Berjumpa dengan Yesus

Minggu 27 Juni 2010

Pukul 08.00 wib titus budiyanto berjumpa dengan Yesus di gereja St Yohanes Pemandi Batu Rusa Bangka. Kehadiran Yesus sungguh nyata dialami ketika saya merayakan Ekaristi. Dia mengorbankan diri-Nya dengan memberikan tubuh dan darah-Nya untuk kami. Bahkan Ia juga berbicara kepada kami melalui firman-firman-Nya. Pesannya agar kita mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri atau kalau membajak perlu memandang ke depan, bukan menoleh ke belakang.

Anugerah Imamat dari Tuhan

selasa, 22 juni 2010

Siapa yang mempertahankan diri akan kehilangan diri, siapa yang kehilangan diri demi Dia akan mendapatkan dirinya di dalam Dia. Siapa mempertahankan ego, ia akan kehilangan ruang bagi Allah di dalam dirinya. Siapa yang mengeluarkan ego, ia memiliki ruang untuk Allah.
Hari ini pastor titus budiyanto mendapatkan rahmat imamat dari Tuhan melalui Mgr Hilarius Moa Nurak SVD dan para penasehatnya.

Terimakasih Tuhan atas kebaikan-Mu kepada hamba-Mu. Engkau menyertai setiap hari dalam suka maupun duka. Bimbinglah hamba-Mu di tempat tugas baru dalam mewartakan Injil agar semakin mulia nama-Mu manakala semakin banyak orang mengenal nama-Mu dan menyembah Engkau.

Berlimpah terimakasih Tuhan.

Si Bungsu Kembali

Keuskupan, 21 Juni 2010

Ketika jam kerja pukul 1030 wib orang datang untuk meminta waktu untuk diskusi. Kapanpun seorang imam harus siap melayani umat. Maka saya meninggalkan ruangan tabloid berkat untuk menemuinya di kapela. Apakah persoalanmu?

Saya membenci adik ipar karena setiap permintaanya kepada mertua selalu diberi sedangkan saya setiap kali meminta tidak pernah diberinya. Saya membenci kakak ipar, karena setiap kali dia minta mobil mertua selalu dibelikan sedangkan saya selalu ditunda-tunda. Saya membenci mertua karena mertua membeda-bedakan anak-anaknya, ia pilih kasih. Saya membenci orang tua saya karena orang tua saya tidak mencintai saya. Saya membenci kakak saya karena ia lebih disayang oleh papa saya. Nah saya benci dengan pasangan saya karena pasangan saya selalu tidak memberi yang saya minta. Saya marah dengan anak-anak. Mereka semua adalah jahat dan saya adalah baik adanya.

Setelah ia mengemukakan litani emosi negatifnya, saya membacakan perumpamaan tentang anak yang hilang Lukas 15:11-32. Dalam kisah anak yang hilang si bungsu berbuat dosa kepada bapanya. Akibat dosanya maka ia merasakan penderitaan karena hubungan kasih anak dengan bapa terputus. Setelah ia menyadari akan dosa-dosanya, ia rindu kembali pulang ke rumah bapa. “aku telah berdosa terhadap bapa dan berdosa terhadap Bapa di surga.” Ia meninggalkan kebiasaan buruk yang menghantar kepada lumpur dosa untuk kembali ke rumah Bapa. Apakah engkau menyesali semua sikap bencimu dan mau mengasihi mereka? Jadi apa persoalanmu? Engkau menyajikan alasan kebencianmu kepada orang-orang di sekelilingmu untuk membenarkan sikapmu dan belum ada unsur penyesalan atas emosi negative.
Perasaan benci dan iri terhadap adik ipar, kakak ipar, dan adik kandung.

