Kematian (mimpi-5)

sabtu 29 oktober 2012

Romo melihat banyak sekali orang berkumpul di suatu tempat. Melihat mereka hati romo tergerak oleh belas kasihan karena mereka seperti domba yang tidak bergembala. R romo mengenakan jubah putih dan mengambil kitab suci. romo memilih yakobus 4: 1-18 dan matius 6: 9-13. 

 

“Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.

 

Kalau ada seorang diantara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para panatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minya dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaknya kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita! dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.” 

 

Setelah membaca firman itu romo mengajak semua orang bergandengan tangan untuk berdoa bapa kami. mereka membentuk banyak lingkaran. Doa bapa kami dikutip dari injil matius,

 

“Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami kedalam pendobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat (karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama lamanya. Amin).

 

Sebelum berkat penutup mereka bertanya, bagaimanakah jiwa anaknya dan mereka. Romo melihat Yesus bersama-sama dengan jiwa-jiwa orang yang percaya kepada-Nya. Yesus berada di belakang jiwa-jiwa orang yang telah meninggal untuk menuntun mereka ke jalan kehidupan. 

 

Mendengar hal itu bersukacitalah banyak orang. Makanya “Bertobatlah dan percayalah kepada injil” supaya kita diselamatkan.

“Pra Eksekusi”

Jumaat, 28 september 2012

Romo melihat bahwa orang yang menyampaikan pewartaan injil/sabda Tuhan kepada orang lain dengan keliru, maka dia akan dikeluarkan dari komunitas / mendapat hukuman. Keluar dari komunitas dan hidup dalam kegelapan. Kita bukan berada pada siang atau malam seperti siklus mata hari terbit atau terbenam, namun kita berada dalam suasana berjalan sendiri seperti berada di dalam hutan lebat. Ketika kita berjalan di dalam hutan lebat, kita sulit menentukan arah mata angin. Kita berjalan yakin ke utara berjam-jam, namun kita hanya berputar-putar di areal yang sempit.

Pada saat romo berjalan pulang atau pergi ke tempat tujuan akhir, yaitu Bapa banyak sekali komunitas-komunitas kecil. Romo menjumpai di kegelapan seorang lelaki. Romo diajak untuk bertemu dengan orang-orang lain, orang-orang dewasa dengan berbagai jenis kelamin dan berbagai suku. Perilaku mereka di luar tampak sopan santun dan ramah seperti orang desa yang ramah. Rasa-rasanya kesalehan yang diluar jauh berbeda dengan kenyataanya. Hati mereka busuk dan jijik perbuatannya. Orang-orang itu mau memaksa menjadikan kita menjadi pengikutnya. Kita dipaksa untuk menyembah dan berlutut di hadapannya. Melihat sikap jahat seperti itu romo bertarmung melawan mereka dan meninggalkan mereka.

Setelah berjalan sendiri sekian lama romo melihat cahaya. Hati bergembira ketika kita berada di dalam kegelapan kemudian kita melihat cahaya. Romo menghampiri arah cahaya itu. Romo melihat seoarang anak lelaki (berkisar umur 9 tahun). Romo menghampiri anak itu untuk bertanya, kita berada dimana? Anak itu memanggil orang dewasa dalam komunitas itu untuk menemui romo. Lelaki itu menjelaskan bahwa mereka berkumpul setiap hari untuk berdoa. Semua orang berdoa setiap waktu tiada henti-hentinya. Romo melihat banyak orang lelaki dan wanita, tua dan muda, dewasa dan anak-anak.

Ketika lelaki itu menjelaskan kepada romo, timbul rasa ragu-ragu, siapa tahu mereka berkedok hidup saleh namun perbuatannya jahat. Lelaki itu mengerti kekhawatiranku, dia mengajakku untuk bertemu dengan para anggota mereka. Mereka berdoa tiada kunjung henti untuk menanti saatnya tiba. Romo membagi-bagikan sesuatu kepada para anggota komunitas itu. Aneh ketika romo memberi dan memberi mereka, justru romo semakin banyak memberi (selalu ada di kita untuk diberi).

( jalan kedepan yang akan terjadi )

Lelaki itu menunjukkan jalan pulang. Tangan kanannya menunjuk ke arah jalan itu. Romo berpamitan dengan lelaki itu, dan mengucapkan berlimpah terima kasih atas tuntunan-Nya berjalan di jalan.

Di malam gelap selalu ada harapan cahaya.

