Keuskupan pangkalpinang, 2 Mei 2009
Saya, Acing sudah lama mengenal amen. Sejak saya berpacaran, dia sering berada di tempat sembahyang. Sejauh pengamatan dan pengetahuan, dia senantiasa sehat. Kita kadang flu, batuk, malaria, mencret, dan lain lain. Dia sehat. Saya heran bagaimana dia bisa sehat padahal 4 minggu sekali sikat gigi. Makannya tergantung dari penduduk setempat, yang minta tolong kepadanya untuk memijat.”
Selama ibu kandung masih hidup, amen sering diberi uang untuk makan. Sejak kepergian mamanya 2 bulan yang lalu, ayah kandung menikah lagi dengan wanita lebih muda. Ibu tiri amen tak memberinya uang lagi. Katanya percuma bila uang untuk bermain judi.
Biarpun demikian amen berusaha mencari uang dengan menjadi tukang pijat. Hasil keringat nya sering dipakai untuk membeli nomer buntut dan makanan. Dia berdoa di tempat sembahyang sepanjang hari untuk meminta nomer.
Amen tidak meminta jodoh. Dia tidak meminta rumah. Dia tidak meminta mobil. Dia tidak meminta baju mewah. Dia tidak meminta makanan lezat. Dia berdoa hanya meminta nomer. Hasil kemenangan pembelian nomer dibelikan kue yang mahal untuk dipersembahkan kembali kepada Tuhan dan dibagi ke anak-anak.
Ketika bertemu dengan pastor, dia memperkenalkan dirinya sebagai raja dari negeri Cina. Sebelum pastor tertawa geli, si pemilik tempat sembahyang menjelaskan,”Umur amen sudah 38 tahun. Dia bertingkah polos seperti seorang anak kecil. Konon waktu mamanya hamil, dia gagal menggugurkan. Beginilah jadinya.”
Perjumpaan dengan amen yang polos mengajar kehidupan orang waras. Pikiran menjadi kunci penting kesehatan seseorang. Beban pikiran menjadikan penyebab seseorang rentan terhadap aneka penyakita. Pikiran dan hati yang menfokuskan 1 hal yang menggembirakan menjadi kekuatan dahsyat bagi manusia. Kegembiraan amen adalah beli nomer buntut agar bisa mempersembahkan sesuatu berharga bagi Tuhan. Apakah sesuatu yang menggembirakan anda agar anda bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada Tuhan?
Komentar-komentar yang ditulis dalam berbagai topik sangat bagus, dan kisah Amen ini adalah bukti konkrit nya. Meskipun mamanya akan menggugurkan tapi gagal rencananya…..dalam KS sudah tertulis ” Segala sesuatu dijadikan oleh DIA dan tanpa DIA tidak ada satupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”……..Amen tetap bisa hidup meskipun dilahirkan dengan kekurangan fisik seperti ibu Ami tulis bahwa Roh Allah akan membantu dan membimbing kita.
Dengan kekurangan yang ada pada diri Amen, dia masih bisa menafkahi kehidupannya, mendapatkan kesenangan dan permohonan doa nya hanyalah “deretan angka”, begitu sederhana dan naif bahkan mampu mempersembahkan sesuatu yang berharga bagi Tuhan…..perlu kita renungkan hal ini.
Semakin bersemangat mencari kebahagiaan tanpa mengingat Tuhan maka semakin jauh kita terbenam dalam penderitaan.
Benar sekali apa yang tertulis di alinea terakhir, pikiran menciptakan segala yang baik dan tidak baik tapi kata hati kita yang paling dalam pasti baik adanya…..maka dengarkan suara hati kita itu.
Yang patut kita persembahkan kepada Tuhan adalah nyawa kita, dengan berserah diri sepenuhnya maka hidup menjadi ringan dan mensyukuri atas apa yang telah dilimpahkan kepada kita meskipun kadang ada yang kurang berkenan dihati kita.
Yang perlu kita ingat juga pada saat kematian, harta tidak dapat kita bawa.
