Kisah si Coklat

Pertapaan Yung Fo, 14 Januari 2010

Seseorang memiliki anjing blacky sejak 3 tahun yang lalu. 9 september 2009 blacky melahirkan 6 ekor di gorong-gorong (saluran air) di depan kamar tuanya. Dia sudah memindahkan blacky dengan keenam anaknya di bawah pondok. Keenam anaknya ditaruh diatas karton berlapis kain agar hangat. 5 menit setelah si pastur pergi meninggalkan blacky dan keenamnya di pondok, blacky membawa pulang kembali ke gorong-gorong.

Sikap si blacky membuat kesel pemiliknya. Blacky diikat dengan rantai di pondok di samping anaknya. Berulangkali rantai tipis putus ketika blacky meronta-ronta. Ketika dia bebas dari belenggu, ia menggondol keenam anaknya untuk dibawa kembali ke gorong-gorong.

Kekurangajaran blacky membuat berang tuanya. Ia tutup gorong-gorong dan dihajar berulang-ulang agar kapok, tetapi si blacky tetap saja melupakan hajaran demi hajaran tuannya. Setiap kali ada kesempatan ia membawa keenam anaknya masuk ke gorong-gorong. Perlakuan keras dan kasar terhadap si blacky tidak membuahkan hasil.

Loli, rekan pemilik anjing merasa iba melihat blacky berada di dalam kamarnya. Ia bertanya, “ada apa blacky? Kok mukamu sedih?” si blacky menunduk sedih. Ia bertanya kembali, “ada apa kau sedih?” muka blacky memandang. Mereka adu pandang. “oh kamu mencari anakmu ya? Anakmu kemana? Kau bawa ke gorong-gorong lagi?”

Dia berdiri keluar dari kamar. Loli mengikutinya. Dia bingung berlari berputar-putar ke komplek dan berusaha memasuki gorong-gorong yang sudah tertutup dengan batu. “mengertilah loli. Dia mencari anaknya. Dia berlari panic karena air memenuhi gorong-gorong. Naluri keibuannya muncul untuk menyelamatkan anaknya.

Loli mengajak loli ke tempat anaknya. di samping anaknya blacky menjilati bulu basahnya. Loli memandang iba di samping blacky dan keenam anaknya. “Loli, kau tinggal di sini saja. Di sini terlindung air hujan. Di gorong-gorong penuh air ketika hujan turun. Kasihan anakmu. Kau disini ya!” si blacky mendekati anaknya. anaknya menyusuinya.

Detik itu blacky tinggal menetap di pondok bersama keenam anaknya. Setiap hari pemilik membari minum susu dan telor lehor. Ia memberi makan dan minum setiap hari di pondok itu. Keenam anaknya tumbuh dengan sempurna. Tubuh keenam anak blacky gemuk-gemuk. Seluruh penghuni bergembira melihat perubahan blacky.

Ketika keenam anak blacky sudah menginjak 2 bulan, blacky dipindah ke kebun. Si coklat sangat jago menggonggong. Menurut penglihatan pemiliknya dia paling berkwalitas. Ia dipilih dipelihara, sedangkan ke 5 anak blacky diberikan kepada oorang-orang yang berminat.

Sekarang si coklat sudah semakin tumbuh besar. Dia jago menggonggong. Beberapa minggu ini hampir setiap berjumpa dengan orang, dia masuk ke gorong-gorong sembari menggonggong. Dia sering berlari ke gorong-gorong dan menggonggong nyaring. Jiwa berani si coklat masih bercampur aduk dengan ketakutan. Pemilik perlu melatih agar menjadi anjing handal.

Si loli mendapat pencerahan melihat si coklat. Blacky melahirkan Si coklat di gorong-gorong. Si coklat berlari ke gorong-gorong karena di sana ia merasa nyaman dan aman. Ia merasakan aura perlindungan si Blacky, sekalipun dia sudah tiada. Loli atau pemilik perlu member rasa aman kepada coklat, agar tumbuh keberanian menghadapi ketakutan. Sumber ketakutan ada di dalam diri dan bukan ada pada manusia, karena manusia di sekelilingnya adalah saleh. Ketakutan teratasi hanya dengan menghadapi dan bukan mencari tempat perlindungan yang aman, terhadap masa lalu.

Banyak orang bersikap seperti coklat. Sekalipun orang sudah berumur 20 tahun, sikap hidupnya sering mengulang ketika dia masih kanak-kanak atau bayi. Ketika orang menghadapi ketakutan, ia lari untuk mencari rasa aman. ketika orang merasa di “gorong-gorong” tempat masa kecilnya, ia merasa aman. Orang berjalan mandeg ketika bersikap seperti coklat. Langkah untuk mengatasi ketakutan adalah meninggalkan rasa aman di masa kecil, dan berani menghadapi ketakutan itu sendiri.