Bapa itu memberikan harta kekayaan kepada si bungsu, sedangkan ia tidak memberikan harta kepada si sulung. Bapa menerima kembali si sulung yang salah dan memestakannya, sedangkan Ia tidak memestakan si sulung. Sikap si sulung apakah serupa dengan sikapmu terhadap orang-orang di sekelilingmu? Kamu sudah mempunyai mobil seharga 125.000.000, dan meminta lagi karena adik iparmu dibelikan mobil seharga 175.000.000. Kamu sudah mempunyai rumah dari mertuamu seharga 500.000.000, sedangkan rumah kakak iparmu seharga 1milyar. Apakah ada kedamaian manakala hati kita dipenuhi rasa tidak puas, iri dan benci?

Tuhan bebas memberikan rahmat-Nya kepada siapa dia mau. Barang milik Allah, maka hak Allah lah mengatur. Mertuamu bebas memberikan harta kepada siapa dia mau. Semua barang adalah miliknya, maka hak mertua mullah mengatur hartanya. Apakah engkau memiliki kemampuan untuk bekerja mendapatkan barang sehingga engkau tidak tergantung dari mertua atau orang lain dalam menggapai keinginan? apakah engkau lebih memilih patut bersukacita dan bergembira karena mereka bergembira atau kita bersukacita ketika mereka menderita.

Saya sudah berdosa!

Bapa menerima si bungsu dan tidak mengingat-ingat dosa-dosa masa lalu. Demikian juga Allah mengampuni segala kita dan enggak mengingat masa kelam. Putuskan untuk hidup baru di dalam Allah dan tanggalkan masa lalu kelam dengan bantuan rahmat Tuhan.

Berwawan dengan Yesus

Keuskupan, Senin, 21 Juni 2010

Pukul 0230 wib adalah waktu tidur paling euenak untuk kebanyakan orang. Biasanya sih memang jam begitu keadaan senyap dan nyenyak banget. Apalagi setelah banyak pekerjaan di hari minggu. . Enggak ada tamu datang untuk konsultasi atau berdiskusi pada saat dini hari. Lagian ini rumah para Imam lagi. Orang enggan datang masuk gedung megah.

Ketika uenak-uenaknya tidur, Yesus datang mengetuk pintu jam 02.00 wib 21 Juni 2010. Antara males atau bangun membukakan pintu hati? Kalau nuruti kedagingan – ego, ya mesti nyo milih tidur aja deh. Di saat rasa males itu menyusup di batin, ketukan itu semakin kuat. “bangunlah nak!”

Aku tetap aje tidur di ranjang. Mata melek dan merem. Rasa kantuk sangat kuat. Telpon bordering. “romo, perut saya sakit sekali… bentar-bentar… terus ada keluar flek, ada apa ya romo?”

Weleh konsultasi kehamilan kok ke romo. Emang tlp ini enggak salah alamat? Lha romo kok ditanya tentang ngeflek. Weleh-weleh … itu dalam hati. Mungkin dia takut , khawatir, cemas terhadap anak dalam kandungannya.

“apakah ada apa-apa dengan anak saya atau tidak mo? Perut di bagian bawah seperti narik-narik. Tolong doakan dong mo.”

Ya sudah ak bilangin ke dia nya, Tuhan Yesus menyertai engkau dan anakmu setiap hari. Berdoalah kepada Yesus. Di dalam doa, ajaklah cakap-cakap bayi dalam kandungan. Sampaikan permintaan maafmu kepadanya. Mungkin kau terlalu banyak bergerak naik – turun tangga atau mobil sehingga berakibat seperti sekarang ini. Pesanlah kepadanya bahwa engkau sangat mencintai anak dalam kandungan itu. Mama mau menjaga memelihara merawat sampai umurmu 9 bulan.
Romo kok tahu kalau saya banyak gerak? Iya romo saya percaya bahwa Yesus menyertai saya dan anak saya.

“ketika Yesus bersama para murid-Nya di perahu, mengamuklah angin taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk kedalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya,”guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Ia pun bangun menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: Diam! Tenanglah! Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali” (Markus 4: 37-39). Ketika engkau khawatir – takut terhadap gejolak anak dalam rahimmu, sadarilah bahwa Yesus berada di dalam perahu anda. Dia akan menghardir gelombang kekhawatiran anda. Bicaralah kepada anakmu, “Diamlah anakku! Tenanglah!”

