Menyimak Mutiara Mgr Reichencbach SSCC

Bengkong, 5 Mei 2009

“Menyentuh jiwa orang orang dengan doaku yang sederhana namun tak kunjung putus” spandung di makam pst Rolf Reichenbach sscc Gereja Beato Damian Bengkong Batam.

Beliau menyentuh jiwa orang orang dengan doa tak kunjung putus walaupun tidak disebut lebih spesifik jiwa yang bagaimana. Namun sepakterjang menjadi pembimbing retret dan segudang tugas di konggregasi,selama bertugas menduduki posisi penting di keuskupan Pangkalpinang,menduduki posisi penting di konggregasi SSCC, dan masih banyak perbuatan baiknya kepada sesama di dunia merupakan jiwa jiwa yang dimaksud.

Bagaimanakah sepakterjang kita membantu jiwa jiwa di duna agar terselamatkan?

Read 7 comments

  1. Tuhan telah menciptakan manusia dengan kelebihannya masing-masing. Atas dasar itu, setiap orang memiliki panggilannya masing-masing pula. Tuhan tidak memanggil kita untuk menjadi misionaris atau imam atau pemberita injil, namun setiap individu dipanggil Tuhan untuk melayaniNya. Selain itu, kita juga dipanggil untuk menjadi bagian dari warga negara Indonesia, menjadi bagian dari masyarakat di sekitar kita, menjadi seorang anak yang berbakti pada orang tua, menjadi ayah atau ibu bagi anak-anak kita tercinta. Sesuai dengan panggilan masing-masing, kita harus menjadi warga negara yang baik, membangun bangsa sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, menjadi anggota masyarakat yang andil dalam membangun daerah, menjadi anak yang hormat, berbakti serta selalu mendoakan orang tua, menjadi orang tua yang dapat diteladani oleh anak-anak serta selalu mendidik mereka sejalan dengan kehendak Allah.
    Hanya dengan mengizinkan Tuhan bekerja di dalam diri kitalah, kita dapat melakukan semua itu sesuai dengan apa yang telah Dia perlengkapkan pada diri kita. Di dalam diri kita terdapat berkat-berkat bagi orang lain yang menanti untuk diulurkan. Kita melayani sesama seperti kita melayani Tuhan.
    Jika Tuhan memberikan talenta kepada Pst Rolf Reichenbach SSCC berdoa dengen efektif, maka setiap kita juga diberikan talenta yang lain oleh Tuhan. Dengan talenta itulah kita dapat membantu jiwa-jiwa di dunia ini agar terselamatkan. Tidak ada perbuatan mulia yang tidak berarti di hadapan Tuhan. Maka kembangkanlah apa yang telah dianugerahkan kepada kita untuk kemuliaanNya serta keselamatan seluruh umat di dunia, jika tidak dapat dilakukan pada ruang lingkup yang besar, maka mulailah dari orang-orang terdekat kita. Amien.

  2. Ada 3 hal yang mendasari doa yaitu : Iman, lalu biarkan Tuhan bekerja sesuai dengan apa yang dikehendaki-NYA dan terakhir adalah pasrah terhadap kehendak-NYA tetapi dengan tetap berusaha. Doa yang sesungguhnya adalah bagaimana sikap hidup kita se-hari2, bukan hanya ketika duduk diam dalam 1 atau 2 dan berkomunikasi dengan Tuhan.

    “Menyentuh jiwa orang orang dengan DOAKU YANG sederhana namun TAK KUNJUNG PUTUS” bukan berarti tapa dan doa terus menerus tetapi memberi contoh hidup sederhana,mengasihi, rela berkorban dan yang terutama adalah menghadirkan Yesus di dalam kehidupannya sehari-hari dengan berkarya dan bersikap hidup hanya demi KEMULIAAN TUHAN.

    Suatu contoh hidup nyata YESUS yang telah BANGKIT pada masa ini jika kita bisa meneladani dan hidup dalam doa. YESUS bukanlah sejarah yang tertulis dalam kitab suci tetapi benar-benar hidup diantara kita.

    Semoga kita semua dapat meneladaniNYA dan selalu HIDUP DEMI KEMULIAANNYA

  3. Sejak lahir, manusia diciptakan dengan talenta masing-masing…

    Adakah perubahan diri dari seseorang, bilamana orang tersebut yang tidak mau berubah … atau tidak menyadari hal yang “lebih” benar ?

    Akan sia-sia kah doa yang kita panjatkan setiap detik terhadap orang tersebut ?

