keyakinan menuju iman

keuskupan, 6 desember 2010

Meminjam tulisan antony robin, keyakinan ibarat sebuah meja. Meja semakin kuat manakala ditopang oleh kaki kaki. Semakin banyak kaki (persepsi lama meja 4 kaki), maka meja semakin kuat. Kaki kaki itulah pengalaman demi pengalaman. Semakin banyak kumpulan pengalaman secara pribadi atau dalam korelasi dg orang lain seperti cap dari seorang sahabat kepada sahabatnya,’si tangan sakti’ atau kekaguman seorang petinggi gereja “luarbiasa” semakin teguhlah keyakinan itu.

Meminjam strategy Krisnamurti si motivator kondang dalam mengumpulkan uang 1milyar dalam tempo 16 bulan berawal dari menabung rp. 10.000 di bulan pertama. Tabungan di bulan kedua rp. 20.000. tabungan di bulan ketiga rp. 40.000. tabungan di bulan keempat rp. 80.000. tabungan di bulan kelima rp. 160.000. tabungan di bulan selanjutnya adalah kelipatan dua. Kemampuan menabung uang kecil meningkat dua kali lipat meningkat pula tingkat kesulitan. Latihan-latihan menabung kecil menumbuhkan keyakinan bahwa “kita mampu”. Ketika keyakinan tumbuh maka seluruh potensi dikerahkan untuk mewujudkan goal-goal kecil menuju goal besar.

Bagi sebagian orang berbakat / jenius terbuka kemungkinan untuk memiliki persepsi bahwa meja bisa berdiri kokoh hanya didukung oleh 1kaki atau 2kaki. Sangat terbuka 1 pengalaman menakjubkan mampu menciptakan 1 keyakinan. 1 pengalaman traumatis bisa mencipta 1 pengalaman buruk seumur hidup. 1 pengalaman seorang apak ketika dalam keadaan sekarang menuturkan melihat wajah serupa dengan wajah Yesus, setelah pengalaman itu dia menjadi percaya kepada Yesus selamanya.

Nah betapa dahsyat sebuah keyakinan personal. Padahal di atas keyakinan personal ada dimensi lain bernama iman. Iman lebih berkorelasi dengan Tuhan atau pencipta segala sesuatu dan segala sesuatu mengalir dari Dia dan menuju kepada Dia. Dimensi iman di dalam diri manusia dalam hubungannya dengan Tuhan melampaui keyakinan. Tuturan si bijak,”jika engkau memiliki iman sebesar biji sesawi saja, maka engkau dapat berbuat ini dan berbuat itu … “
menjadi masuk di logika kita manakala orang beriman melihat fenomena mukjijat yang mengatasi akal budi dan panca indera manusia. Berulangkali setelah proses mukjijat penyembuhan terjadi si Yesus berujar,”Pergilah imanmu menyelamatkanmu!”

Berawal dari keyakinan manusiawi yang personal meningkat menuju ke iman kepada Tuhan. Mentransendensi yang imanen!

Salam dari rumah retret purisadhana jl air mesu km 13,5 pangkalpinang Bangka, yang sedang mengadakan eksperimen menetaskan telor burung wallet 550 butir dan hari demi hari ramai dengan suara piyek burung wallet. Kita berusaha, Tuhan memberkati karya kita demi kemuliaan Tuhan dan kebahagiaan sesam.