Nah, sekarang segera ke rumah sakit untuk konsultasi dengan dokter!
Pastor saya sudah diinfus di Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta. Ternyata sakit juga diinfus ya pastor. Saya baru sekali ini diinfus dan opname di rumah sakit. Kejadian tadi bertepatan dengan jadwal cek ke dokter.

Nah aman deh kalau sudah di rumah sakit. Dokter di rumah sakit adalah mutlak dalam keadaan seperti kamu, doa kepada Yesus juga mutlak untuk orang beriman. Nah setelah anak dalam rahimmu diam, tenang dan damai maka tidurlah dalam lindungan Tuhan.

“Siapa yang melawat aku ketika aku terbaring sakit, sebenarnya ia melawat Aku” Penelpon itu adalah Yesus. Jadi betapa indahnya bertemu dan berwawan hati dengan Yesus melalui tlp.

Aku Melihat Wajah Allah

Keuskupan, 20 Juni 2010

Aku memimpin ekaristi pukul 08.00 wib , Minggu 20 Mei 2010 di stasi santo Yoyakim Pangkul Bangka. Injil hari ini dari Lukas tentang pertanyaan Yesus kepada para murid, siapakah Aku ini? Jawab para murid, kata orang Engkau adalah Yohanes pembaptis. Kata orang, Engkau adalah Elia. Menurut Petrus Engkau adalah Mesias. Bilamana pertanyaan itu ditujukan kepada saya, siapakah Yesus? Saya menjumpai Yesus mengorbankan tubuh dan darah. Ia adalah sabda kehidupan.

Sepulang dari ekaristi saya menjumpai Yesus di dalam kehidupan. saya bersama dengan pengurus stasi St Yoyakim Pangkul mengunjungi umat yang sedang sakit, malaria/demam, stroke, dan sakit kepala. Saya menemui Yesus di dalam diri mereka. Saya yakin bahwa di dalam mereka saya menemukan Yesus.

Ibu Ajin ketika menjual sayur, tertabrak mobil. Akibatnya ia koma 12 hari di rumah sakit umum Pangkalpinang. setiap haril komunitas stasi St Yoyakim pangkul berkunjung berdoa Rosario bersama untuk Aji Ajin. Allah menyelamatkan dan menyembuhkan Ajin. Berdasarkan pengalaman itu aji Ajin mempunyai pandangan bahwa Yesus adalah penyembuh Agung. Dia sungguh Tuhan yang menghidupkan.

Setelah dia semakin mengenal Yesus, ia rindu kembali ke pangkuan gereja. Dia sudah meninggalkan gereja 15 tahun yang lalu. Dia rindu menerima sakramen tobat dan mulai kembali mengikuti ekaristi setiap minggu di gereja St Yoyakim Pangkul. Setelah ia menerima sakramen Tobat, saya berpesan kepada pengurus stasi agar pengurus stasi membantu proses kembalinya domba hilang ke pangkuang gereja dengan menghubungi pastor paroki St Yusuf atau pastor Wilayah St Yoyakim paroki St Yusuf pangkalpinang.

Yesus meninggalkan 99 domba dan mencari 1 domba yang hilang dan membawanya kembali. Bapa menerima ke pangkuan anak bungsu yang hilang ke pangkuan-Nya, tanpa melihat masa lalunya. Saya mengimani bahwa saya berjumpa Yesus di dalam diri Aji Ajin dan komunitas yang berdoa di dalam nama Yesus sembari membaca firman Tuhan.

Ternyata semakin mudah menemukan wajah-wajah Yesus di sekitar kita. asal hati kita mau terbuka. Terimakasih Tuhan, Engkau menyatakan diri-Mu kepada orang berdosa, hamba-Mu ini.

