Puri sadhana, 25 oktober 2010
Hiu me fa memiliki 4 anak, 8 cucu. anak ke 3 dari 4 bersaudara menuturkan, “mama membuat batako sendiri setiap hari. Hasil batako tersebut dipakai olehnya untuk membangun rumah kayu: mengganti rumah kayu menjadi tembok. Dia mengambil pasir di lahan sendiri. Bahan material yg lain seperti pasir, batu, kayu dikumpulkan satu demi satu. Beaya tukan dan kernet ditabung dari hasil membuat&menjual aneka macam kue dodol, ayam dll.” Kisah ibu tua ini mengingatkan pastor ketika membuka email tentang 1 keluarga yang tinggal di puncak gunung yang tinggi. Yang lelaki membawa kekasihnya ke puncak gunung untuk hidup bersama. Agar kekasihnya mampu naik turun gunung, ia memahat anak tangga 1 demi satu hingga ribuan anak tangga. Pekerjaan kecil / sekecil apapun ibu itu atau pemuda itu mengarah pada tujuan besar rumah dan ribuan anak tangga. Apakah langkah kecil/perbuatan kecil kita sekarang berakhir pada tujuan besar di masa yang akan datang atau kita sekedar berjalan tanpa visi yang jelas. Tuhan memberkati langkah anda saat ini menuju ribuan mil di kemudian hari. Salam dan doa dari rumah retret puri sadhana pangkalpinang
Cerita tersebut , sangat menyentuh setelah saya membaca nya …
Karena itu benar apa ada nya …
dan Hiu mei Fa itu adalah seorang nenek yang Ulet .
Saya adalah salah satu CUCU nya …
Sikap pantang menyerah dan tanpa kenal lelah merupakan Sikap yang Harus Kita Contoh dari beliau …
sampai saat ini saya merasa bangga dapat memiliki seorang nenek yang bernama Hiu Mei Fa …
terima kasih untuk pastor Titus Budi yang telah menguraikan cerita pada situs nya …
salam kenal Fransiskus johan
GBU … 🙂
belimpah terima kasih untuk kesaksiannya sebagai anaknya
Pesan bapa paus fransiskus agar kita belajar dari orang tua yang beriman. Terimakasih diperkenankan belajar daro beliau