Berbaris naik ke dan turun ke langit

Purisadhana 27 februari 2019

Si pertapa melihat ribuan sapi berbaris rapih turun dari langit , banyak sekali sapi dari bumi naik ke atas langit. Mereka naik dan turun tiada henti.

Pintu langit terbuka, sehingga sapi dari atas bisa turun ke bumi dan dari bawah naik ke langit.
Jika sekiranya pintu langit terbuka lebar dan air dari langit tercurah maka muncullah jiwa jiwa baru turun ke bumi dan jiwa jiwa usang naik ke langit.
Saudara laut dimanakah kekuatanmu? Saudara bumi, dimana musikmu? Saudara angin , dimanakah tarianmu? Saudara petir / api, dimanakah pelitamu? Tidak kah kau ikut menari dan bernyanyi bersama dengan langit dan air?
Bertahun tahun kau rajut gunung gemunungmu, sekejap mata tangan tangan besi melumatmu. Tanah meronta. Air menangis. Api menyengat. Angin meronta.
Bertahun tahun menimbun. Sekejap mata lenyap. Sang waktu merekam. Si pelupa menghapus.
Segala berhubungan, bertalian satu dengan yang lain.

Semua adalah kosong

Puri sadhana, 27 februari 2019

Sejak pagi air turun dari langit. Banyak tumbihan bersukaria. Burung burung tidak banyak terdengar berkicau. Tupai tupai girang berebut buah hitan dekat pondok, tidak terganggu dengan hiruk pikuk retretan dari sd tobali bangka. Senja merayap ke ufuk timur, sunyi. Giliran katak bersahut sahutan memecah sunyi. Anak anak anjing puri mendekam di bawah kolong kursi kedinginan. Detik demi detik berputar.
Pertapaan padang gurun hari ke hari demikian adanya. Keheningan menelusuk. Jauh dari suara tape atau tv. Tidak ada hiruk pikuk suara manusia. Tetesan air hujan yang menyentuh atap atau lantai dan suara binatang malam, katak dan monyet hutan. Berputar dengan tetap.
Kecenderungan berbicara dengan sesama dibatasi. Setiap waktu berkomunikasi dengan diri sendiri atau Tuhan. Segelintir orang saja yang bertahan banyak mendengarkan daripada banyak berbicara. Berhadapan dengan sang keheningan membutuhkan sebuah rahmat Tuhan.
Ketika orang mengejar harta, di sini tiada harta. Ketika orang mengejar kedudukan, di sini tiada tahta. Ketika orang mengejar ketenaran, disini tiada nama. Ketika orang mengejar kenikmatan inderawi, di sini mengolah rasa pahit dan manis hanya sekejap perasaan jiwa. Ketika banyak orang mengejar gelar, di sini hanya ada kitab suci mengembangkan iman, harapan dan kasih.
Wahai kesunyian, datang dan rengkuhlah jiwaku agar engkau bantu aku memahami rahasia keagungan-Mu. Mengecap manis nya kasih – Mu.

Allah Mengasihi Kita

Puridadhana, 14 februari 2019

Apakah yang dicari oleh manusia selagi hidup di dunia? Banyak manusia mengejar uang, kedudukan, ketenaran, harta, hanya sedikit orang mengejar Allah. Sekalipun harta tahta wanita ketenaran bersifat sementara seringkali menjadi tujuan utama hidup dan ukuran kebahagiaan. Pernahkah kita membaca berita tentang tingkat bunuh diri yang sangat tinggi di dunia justru banyak terjadi di negara negara maju dalam aspek materi seperti jepang, singapura, amerika dsb? Pernahkah kita merasa bahwa semua kebutuhan kita sudah tercukupi secara material namun masih merasakan ada ruang kosong yang minta dipenuhi atau kepenuhan? Ketika kita pernah di posisi tersebut maka kita baru memahami bahwa banyak orang yang bunuh diri di beberapa negara yang maju telah mengakui secara tidak langsung bahwa ada realitas yang tinggi, Tuhan yang mengatasi hal hal material.
Bagaimana kita mengenal sesuatu yang bisa mengisi relung hati kita? Mau tidak mau acuan kita adalah kitab suci. Allah mewahyukan diri Nya bahwa Allah adalah kasih ( 1 yohanes) dan dalam
Kitab kejadian Allah mewahyukan diri sebagai pencipta segala sesuatu. Karya teragung Allah dalam
Kisah penciptaan adalah manusia. “ manusia dicipta segambar dengan Allah … Allah menghembuskan nafas dan jadilah maklhuk hidup yang bernafas… dan Allah menjadi rekan kerja Allah mengelola semua ciptaan Nya … ia hidup di taman eden ( kejadian bab 1 ). Kisah Abraham
dipanggil Allah meninggalkan kampung halaman nya menuju ke tanah terjanji dengan aneka janjia Allah kepada Abraham juga melukiskan tentang Abraham sebagai manusia yang setia dan Allah pemenuhan perjanjian dan kebahagiaan.
Dalam perjanjian baru Allah mengasihi manusia sehingga Ia telah mengutus Putera Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia.
Allah selalu mempunyai inisiatif terlebih dahulu hendak menyelamatkan manusia dan manusia diminta menanggapi Kasih Allah.
Allah menghendaki kita hidup bahagia dan kebahagiaan ada di dalam Allah. Santo yohanes dari salib melukiskan , segala galanya adalah kosong dan Allah adalah segala galanya.
Menjadi kendala yang tidak ringan bagi orang untuk mengalami kasih Allah ketika seorang anak di dalam keluarga mengalami penolakan dari orang tua nya atau orang orang di sekitar . Adalah sebuah fakta bahwa kehidupan rohani dan mental anak sulit berkembang ketika anak anak tidak mengalami kasih. Tidak sedikit orang tua yang pernah menggugurkan anaknya dan gagal menggugurkan. Tidak sulit mendapatkan bahwa harapan orang tua mendapatkan anak lelaki ternyata lahir perempuan. Masih mudah dijumpai kehamilan di luar nikah yang berujung pada “pembuangan bayi, aborsi, atau diberikan ke panti asuhan.”. Sangat mudah dijumpai orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kurang adanya komunikasi dengan anak. Karena seringkali kasih orang tua seringkali menjadi tanda kehadiran kasih Allah kepada anak, kasih isteri kepada suami dan sebiknha menjadi tanda kehadiran kasih Allah dalam hidup berkeluarga.
Ketika kita berada pada situasi yang sedemikian sulit, bagaimana kita masih bisa merasakan kasih Allah di dalam hidup kita? Percaya atau tidak percaya bahwa iman menjadi kunci penting untuk mereka. Kita membuka pewahyuan Allah dalam kitab suci tentang siapakah kita sesungguhnya dan siapakah Allah. Pegangan kita dalam berfikir adalah kitab suci. Allah adalah kasih, Dia hanya bisa mengasihi manusia apa adanya lain tidak. Dan kita semua adalah milik kepunyaan Nya yang paling istimewa dari semua ciptaan. Kita adalah milik Allah, orang tua hanya dititipi oleh Allah. Kesadaran akan kasih Allah mengubah hati kita yang terluka oleh situasi dalam keluarga atau masyarakat.

