Mewujud

Purisadhana, 11 agustus 2010

Mengawali pagi baik kiranya kita sejenak merenung/berdoa di hadapan Tuhan: Sebelum kita membangun rumah, kita menggambar rumah itu di kertas. Sebelum kita membuat baju atau jubah, kita terlebih dulu mencatat di kertas tentan konsep baju: panjang, lebar di masing-masing organ tubuh, mode, dsb. Sebelum kita membuat kursi atau meja, kita terlebih dahulu menggambar kursi&meja di kertas. Sebelum kita berkotbah, kita menulis dulu konsep kotbah di kertas. Sebelum kita masak ikan lempah, kita mencatat terlebih dulu resep masak ikan lempah. Sebelum kita memaafkan sesama, kita membayangkan terlebih dulu perjumpaan dg orang itu dan menyusun konsep memaafkan. Sebelum kita bekerja hari ini, kita sudah mencatat di buku agenda kita. Sebelum kita membimbing rekoleksi/retret, kami sudah mencatat seluruh materi rekoleksi/retret. Proses tersebut bergerak dari TAN WUJUD (tidak berwujud) menjadi MEWUJUD (berwujud). Semua materi akan berlanjut: TAN WUJUD menjadi MEWUJUD berubah menjadi TAN WUJUD: kita melukis sebuah rumah (tan wujud). Rumah dibangung oleh seorang tukang bangunan (mewujud). Rumah terbakar atau hancur oleh bencana alam (tan wujud). Sedangkan yang bersifat rohani bersifat kekal: sabda Yesus hidup/ada dari dulu, sekarang&yang akan datang. Semakin tulisan kita sekarang tentang hasil akhir yang kita dambakan jelas, maka semakin jelas juga hal itu terwujud dan sebaliknya. Apakah kita sudah menyusun naskah kita untuk hari ini dengan jelas atau kita membiarkan naskah hidup kita ditulis oleh orang lain? Selamat berkarya sesuai panggilan kita masing-masing untuk membangun dunia lebih maju dan demi kemuliaan Tuhan. Tuhan memberkati naskah anda semua. Salam dan doa dari rumah retret purisadhan pangkalpinang.

Tinggalkan Balasan