Senin, 22 Oktober 2012
Saya berdiri di tepi sumur. Pandangan saya tertuju ke bawah. Air sumur bening sehingga tampak dasar sumur. Ketika saya terkagum-kagum dengan kejernihan air sumur, tampak di pertengahan sumur terdapat bongkahan dinding menonjol ke tengah. Saya katakan bahwa benjolan tanah itu bisa runtuh.
Belum lama saya memperkirakan hal itu, bongkahan tanah kecoklat-coklatan tersebut terlepas dari dinding. Dia melayang larut ke dasar sumur. Oleh karena saking bening air sumur gerakan bongkahan tanah tersebut tampak jelas. Ketika bongkahan tersebut bergerak dari pertengahan sumur ke dasar, air tetap jernih. Sekalipun bongkahan tersebut terlepas dari dinding menuju ke bawah.
Tuhan ada di dalam diri kita. Dia senantiasa memandang kita dimanapun kita berada. Karena Dia sangat dekat dengan kita, maka kita bisa bercakap-cakap dengan-Nya kapanpun dan dimanapun. Juga kita bisa memandang Tuhan, yang selalu memandang kita dengan hati bening.