Perjalanan Koba ke Pangkalpinang, 5 April 2009
Yesus dielu elukan ketika Dia memasuki Yerusalem. Banyak orang menyanjungnya sebagai raja. Pakaian indah yang biasa dikenakan di tubuh dihamparkan di jalan yang akan dilewati oleh Yesus. Walaupun Dia ditinggikan oleh banyak orang, Dia tetap rendah hati seperti air.
Orang orang yang menyanjung berubah perilaku. Mereka menangkap Yesus ketika Yesus berada di taman Getsemani. Mereka mengangkat setinggi langit, mereka juga membanting sedalam laut. Sekalipun demikian Dia tetap tabah sabar dan tidak merasa rendah diri.
Ketika Dia diangkat atau berada di bawah, Dia tetap menjadi Yesus, yang rendah hati dan kasih terhadap yang meninggikan dan menghancurkan.
Renungan hari ini benar-benar harus dapat menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari.Sikap Yesus harus dapat menjadi teladan bagi kita semua.Keteguhan hatiNya harus menjadi contoh. sebagai seorang katolik,kita harus tetap meninggikan Allah,baik dalam keadaan suka maupun duka.Saat Allah memberikan kesenangan,kegembiraan,sukacita,kita memuliakanNya,bersyukur dan berterima kasih.Namun pada saat Allah memberikan pencobaan,beban,ketidaksenangan,kesengsaraan,kita juga harus tetap meninggikanNya dan tidak putus asa,apalagi menjauh dan meninggalkanNya.Dalam suka atau duka, Allah adalah Allah kita,yang mulia dan tetap kita tinggikan dari segala apapun di dunia ini.Janganlah sekalipun kita menjauh dariNya.
Entah kata apa yang bisa dipakai untuk mengungkapkan betapa besarnya semua yang dimiliki Yesus.
Dia menyelesaikan kerjanya tapi tidak memiliki hasilnya, Dia melindungi dan memelihara segalanya, tapi tidak menguasainya, Dia tidak pernah menuntut apa-apa……menolak berkuasa meskipun semua memohon-Nya, Dia layak disebut BESAR.
Justru karena Dia tidak menginginkan kebesaran maka jadilah Dia yang MAHABESAR. Dalam keadaan apapun Dia tetap mengasihi kita tanpa membeda-bedakan. Marilah kita jadikan panutan dalam kehidupan kita dan mulailah saat ini juga.
Rasanya ada sedih saat mengikuti minggu palma ini, hari ini dengan gegap gempita mengelu-elukan Dia bagai Putra Raja, dengan menghamparkan milik kita untuk menjanjung Dia.
Tapi ….. sedih juga, beberapa hari lagi kita juga yang menggantung Dia dikayu salib.
Dia kita caci maki, kita hina, kita ludahi, kita rajam, kita telanjangi dengan dosa-dosa dan kesalahan kita.
Adilkah kita, dia tidak mengharapkan keadilan karena Ia rela serahkan nyawa untuk membebaskan kita dari dosa.
Harapan saya, Paskah mengingatkan saya untuk pertobatan kepada pertobatan yang lebih pada tahun ini, agar wafat Dia di kayu salib tidak menjadi sia-sia.
Yesus sebagai Juru Penyelamat kita, Yesus sebagai Guru kita … sebuah pepatah mengatakan Guru kencing berdiri, murid kencing berlari,
Yesus sebagai Guru kebaikkan & Kebenaran, dimana segala nasehat dan tingkah lakunya patut kita acungkan jempol, patut kita tiru…Apakah kita telah melaksanakan 50 % saja dari segala nasehat, tindakkan Yesus yang kita “wujudkan” di dalam kehidupan kita ???
Dalam minggu terakhir ini, renungkan segala tindakan yang telah kita lakukan …
Apakah kita “tidak malu” yang selalu memuji & meng-agung-kan, meng-kudus-kan nama Yesus, tetapi tindakan kita tidak sesuai dengan ajaran Yesus (malah bertindak sebaliknya)….
Tetap Teguh dan setia kepada-Nya dalam situasi dan kondisi apapun sama seperti Putra-Nya yang tetap rendah hati dan kasih terhadap yang meninggikan dan menghancurkan. Bisakah kita berusaha tetap setia kepada-Nya dan menjalani peziarahan hidup ini sesuai dengan rencana-NYA?????
Semua itu kembali kepada pribadi kita masing-masing. Pilihan ada di tangan kita sendiri.
Tetap Teguh dan setia kepada-Nya dalam situasi dan kondisi apapun sama seperti Putra-Nya yang tetap rendah hati dan kasih terhadap yang meninggikan dan menghancurkan. Bisakah kita berusaha tetap setia kepada-Nya dan menjalani peziarahan hidup ini sesuai dengan rencana-NYA?????
Semua itu kembali kepada pribadi kita masing-masing. Pilihan ada di tangan kita sendiri.