Mind Reading

Pertapaan Yung fo, 11 Januari 2010

Titus: Halo
Mawar : melati, pasturnya da bisa
Melati: yuuupz pinter. Makanya di puji pinter
Titus : Ya
Mawar: pastur
Titus: Yo
Melati: saya ada masalah
Titus: Apa itu?
Mawar: melati cerita masalahnya
Melati: saya …melati … bermasalah dengan penyakit saya neh
Titus: Penyakit apa?
Melati: sakit dari bln november.. sampai sekarang … tadi pagi saya sampai kantor… kepala langsung pusing sekali sampai sekarang pastur…. ada apa ya? Memang saya ada diabetes, dll .. tetapi x ini saya sakit flue, batuk, sakit kepal terus.
Titus: Sulit tidur!(mind reading)
Melati : ya.. sampai minum obat tidur .. tetapi semalam ga minum… terkadang 1 malam penuh ga bisa nyenyak.
Titus : Itu penyebabnya!
Melati : ga ada masalah lainnya? Coba tolong pastur liatin ya.
Titus: Penyebab tidak bisa tidur karena perasaan buruk! (mind reading)
Melati: Perasaan apa pastur? Saya baik2 saja kok. he he …
Titus: Perasaan buruk penyebabnya adalah pikiran buruk!
Melati: aduh pastur saya ga ngerti neh ….
Titus: Pikiran buruk muncul ketika ada representasi buruk yang muncul. Ketika kau tak bisa tidur, suara apa yg muncul di dalam dirimu dan bayangan apa yg muncul? (mind reading)
Mawar : penyakit udah lama pastur, turunan dari bapaknya. Apa kesepian karena pisah sama orang tua n saudara?
Melati: pastur saya doa salam maria untuk menghilangkan bayangan2 apapun
Titus: Kau tidak menjawab pertanyaanku, bayangan apa? (meta model)
Mawar: melati , pastur tanya, bayangan apa yang muncul di pikiran kalau gak bisa tidur
Melati:: ga ngeh ya
mawar: coba pikirin dulu baru jawab
Melati: karena emang ga apa2 Cuma gelisah aja .. aduh kok gini, aduh kok gitu .. ntar kalo ga pules besok gula naik … jadi gelisah.
Mawar : pastur.. melati selalu bilang mau mati
Melati: cuma rasanya begitu
Titus: “aduh kok gini, aduh kok gitu” apa yg kau katakan kok begini dan begitu? (pakai teknik Milton model)
Melati:: ya setiap x saya kesal dengan kehidupan saya … karena memang dihati saya ada rasa iri dengan kakak saya or adik2 saya.. Selalu dan selalu,,,, kadang saya merasa menyesal kenapa saya ada. (proses generalisasi hal buruk). Terus terang sekarang ini saya benar2 kecewa sekali degan hidup sekarang ini sepert sebatang kara pastur..
Titus: Nah menurutmu rasa kesel, iri, merasa hidup gak bermakna (kecewa dg hidup) dst perasaan buruk atau perasaan baek? (pakai teknik Milton Model)
Melati: Ya buruk. Saya jauh dari keluarga dari kecil… selalu merasa tidak punya siapa2.. tiap malam itu saja yang kepikiran apalagi pada saat sakit. Setiap malam bukan hampir lagi deh.. selalu dan selalu itu…. Saya cape sekali. Bangun tidur bukannya segar saya cape. (representasi internalnya , penyebabnya)
Titus: “selalu merasa ga punya siapa2″ apakah ini perasaan buruk atau perasaan baek?
Melati: ya buruk
Titus: Itulah penyebab tidurmu gak nyenyak atau tidak tidur!
Melati : ya…. saya juga sudah berusaha untuk melepas semua perasaan itu… tetapi ga bisa pastur…… Cape. (nah dia mulai mengakui bahwa perasaannya merupakan persoalan. Persoalan membuatnya tidak bisa tidur.
Melati: saya bingung sekarang ini saya harus bagaimana?… yang ada saya kecewa dan kecewa….selalu. Saya ga mau ketemu mama saya samp dengan akhirnya.. itu tekad saya pastur… mungk itu salah 1 penyebabnya .. saya sadari betul
Kenapa setiap saya baik selalu ada saja masalah yang akan buat saya dengan mama saya jadi musuhan lagi… (dia melakukan generalisasi hal buruk lagi, dan jatuh pada sebab akibat). Kalau saya seperti ini saya merasa kesel ama mama saya.. (dia sudah mulai fokus pada perasaan / emosi buruk). Sekarang saya merasa orang paling tidak beruntung pastur dalam segala hal…… kenapa saya tidak mau ketemu mama saya.. karena saya sudah capai tiap x kita baik pasti sebentar saya marah lagi biasanya lebih fatal. Itu saja pastur . Mungk ini pikiran2 buruknya y pastur? (dia fokus pada emosi buruk, marah dan benci dengan mamanya)
Titus: Ya . “Sekarang saya merasa orang paling tidak beruntung pastur dalam segala hal” ini perasaan baik atau buruk?
Melati: ya buruk. Saya harus gimana lagi pastur? Dalam hidup saya ini… saya pernah merasa takut sekali… jangan kan untuk hari esok.. untuk berapa jam kedepan saja saya takut sekali…
Titus: “saya takut sekali… ” Itu perasaan baik or buruk
Melati : buruk, pastur.. saya harus bagaimana?
Titus: nah, sekarang kau sudah mengakui bahwa kau mengembangkan emosi negative. Emosi atau perasaan negative menjadi penyebab kegelisahanmu. Kegelisahan membuatmu tidak bisa tidur.
Pada umumnya orang menghindari nilai-nilai buruk yakni kesepian, kemarahan, kebencian, iri, kekosongan, merasa tidak dicintai, dan lain-lain. Namun kau terbelenggu pada nilai-nilai yang hendaknya dihindari oleh orang lain. Masa saran saya kembangkanlah nilai-nilai luhur, yakni cinta, syukur, harapan, kasih, keyakinan, iman, kontribusi, kemurahan hati, kegembiraan, dan lain sebagainya. Ketika kau fokus .