Di sepanjang jalan romo melihat banyak sekali orang. Ada yang menarik dari sekian banyak orang. Orang-orang ini seperti bercahaya, seperti membawa lilin tetapi bukan lilin. Dia selalu berdoa tak kunjung putus. “Api cinta ilahi murnikanlah kami” begitu deh mereka berdoa sepenggal itu.

Banyak orang menderita di dunia ini. Mereka belum mengenal Tuhan dan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan pada akhirnya berada dalam kegelapan. Berjalan “lontang-lantung” tanpa arah dan tujuan atau berjalan namun berputar-putar tak mampu mencapai tujuan akhir hidup yaitu Bapa di surga.

Penting sekali bagi kita untuk setia terhadap Tuhan. Kita mengimani-Nya, memahami ajaran-Nya, dan melaksanakan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata. Kita hendaknya membawa damai dan berkat bagi orang lain: memiliki integritas : perbuatan dan pikiran sama. Jangan sampai menjadi, “serigala berbulu domba”. Luar nampak saleh namun di dalam sangat busuk dan kejam. Jika kita membawa Tuhan dalam hidup maka tumbuh perasaan damai dan suka cita. Membuat orang berada di dekat kita damai dan tenang. Selama kita bertemu dengan orang lain hendaknya kita mengatakan kebenaran supaya orang mengenal kebenaran, dan jalan kehidupan. “Api cinta Ilahi kobarkanlah iman kami dan semangat kami untuk mengimani-Mu”.

Kematian – 3 (mimpi)

kamis, 27 september 2012

Bercermin tulisan tahun 2012 dengan kacamata januari 2019.

Romo melihat seorang bapak berjalan masuk ke laut. Ketika romo mengamati ternyata tidak hanya dia, namun banyak orang sudah mengapung di laut.

Ada seorang lelaki dewasa dari darat masuk ke laut. Niat awal mereka mau menolong teman yang tenggelam di laut, namun dia bersama temen-temennya tenggelam di laut.

Romo bersama dengan rombongan orang yang mati di laut. Pada umumnya, yang nampak adalah arwah orang yang sudah dewasa. Para arwah terapung-apung di laut. Di antara mereka ada 1 pemimpin yang memimpin banyak rombongan untuk menuju ke suatu tempat.

Sebagian ada yang terdampar di pulau atau daratan sementara dan terhempas ombak kembali lagi ke laut. ketika ada yang mendekati daratan/pulau, romo mengajak mereka untuk kembali ke darat, namun mereka tidak mau mendarat. Mereka terus bergerak pelan seperti mengikuti arus laut (seperti sungai di darat, tetapi ini di laut).

Ketika romo menghimbau dari daratan kepada banyak orang di laut untuk berhenti dan mendarat, romo justru melihat ular hijau dg motif tulisan mandarin di tubuh ular itu. Ular berwarna hijau tersebut mengikuti rombongan orang yang mengapung di laut.

Romo terus mengikuti rombongan tersebut hingga mereka mencapai tujuan akhir mereka. Mereka bergerak menuju ke suatu tempat. Banyak orang berada di tempat ini.

Orang-orang itu adalah orang yang meninggal di laut, karena mati tenggelam atau dibakar dibuang di laut. Setelah mereka mati, para arwah tersebut dibimbing oleh “sosok lelaki” bergerak menuju tempat yang indah. Dia lah Yesus.

Kematian (mimpi-2)

rabu, 26 september 2012

Ak melihat Banyak arwah dalam perjalanan menuju ke suatu tempat. Mereka seolah naik seperti bus (padahal bukan bus, untuk melukiskan situasi pergi bersama-sama) , yang di dalamnya ada pemilik bus itu. Ak bilang kepada pemilikNya, aku belum waktunya pergi ketempat itu, tetapi nanti pasti aku menuju ke tempat itu. Aku mengetahui jalan menuju ke tempat itu, namun detail di tempat itu aku belum gamblang sekarang.

 

Terus lelaki itu berkata, nanti utusanku akan kembali utk menjemput banyak orang. Jika engkau mau, maka engkau bersama mereka untuk pergi ke tempat itu. 

 

Setelah bercakap-cakap dengan lelaki itu, pastor kembali ke tempat pastor, sedangkan rombongan itu melaju terbang menuju ke tempat yang indah itu. Ketika pastor berada di depan rumah, rombongan anak-anak kecil. Mereka banyak sekali. Mereka berjalan di sekeliling kita. Mereka tidak mampu pergi kembali ke tempat yang dituju oleh rombongan yang bersama pastor tadi. 