Segelintir Orang Gemar Keheningan

Puri sadhana, rabu 13 februari 2019

Ketika orang meninggalkan kegiatan sehari hari untuk retret, banyak orang ketakutan memasuki keheningan. Karena pola kebanyakan orang di rumah mereka masing masing begitu bangun tidur ada yang langsung memegang hp untuk berkomunikasi dengan rekan rekan atau bercakap cakap. Yang lain ada yang langsung membuka TV untuk melihat berita atau hal lain, yang mengeluarkan suara. Di desa desa yang tidak mempunyai hp atau TV, mereka langsung membuka radio. Tidak sedikit orang bangun tidur sembari ngopi langsung mengambil koran. Saat orang orang di rumah bangun tidur, mulailah rumah menjadi ramai dari pagi hingga malam menjelang tidur. Sekalipun orang tidak melihat tv, membaca koran, mendengarkan radio, bermain HP lihat youtube, atau bercakap cakap dengan sesama, orang sibuk dengan diri sendiri. Di otak kita berkecamuk aneka pikiran. Kita berbicara dengan diri sendiri berjam jam, lebih banyak kita bercakap cakap dengan diri sendiri daripada bercakap dengan orang lain. Syukur syukur mengakes kenangan masa lalu yang baik untuk.pembelajatan..cenderung banyak orang menampilkan wajah wajah sedih, peristiwa buruk masa lalu ketimbang peristiwa peristiwa yang luhur.

Sungguh teramat banyak orang takut dengan keheningan.

Saat saat teduh di dini hari tatkala banyak orang tertidur lelap atau saat retret, beranikah kita bersimpuh membaca kitab suci , merenungkan kitab suci dan kemudian tenggelam mengunyah kitab suci: memberi ruang sebanyak mungkin Allah bersabda kepada kita, bukan kita banyak berbicara sedangkan Allah menjadi pendengar kita atau bahkan memperlakukan Tuhan sebagai pembantu yanv kita perintah seenaknya.

Atau duduk diam tanpa berbicara, tanpa berfikir, tanpa memunculkan perasaan perasaan dan menyadari Tuhan beserta kita , tuhan bersama sama dengan kita.

Jika pikiran kita ditarik ke hal hal lain, bisa kita mengucapkan satu kata seperti Yesus, Tuhan, Kasih. Bertahan di posisi itu 1 jam . Meningkat menjadi 1 minggu. Meningkat menjadi 1 bulan.

Keheningan sumber ide

keheningan kadang membantu kita mendapatkan inspirasi. Suasana lingkungan, hati, pikiran dan tubuh hening. Hubungan dengan Tuhan sangat membantu pencapaian keheningan. Seluruh panca indera, pikiran dan hati terbuka dengan kehadiran Allah. Kita memberi ruang lebih banyak Allah bersabda kepada kita dengan berbagai macam cara. Kecenderungan liar pikiran kita untuk berfikir dan berbicara banyak sementara istirahat. Selain perlu kedisiplinan ketekunan dari kita adalah mutlak perlu rahmat agar Roh Kudus membimbing kita di dalamnya.

Purisadhana, 1 februari 2019 , pondok hening.