Lahirkan Pikiranmu

pertapaan Yung fo, 22 desember 2009, jam 0238 wib

Sabda sudah menjadi daging. Firman menjadi nyata dalam bunda maria. Perkataan sudah menjadi perbuatan. Perkataan adalah cermin pikiran. Dunia ide berasal dari pikiran.kata /firman adalah alat berfikir. Pikiran bekerja berdasarkan perkataan. Perkataan yang baik melahirkan perbuatan yang baek. ketika maria mampu memenuhi pikiran dengan firman/kata2 baek maka perbuatanya baik. Ketika dia melahirkan perbuatan baek, orang menangkap/melihat tuhan dalam perbuatan baek. Sumber kebaikan adalah tuhan. Setiap orang yang mendengar sabda dan melaksanakan sabda, dia melahirkan putera/tuhan. Melalui perbuatan baik yang universal, orang mengenal/melihat Tuhan. Firman sudah menjadi daging, kata2baek menjadi tindakan-kebiasaan-karakter-nasib. Kalau mau selamat kuasailah sabda dan lahirkan dalam perbuatan maka nasibmu bahagia selamat sukses.

Sekedar Mengingat Beberapa Pemikiran

Pastor Adelbert menjelaskan dalam filsafat metafisika di depan para muridnya,Ada adaan-adaan di dunia. Semua adaan tersebut ada yang mengadakan. Yang mengadakan adaan adalah pengada. Pengada adaan adalah sang Pengada (Tuhan). Sang Pengada adaan tidak bisa tidak ada, artinya Dia selalu ada / kekal, sedangkan pengada adaan dan adaan bersifat sementara atau bisa tidak ada.”

Kita bisa mengadakan adaan-adaan seperti meja, kursi, buku, rumah, dan lain-lain, Allah pun bisa mengadakan adaan seperti langit, bumi, angin, air, manusia, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Pada umumnya manusia mengadakan adaan memerlukan bahan-bahan, sedangkan Tuhan tidak selalu mengadakan adaan dengan bahan-bahan. Manusia bisa lenyap, sedangkan Tuhan abadi. Manusia bisa tidak ada, manusia selalu mengada. Sekalipun manusia sudah menyadari bahwa dirinya bisa tiada, dia merindukan keabadian sehingga kematian terkadang menjadi momok bagi manusia.

Dick Hartoko dalam kata pengantar di buku manunggaling kawula gusti karya p.j zoetmulder mencatat tentang. “filsafat dan theologia sebagai ilmu menarik perhatian orang Jawa dua abad yang lalu. Yang dicarinya adalah pengetahuan yang ada artinya bagi praktek kehidupan, untuk memahami dirinya sendiri, memperoleh informasi mengenai kebenaran tentang hidup dan kematian, tentang cara mencari dan menemukan Tuhan. Bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan.” Manusia merindukan keabadian dan pengen seperti Tuhan, yang abadi. Kegundahan manusia menjadi pekerjaan agama-agama untuk meneguhkan manusia.

Zoetmulder dalam buku manunggaling kawula Gusti menangkap bahwa orang jawa merumuskan tentang hidup dan kematian (Allah adalah asal dan usul kehidupan), bagaimana manusia menemukan Tuhan, dan bagaimanakah hubungan manusia dengan Tuhan. Korelasi adaan, pengada adaan, Pengada yang tidak bisa ada dan selalu ada (Tuhan). Ketika manusia menyadari kemanunggalan dengan Gusti, maka manusia memiliki ketenangan batin. Manusia bisa mati di dalam hidup, dan hidup di dalam mati. tidak ada kamus kematian kekal bagi manusia yang bersatu dengan Tuhan.

Huston Smith penulis buku agama-agama manusia merumuskan dengan gaya bahasanya sendiri tentang hal yang dipikirkan oleh Zoetmulder. “bukankah masing-masing agama itu mengandung bentuk tertentu dari hukum Utama, hukum cinta akan sesama manusia? Bukankah setiap agama itu mengakui adanya suatu Dasar Ilahi yang bersifat universal darimana berasal seluruh manusia ini, dan dimana harus dicari kebaikan manusia yang sebenarnya.” Agama apapun mengakui tentang realitas tertinggi dan rindu dengan realitas tertinggi itu. Ketika kerinduan manusia terpenuhi, disitu manusia menemukan kebahagiaan dan ketenangan.