 

Menarik mengamati dua rombongan itu, rombongan yang bersama dengan penjemput mengetahui arah dan tujuan pergi ke tempat yang indah itu. Di antara mereka ada penuntun jalan, penunjuk arah, pendamping, pemimbing para rombongan itu. 

 

Pastor yakin secara pribadi bahwa lelaki yang menjemput itu adalah Yesus karena pastor melihat wajahnya seperti dalam gambar-gambar di gereja. Pastor merasakan dan melihat lelaki itu memiliki sifat bijak. Kita merasa sangat damai dan bahagia bersama-Nya. Dia menolong kita ketika kita bingung tentang tujuan akhir hidup kita. Dia pun berjanji akan kembali mendampingi/menyertai hidup kita untuk bisa kembali ke tempat yang bahagia itu.

 

Posisi kita sekarang masih dalam peziarahan menuju tempat itu, dimana Bapa berada. Jalan kita jelas terbentang lurus. Jalan yang kita lalui sudah pasti menuju kepada Bapa. Karena lelaki itu sudah menunjukkan jalan menuju ke tempat itu. Melalui Yesus yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan kita sampai ke tempat tujuan akhir hidup kita, Bapa.

 

Pastor sangat beruntung berjalan di jalan yang benar, di jalan yang Yesus tunjukkan kepada kita. Dia selalu menyertai kita dalam sepanjang perjalanan hidup kita. 

 

Kita tidak mampu menolong para arwah yang tidak mampu kembali ke asal dan usul segala ciptaan. Yang mampu menolong para arwah penasaran itu adalah Yesus. Kita mengenal Yesus, mungkin kita bisa mohon belas kasih Yesus agar berbelas kasih kepada para arwah untuk menuntunnya kembali pulang kerumah Bapa, ke kemah yang telah Bapa sediakan bagi kita.

 

Siapakah yang menyertai anda saat ini dalam perjalanan hidup anda? Siapakah yang membimbing jalan anda supaya jalan anda lurus? Siapa penunjuk jalan anda supaya mampu kembali kepada Tuhan? 

Jiwa “mbah Ali”

25 September 2012, Selasa

setelah FX susilo , kakal kandung pastor , anak nomer dua dari delapan bersaudara meninggal dunia karena serangan jantung di hari peringatan ke 51, susilo bertemu dengan pastor dalam mimpi. Dalam perjumpaan pastor dengannya , pastor melihatnya serupa ketika dia masih hidup di dunia.  Sehingga pastor bisa mengenalinya. Bedanya dia tidak terikat dimensi ruang dan waktu.

Pastor melihatnya tersenyum bahagia. Tiada rasa sakit. Tiada rasa panas. Tiada rasa dingin.  Dia kelihatan tsrsenyum memandangi pastor.

Sementara itu pastor dibawa di pada pemandangan yang kontras dengan kakak pastor. Pastor melihat wanita tua sedang berjongkok. Dia terbatuk batuk kesakitan.

Lah, bukankah dia mbah Ali?? “Ono opo, Mbah? Kok neng kono dhewe?” Tanyaku menyapa mbah Ali.

Pastor melihat kompleks kampus pojok Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyajarta. Di sekeliling tampak banyak orang berseliweran.  Kembali pastor menyapa, ” mbah Ali!”

Dia menoleh sembari batuk menahan sakit. “Sengsoro aku le” = sengsara saya , nak ”

Pastor terhenyak memandang raut wajah mbah Ali dan kebangun dari tidur. Bukankah mbah Ali sudah meninggal dunia 50 tahun yang lalu. Mengapa dia menemui pastor?  Dia masih menderita di seberang, sekalipun jasatnya telah mati. Bukankah selaman dia sakit, dia berkeliling meminta pertolongan dari para dukun? Oh mungkin kuasa kegelapan semacam itu yang mengikatnya selamanya.

Ya mbah Ali, pastor bawa dalam ekaristi. Semoga Allah mengampuni dan melepaskanmu dari kuasa kegelapan yang mengikatmu.

orang beriman dan pelaksana sabda akan smati berbahagia , menempati kemah abadi yang Tuhan sediakan bagi nya. sedangkan orang yang menyangkal Tuhan dan hidupnya melenceng ke kanan dan kekiri, maka setelah mati dia mengalami penderitaan kekal abadi.

anda memutuskan untuk memilih yang mana? keputusan ada di tangan anda.