Makasih Santo yang selalu mengingatkan kita. GBU
Alkisah ada seorang (katakanlah dia bernama Poniman) yang mengeluh kepada Tuhan mengapa dia diberi beban berat sehingga dia menangis dan tidur serta berharap tidak akan bangun2 lagi. Tuhan datang di dalam mimpinya dan bertanya “Anak-Ku, mengapa engkau datang pada-Ku sebelum Aku siap memanggilmu?” Poniman menjawab : “Tuhan mohon ampun, saya sudah tidak dapat melanjutkan lagi, saya merasa beban di punggung saya sangat berat bahkan saya sudah tidak sanggup lagi memikulnya.” Tuhan menjawab : “Bukankah Aku pernah berkata kepadamu untuk datang kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbenban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” Poniman menjawab :”aku tahu Engkau pasti akan mengatakan itu, tetapi mengapa bebanku begitu berat?” Jawab Tuhan : ” Anak-Ku , setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?” Poniman bertanya : “Apakah aku bisa melakukan hal itu?” Tuhan menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba semuanya ini.” Semua salib itu berukuran sama, tiap2 salib tercantum nama orang yang memikulnya. Itu punya Deasy, “Deasy menikah dengan orang kaya ia hidup di lingkungan elite, memiliki anak2 yang cantik dan pandai, kemana2 ia menyetir sendiri mobil mewahnya. Emmmm, saya coba punya Deasy,” sepertinya hidupnya tenang dan damai. Seberat apa salib yang dipanggil Deasy? pikirku. Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Deasy dipundakku dan aku langsung terjatuh. Aku berteriak, “lepaskan beban ini!!, apa yang menyebakan beban ini begitu berat?” Lihatlah ke dalamnya.” Aku melepaskan beban itu dan melihat ke dalamnya, di dalamnya ada gambatan ibu mertua Deasy dan ketika aku mengankatnya ibu mertua Deasy mulai berkata : “Deasy, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak seharusnya menikah denganmu. Kau adalah wanita terburuk bagi cucu-cucuku…” Aku segera meletakkan gambaran itu dan mulai mengangkat gambaran lain itu adalah Bety adik Deasy dengan luka kepala yang dibalut karena gagal operasi epilepsi 2 thn yl. Gambaran ketiga adalah Doni, adik Deasy yang lainnya yang berada di penjara karena kasus narkoba. Aku tahu sekarang mengapa bebannya begitu berat, Tuhan. Tetapi Deasy selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya…..” Kemudia aku masih mencoba beberapa salib lain tetapi semuanya ternyata lebih berat daripada salibku dan aku meminta agar Tuhan mengembalikan bebanku. Ketika aku mulai memasang bebanku, aku merasa bebanku lebih ringan lalu Tuhan berkata, : “ Mari kita lihat ke dalamnya,” Aku menolak, mengenggam bebanku erat-erat. “Itu bukan ide yang baik jawabku. Ada banyak sampah di dalamnya.” ‘Biar Aku lihat” Suara Tuhan yang lemah lembut membuat aku luluh dan bersedia untuk membuka bebanku. IA mengambil sebuah batu bata dari bebanku. “Katakan kepada-KU mengenai hal ini.” “Tuhan, Engkau tahu itu adalah uang. Aku tahu kalau aku tidak semenderita orang lain, kami punya rumah, punya mobil dan punya asuransi untuk anak2 kami, anak2 bersekolah di sekolah favourit dan selalu berpakaian indah. “Anak-KU, AKU selalu meberikan kebutuhanmu. …. Dan semua kebutuhan anak2mu. AKU selalu memberi kalian kesehatan. Kemudian Tuhan mengambil gambar yang lain, gambar seorang anak laki2, dan yang ini?” Tanya Tuhan. “Suripto….” Aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut bahwa anakku adalah sebuah beban. Tetapi Tuhan, ia sangat hiperaktif, ia membuat ku selalu kelelahan. Ia selalu terluka dan orang lain menganggap akulah yang menganiayanya. Aku selalu berteriak kepadanya dan mungkin suatu saat aku akan melukainya. “Anak-KU, jikalau Engkau percaya kepada-KU, AKU akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan AKu untuk mengisimu dengan ROH KUDUS, AKU akan memberimu kesabaran.” Kemudian IA mengambil beberapa kerikil dari bebanku. Ya TUHAN aku berkata sambuil menarik nafas panjang. Kerikil-kerikilku memang kecil. Tetepi semua itu adalah penting. Aku membenci rambutku yang mulai menipis sehingga aku tidak dapat membuatnya kelihatan bagus, aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan diet, aku benci semua pakaianku, aku benci penampilanku!” ‘Anak-KU, orang memang melihat engkau dengan penampilan luar, tetapi AKU melihat jauh sampai ke dalam hatimu. Dengan ROH KUDUS, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar, bahkan seharusnya datang dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang di makan waktu. Itulah yang berharga di mata-KU.
Ukuran bahagia, damai, susah ada dalam hati kita masing2, bukan berdasarkan penilaian orang lain. Kita sering kali melihat milik orang lain selalu lebih bagus dan lebih indah daripada milik kita, orang lain lebih beruntung dari kita karena yang dipakai adalah ukuran manusia, bukan ukuran Allah.
Pikiran Amen, HEBAT BANGET.
Walaupun cacat sejak lahir, tetapi cara pandangan hidup dapat kita contoh !
Back to the Basic.
Manusia dan TUHAN YG MAHA ESA.
Kala manusia dalam kesempitan, walaupun tidak pernah berdoa, ….. tiba2 berdoa,
Ke TUHAN, Yesus, …atau kepercayaannya masing2.
Dalam jalan penghidupan manusaia harus selalu memikirkan tindak tanduknya, ataukah sejalan dgn KS. Perbuatan ini harus secara otomatis, tidak perlu dipikir lagi.
Sejak dari lahir, pengarahan dari orang tua, sekolah (katholik) dan lingkungan.
Berdasarkan pengarahan ini,.generasi muda masuk dalam politik ke-/penghidupan, dengan segala bahayanya.
Kita tidak dapat hidup lagi seperti Amen, tetapi kita dapat hidup dgn prinsip Amen.
Kita hidup normal dibumi ini, dan kita dapat melanjutkan pikiran Amen, tetapi dgn kondisi Amen, Amen sendiri tidak akan dapat meneruskan prinsip hidupnya.
Tidak dgn jalan beli nomer buntut, tetapi dgn bekerja keras.
Apakah sesuatu yang menggembirakan anda agar anda bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada Tuhan?
Ya! Dengan memperhatikan lingkungan! Lingkungan keluarga, -kerja, -tetangga dan kommunitas ini. Kalau tidak sejalan dgn KS, harus kita ambil tindak langsung maupun tidak langsung.
Amin