Keheningan

Keuskupan Pangkalpinang, 13 Maret 2009

Seluruh panca indera pasif dalam menyikapi stimulus dari luar diri. Memupuk kesadaran bahwa kita bersimpuh di depan Allah. Tuhan ada di depan, diri di sini. Diri di sini, Tuhan di situ. Dia ada di dalam diri. Diri ada di dalam Dia. Kita bersatu dengan Dia. Namun tetap beda manusia dengan Tuhan. Satu tetapi dua. Dua tetapi satu.

Kesadaran semacam itu akan mudah muncul manakala kita berada dalam keheningan. Keheningan membantu kita untuk mengamati gerak pikiran dan perasaan. Selembut apapun gerak keduanya yang jahat, maka dia akan tampak dengan jelas.

Hati nurani menjadi sangat gamblang dalam keheningan. Kita bisa bercakap cakap dengan dia.

suara dari lubuk hati kita akan membimbing kita menuju jalan lurus untuk semakin dekat dengan Tuhan.

Hati nurani juga akan mengajar kita untuk semakin menyempurnakan hidup kita untuk bisa semakin menyerupai gambar Allah.

Read 4 comments

  1. Bersihkan hati dan pikiran, biarkan Tuhan masuk dalam kehidupan kita.

    Tuntutan hidup, Lingkungan, kegelapan hati sering membuat kita lupa kepada Tuhan. Namun Orang yang sadar akan terus mencari penerangan.

    Dalam keadaan senang harus ingat Tuhan, apalagi dalam keadaan terpuruk. Yakinlah Jalan Tuhan akan membawa keselamatan, kebahagiaan, dan kemuliaan.

  2. Alkisah ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak sengaja arlojinya terjatuh dan tebenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin unuk menemukan kembali arlojinya.

    Sambil mengeluh mempersalahkan keteledorannya sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman2 pekrja lainnya juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia. Arloji kesayangan itu tetap tidak ditemukan. Tibalah makan siang pekerja serta pemilik arloji itu dengan lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut.

    Saat itu ada seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datanag mendekati tumpukan serbuk tersebut. Ia menjingkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tsb. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ias juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar dan mencari namun sia2. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, ia berhasil menemukan arloji itu.

    Bagaimana cara engkau mencari arloji ini?”, tanya. si tukang kayu. Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu dimana arloji itu berada.” jawab anak itu.

    KEHENINGAN adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam “kesibukan dab kegaduha”. Ada baiknya kita menenangkan diti kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. “Segenggam ketenangan lebihb baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.”

    Karena sulit, So…. Kalau kita ga pernah coba ya akan pernah bisa, mulailah sebelum terlambat dan masih ada kesempatan. Roh Kudus pasti akan membimbing dan berdoa untuk kita.

  3. Hmmm metode penenangan dan introspeksi diri yg menarik u dicoba romo 😀 sudah lama hal ini tidak saya lakukan krn kesibukan sehari2x (thanks u mengingatkannya kembali kepentingan aktivitas ini secara rutin). Memang mesti diakui dengan hidup yg maunya serba cepat dan serba sibuk sekarang ini kita sering melewati aktivitas ini sedangkan seharusnya kita merenungkan kejadian kita setiap harinya dan coba memaknai serta mengambil hikmahnya. GBU all

  4. Terkadang badan, pikiran dan jiwa kita masih menginginkan kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan tapi dalam hati kita hanya mengenal keheningan.
    Dalam keheningan yang dalam segala macam permasalahan bisa diatasi dan menjadikan kita lebih dekat dengan-NYA
    Berlimpah terima kasih Pastor atas bimbingannya.

Tinggalkan Balasan