipi oleh Allah. Kesadaran akan kasih Allah mengubah hati kita yang terluka oleh situasi dalam keluarga atau masyarakat.