Aku Bertemu Yesus

Keuskupan Pangkalpinang, Sabtu jam2156 wib, 20 Juni 2010

Pukul 0630 wib sabtu, 19 Juni 2010 seorang ayah dari dua anak datang menemuiku. Kedua anaknya baru saja lulus dengan nilai menakjubkan. Keberhasilan anaknya membahagiakan keluarga bapak itu. Namun bersamaan dengan itu ia sedih memikirkan beaya seragam, buku, SPP, dan kebutuhan lainnya. Dia sudah berusaha untuk meminjam kesana kemari, namun nihil. Setiap hari dia berdoa siang dan malam untuk mengatasi persoalannya. Tetap saja doa keluarga belum terjawab oleh Tuhan. Ketika ia sedang buntu, ia memberanikan diri datang untuk meminta makan dan sedikit uang untuk keperluan anak-anaknya.

Pertama ada keraguan di dalam diri dan pikiran, beri atau tidak. Beri atau enggak. Bukankah kau bisa pinjam di bank atau koperasi? Bukankah kau punya pikiran untuk merencanakan kebutuhan anak-anakmu. Bukankah kau bisa meminta para pengusaha. Bukankah kamu bisa bekerja untuk memenuhi semua itu. Banyak pertanyaan di dalam diri muncul. yang jelas di depan ku, dia lapar dan sangat mendesak membayar sekolah, seragam dan lain-lain.

Ketika menyingkirkan keraguan dan memutuskan memberi uang kepada orang bapak itu, detik itu juga ada orang lain datang memberikan uang kepada saya. Padahal pastor tidak menjual jasa dengan memberi terapy atau doa. Saya mengimani bahwa orang yang sedang menderita itu adalah Yesus dan orang yang memberi itu adalah Yesus.

Ketika Tuhan meminta Abram untuk dipersembahkan kepadaNya, ia ragu-ragu untuk memberikan atau tidak. Karena Ishak adalah anak tunggal. Setelah Ia memutuskan untuk memberikan anakNya kepada Tuhan, maka bersamaan dengan itu Tuhan mengembalikan anak-Nya dan memberikan domba sebagai persembahan.

jadi ingat materi retret penutupan tahun imam di via renata di puncak 7 – 11 juni 2010. Mgr Suharyo mengatakan bahwa yesus mengidentikkan dengan orang menderita, anak kecil, dan murid yang diutus-Nya. Banyak orang kudus mendapat kekudusan dan kesucian dengan melakukan hal sederhana yakni memberi makan, merawat orang sakit, memberi tumpangan. Santa Theresia dari kalkuta menjadi contoh tentang hal itu. tetapi mengapa justru kita yang pandai justru sulit menangkap di balik apa yang kita lihat dan kita lihat.

Memang Yesus pernah bersabda ,”barang siapa melawat aku dalam penjara, Ia melawat Aku. barang siapa memberi tumpangan orang asing, ia memberi tumpangan kepadaKu. barang siapa melayani orang sakit, ia merawat Aku. Barangsiapa memberi makan orang lapar, Ia memberi makan Aku.” Berarti menolong orang yang menderita, menolong Yesus. Yesus berjumpa di dalam diri si bapak tiga anak, yang sedang menderita dan melihat Yesus di dalam diri orang yang memberi tolong kepada Bapak yang menderita itu. Menakjubkan sekali dan membahagiakan sekali. Kebahagiaan memotivasi diri untuk semakin giat melayani Yesus di dalam diri orang menderita. atau ketika diri sendiri sedang lapar atau menderita, ternyata Yesus sungguh sangat dekat dengan diri. Dia lebih dekat dari siapapun dari kita, karena Ia ada di dalam dan di luar diri.

Kesulitan dan tantangan selalu terpampang di depan mata kita. Kalau lupa dengan janji Yesus, ” Aku akan menyertai kamu sampai akhir zaman.” maka muncul keraguan untuk menyembah dan melayani Dia. Iman bahwa Emanuel, sungguh meneguhkan perjalanan hidup. Terimakasih Yesus, Engkau sudi menemui hamba Mu yang hina dan dina ini.