Iklhas Melepas Beban

Pertapaan yung fo

Dia masih muda. 8 anak sudah menikah, 1 anak masih SMK. Sehari-hari dia bekerja sekalipun angka nya sudah mendekati lima puluhan. Anak-anak dirantau bisa menghidupi. Beban kehidupan sebagai orang tua sudah melayang. Mengenyam masa tua dengan bahagia adalah idaman. Rumah masa tua sudah ditembok apik, padahal dulu hanya kayu. Hasil cek up rumah sakit beken di beberapa kota menunjukkan jos, alias bagus banget.

Sederhana dia tuturkan sore ini,”ku la dak pacak tiduk 2 tahun wo. Dokter ahli penyakit dalam beriku obat tiduk, tapi kudak pacak tiduk. Ku la dak nek pikir ape la, tapi pikiran dak pacak berhenti berjalan. Kuminta tolong doa la!”

Dia sudah trust. Menantu, suami, anak berbondong-bondong mendukung usahanya. Setiap minggu dia rajin berdoa. Tinggal mengolah deh! Ayo apa trik menangani hal beginian?

Entah benar atau salah bawah bumi memancarkan gelombang. Semisal disitu ada sumber mata air atau sumber timah. Jika petir menyambar maka barang elektronik diatas tempat tersebut hampir pasti terkena. Demikian juga hal itu bisa berimbas dengan orang yang tidur di atasnya. Atau di bawah tempat tidur terdapat magma dari perut bumi, bisa saja pengaruh ke manusia. Masih terdapat gelombang alam bisa mengacaukan pikiran. menghindari gelombang sangat membantu proses ketenangan pikiran.

Nah, sebagai umat beriman diajaklah dia berdoa bersama setiap hari dengan keluarga. Kedekatan dengan Tuhan membawa ketenangan hati.

“Letakkan sekarang sakit di lambungmu dan kepala di tangan Tuhan! Apakah anda sudah iklas meletakkan sakit kepada Tuhan?”

“La wo!”

“Setelah kamu memegang dan meletakkan itu kepada Tuhan, silahkan anda minum air putih di atas meja itu.”

“Auk lah!”

“Ketika anda meletakkan itu kepada Tuhan sembari berdoa dan minum air , anda sudah sehat. Nah sekarang bagaimana? Apakah anda mengalami kesembuhan dan pulih di lambung atau kepala?”

“Wah la seger. Di bagian kepala ade rase yang bergerak!l

“Auklah, dak ape. Anda pegang dan anda lempar jauh sembari memohon pertolonganNya.”

Dia berdoa sembari memegang kepala. Tangan kanan seperti menggenggam sesuatu dan melemparkannya jauh.

Nah, setelah anda sembuh sekarang, apa yang mau anda katakan kepada Tuhan?

“Sinmong toto wo, kek Tuhan!”

Auk lah. Kini pulanglah! Tuhan memberkatimu!

Amen

Read 3 comments

Tinggalkan Balasan