    Apakah arti doa-doa yang dipanjatkan, bilamana orang tersebut tidak mau berubah ?

    Wah…wah…wah…semuanya merupakan suatu “misteri dunia” yang tidak dapat kita mengerti, bilamana “iman-doa” kita belum sampai … Amien

  4. Bagaimanakah sepak terjang kita membantu jiwa jiwa di duna agar terselamatkan?

    Pertanyaan yang sangat dalam maknanya untuk direnungkan. Sang Putera yang sejak lahir ditolak di penginapan karena tidak ada tempat sehingga lahir di kandang domba, dan ketika dewasanya DIA juga ditolak di desanya karena tidak ada yang percaya kepadaNYA, tapi Yesus tetap setia kepada BAPANYA dan menjalani semuanya sesuai dengan yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama DIA dengan tetap tulus dan setia walaupun disiksa dan ditolak menawarkan keselamatan bagi kita. DIA lahir ke dunia dan menawarkan keselamatan secara cuma-cuma tanpa syarat, yang diperlukan adalah ketulusan dan kesetiaan.

    Kita yang mengklaim sebagai pengikut Yesus, maukah kita datang kepada-NYA? Bila jawabannya adalah “YA” maka kita akan dimampukan bersama Roh Kudus yang bersemayam di dalam hati kita untuk hidup seturut dengan kehendak BAPA dan meneladani cara hidup PUTERANYA. Sederhana, lemah lembut, sabar, tulus, bijaksana dan di dalam hidup selalu di tujukan untuk KEMULIAAN ALLAH.

    Bersyukur kepada Allah Bapa Sang Penyelenggara Hidup bahwa pada masa kini masih ada gembala2 yang rela dan berani mengambil keputusan untuk mendengarkan panggilan BAPA menjadi imam dan menuntun kami kaum awam untuk lebih mengenal ENGKAU. TERIMA KASIH TUHAN UNTUK SEMUA BERKAT DAN RAHMATMU BAGI KAMI SEMUA. AMIN.

  5. Yang menarik bagi saya justru “doa sederhana namun tak kunjung putus”……sepertinya mudah dan mampu menyentuh jiwa orang.
    Jadi tidak perlu diragukan lagi untuk mengikuti jalan beliau.
    Yang diuji adalah kemauan dan kemampuan kita untuk menjalankan. Marilah kita mulai sekarang juga.
    Berlimpah terima kasih Pastor yang tidak pernah berhenti seharipun memberi pencerahan. GBU

  6. Setelah membaca riwayat beliau, baru saya tahu, apa yg dimaksud dgn kata mutiara ini.

    Bagaimana kah sepakterjang kita membantu jiwa-jiwa di dunia agar terselamatkan ?.

    Seperti apa yg beliau,Reichenbaach SSCC , saya sendiri tidak akan dapat melakukanya, saya tidak dilahirkan dgn anugrah, talenta dan karisma
    Beliau berhasil menyelamatkan jiwa2 ini dgn mencetuskan kongregasi di seluruh Asia dan berhasil melaksanakannya.
    Saya, menyelamat kan jiwa sendiri tidak dapat, apalagi menylamatkan jiwa orang lain.

    Beliau punya Misi dan Visie, siapa yg dapat melanjutkannya ? Ini harus dibahas dalam satu kelompok, siapa yg dapat/mau mengambil pimpinan ? Hanya beliau dibidang theologi yg mempunyai kesempatan dan kemampuan ! Kita sebagai ‘fans’ hanya dapat mengamati, membantu bila diperlukan dan mengevaluasi apa yg terjadi. Memberi input lagi ke kelompok untuk dapt dibahas lagi lebih lanjut.
    Input ttg apa yg terjadi, positif atau negatif, dgn solusi kemungkinanya.
    Kalau hanya keritik, yg negatip, hanya melihat kesalahan orang lain, kita tidak dapat mengunakannya.

    Amin.

  7. Terima kasih untuk Uni yang telah membantu membuka mata hati dan memaknai apa yang tersirat dalam mutiara Mgr. Reichenbaach,SSCC. “membantu jiwa-jiwa di dunia agar terselamatkan” usulan yang sungguh patut mendapat acungan jempol, yang tidak terpikirkan. Melanjutkan misi dan visi beliau dan membentuk suatu komunitas.

    Hayooo Romo kita bentuk satu komunitas untuk melanjutkan misi dan visinya beliau agar apa yang telah diperjuangkannya berkesinambungan. Sesuai dengan usul dari Uni.

    Sekali lagi terima kasih Uni, Tuhan Berkati.

Tinggalkan Balasan