Jatuh Bangun

Purisadhana, 9 Juni 2010

Ketika seorang anak berlatih berjalan, ia berulangkali jatuh dan bangun. Sekalipun ribuan mengalami hal itu ia tetap memiliki semangat untuk berdiri – berjalan. Bahkan manakala ia mau menggapai boneka atau barang kesayanganya di atas sofa atau meja, ia gigih menggapai sekalipun ia terjungkal beribu kali. ketika kita sudah dewasa, apakah semangat bayi atau anak-anak itu masih menjiwai perjuangan hidup kita atau sirna? Ketika kita berjuang mengejar cita cita atau berjalan menuju Bapa, pernahkah kita jatuh berulangkali dan mau bangkit atau pada waktu kita jatuh membuat putus asa dan tidak melanjutkan perjalanan atau perjuangan kita. Yesus sekalipun jatuh dan jatuh, Ia mau bangun untuk melanjutkan memanggul salib ke puncak golgota. Tuhan menganugerahi rahmat spirit/semangat seperti bayi/kanak-kanak atau spirit Yesus dalam perjalanan menuju cita-cita.

Kembali kepada Dasar

Purisadhana, 8 juli 2010

“Barang siapa setia dengan perkara-perkara kecil, dia juga setia dengan perkara-perkara besar.” Seribu langkah selalu diawali dengan satu langkah demi satu langkah. Karakter seseorang bermula dari satu tindakan kecil&tindakan itu diulang-ulang. Bukankah kita bisa ceramah sekarang berkat ketekunan kita sejak kecil belajar kata demi kata?

Kembali melihat dasar adalah kebijaksanaan.

Topeng Kehidupan

banyak orang memakai topeng. orang berfikir bahwa dengan topeng itu dia menyembunyikan jati dirinya sendiri. perilaku dan sikap sangat ditentukan oleh topeng yang dikenakannya. bila ia memakai topeng kesucian, maka ia bertutur kata dan berperilaku seperti orang suci, walaupun sebenarnya dia itu memiliki kesalahan dan doa. Ketika orang memakai topeng kebebasan maka ia berperilaku dan bertutur kata kebebasan. walaupun sebenarnya dirinya mungkin berada dalam tekanan atau penjajahan. ketika orang memakai topeng kebahagiaan, maka tutur kata dan perilaku menyingkapkan bahwa dirinya adalah bahagia walaupun sejatinya dirinya mungkin menderita. ketika orang memakai topeng milyader, maka perilaku nya menampilkan diri sebagai orang kaya walaupun sebenarnya dirinya itu kere. topeng-topeng itu untuk menyembunyikan jati diri.

padahal

kebahagiaan sejati justru ketika orang menanggalkan topeng-topeng dan menampilkan diri apa adanya.