Jiwa “mbah Ali”

25 September 2012, Selasa

setelah FX susilo , kakal kandung pastor , anak nomer dua dari delapan bersaudara meninggal dunia karena serangan jantung di hari peringatan ke 51, susilo bertemu dengan pastor dalam mimpi. Dalam perjumpaan pastor dengannya , pastor melihatnya serupa ketika dia masih hidup di dunia.  Sehingga pastor bisa mengenalinya. Bedanya dia tidak terikat dimensi ruang dan waktu.

Pastor melihatnya tersenyum bahagia. Tiada rasa sakit. Tiada rasa panas. Tiada rasa dingin.  Dia kelihatan tsrsenyum memandangi pastor.

Sementara itu pastor dibawa di pada pemandangan yang kontras dengan kakak pastor. Pastor melihat wanita tua sedang berjongkok. Dia terbatuk batuk kesakitan.

Lah, bukankah dia mbah Ali?? “Ono opo, Mbah? Kok neng kono dhewe?” Tanyaku menyapa mbah Ali.

Pastor melihat kompleks kampus pojok Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyajarta. Di sekeliling tampak banyak orang berseliweran.  Kembali pastor menyapa, ” mbah Ali!”

Dia menoleh sembari batuk menahan sakit. “Sengsoro aku le” = sengsara saya , nak ”

Pastor terhenyak memandang raut wajah mbah Ali dan kebangun dari tidur. Bukankah mbah Ali sudah meninggal dunia 50 tahun yang lalu. Mengapa dia menemui pastor?  Dia masih menderita di seberang, sekalipun jasatnya telah mati. Bukankah selaman dia sakit, dia berkeliling meminta pertolongan dari para dukun? Oh mungkin kuasa kegelapan semacam itu yang mengikatnya selamanya.

Ya mbah Ali, pastor bawa dalam ekaristi. Semoga Allah mengampuni dan melepaskanmu dari kuasa kegelapan yang mengikatmu.

orang beriman dan pelaksana sabda akan smati berbahagia , menempati kemah abadi yang Tuhan sediakan bagi nya. sedangkan orang yang menyangkal Tuhan dan hidupnya melenceng ke kanan dan kekiri, maka setelah mati dia mengalami penderitaan kekal abadi.

anda memutuskan untuk memilih yang mana? keputusan ada di tangan anda.

Tinggalkan Balasan