Mimpi: Baju Jas Hujan

Mimpi pulang dari Ekaristi, aku mau hidupkan motor. Aku merasakan angin kencang dan dingin sekali. Kulihat langit gelap gulita. Pikirku dalam hati, tanda-tanda semacam ini adalah pertanda akan segera turun hujan. Maka lebih baik aku memakai jas hujan sebelum turun hujan daripada di tengah perjalanan berhenti diguyur air hujan.

Aku mengambil jas hujan di dalam plastik pink di gantungan motor. Aku masuk kembali ke rumah untuk memakainya. Motor beserta kunci masih berada di depan rumah di tepi jalan. Waktu aku melangkah ke dalam rumah, aku melihat kunci masih tergantung di motor. Timbul perasaan khawatir bila kunci melekat di motor, maka orang mudah membawanya pergi. Maka ketika aku masuk kembali ke rumah, aku meminta tolong beberapa umat untuk menjaganya.

Celana jas hujan sudah kupakai. Giliran mau memakai baju jas hujan, aku tidak menemukannya. Justru di sana ada baju jas hujan anak-anak. Kekhawatiran meningkat, karena pertanda hujan segera turun semakin nyata. Gerimis hujan sudah membasahi bumi.

Bila aku nekat meneruskan perjalanan hanya dengan celana jas hujan dan jaket hangat dari Australia, maka justru semakin dingin bila tubuh diguyur air hujan. Jas hangat bila diguyur dengan air hujan justru menyimpan banyak air di bulu-bulu tebal. Pikiran ini memicu kekhawatiran.

Melihat bapak Bakir dan isteri sudah memakai jas hujan dan duduk di atas motornya, aku semakin khawatir. Malam segera datang. Hujan segera datang. Orang-orang bergegas pulang ke kandang masing-masing.

Aku bertanya kepada tuan rumah, apakah anda mempunyai jas hujan? Mereka tidak mempunyai jas hujan. Tetapi mereka merekomendasikan untuk meminjam kepada salah seorang umat yang mempunyai model jas hujan seperti kupunya, yakni bagian celana dan baju terpisah.

Usaha mencari si pemilik jas segera dikerahkan. Namun orang itu tidak segera tertemukan. Jas juga tidak didapatkan. Seiring berjalannya waktu, justru angin mereda. Kabut hitam di langit berarak berpindah ke lain tempat. Walau hujan tertunda turun ke bumi, dingin senja membelai tubuh. Motor segera dihidupkan. Dia meluncur menembus kegelapan malam. Tubuh diterpa angin dingin malam.

Mungkin sekali pikiran bawah sadar mau menyampaikan bahwa berkecamuk perasaan khawatir karena situasi tidak menentu. Situasi tidak menentu berdampak kepada hidup pribadi.

Mungkin juga baju jas hujan melambangkan perlindungan, agar terlepas dari mara bahaya.

Bila kita rajin berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar dan hati nurani kita, maka banyak hal kita belajar darinya dan semakin mengenal diri sendiri.

Tahap Akhir Hidup

Keuskupan, 9 Februari 2009

ayusastrosusilo: Mohon bimbingannnnnn
titus yanto : sing dikurung kuat, kurungane wis rusak
ayusastrosusilo: Moooo
Waduhhhhh
titus yanto : biasanya sulit mati
ayusastrosusilo: Terusss moooo ????
titus yanto : kecuali dia dilatih setiap hari utk sumarah
ayusastrosusilo: Umurnya sampe berapa ??
titus yanto : ajaran subud ini begini aku ibaratkan seutas tali
tali ada ujung ada pangkal
ketika ujung dan pangkal bertemu dia membentuk
lingkaran, pertemuan ujung dan pangkal, hamba dan
Tuhan. Tuhan di dalam hamba dan hamba di dalam
Tuhan. Bisa mencapai titik ekstrim tidak ada hamba
dan tidak ada Tuhan ketika dia sudah merasa
mencapai titik itu, maka kesadaran yg ada adalah
bahwa aku juga merasa Tuhan dan merasa memiliki
kuasa Tuhan
ayusastrosusilo: Terus moooo
Umure papa tekan berapa ? Tulung diintipken
titus yanto : nah di sini orang yg mempunyai keyakinan kuat spt
itu isi kurungan kuat gak bakal mati, yg lenyap itu
hanya raga
ayusastrosusilo: Utowo diudari simbul subudnyaaa
titus yanto: resikonya adalah ketika raga gak kuat maka dia sulit mati
ayusastrosusilo: Maksudnya ? The point is ?
Umur papa masih panjang ??
titus yanto : Cara mengudari pertemuan kedua titik itu dan orang
tidak sampai ke titik ekstrim yakni bahwa dia
mempunyai kuasa Tuhan, kita kembali kepada Alkitab
ayusastrosusilo: Mooo….. Dia udah susah diajak bicara
Dia skrg hanya berbaring saja
titus yanto : itu fisiknya, tapi roh dia masih kuat, gak iklas dg raganya
ayusastrosusilo: Itu foto tgl 21 jan
Skrg wis parah bangetttt, Uda pake pampers
titus yanto : yang waras = sadar harus menghantar yang sakit untuk
masuk ke tahap penyerahan diri kepada sang
pengendali hidup = Tuhan.
ayusastrosusilo: Rohnya ajaklah bicara baik2 mooooo…. Please…….
titus yanto : iseh itungan wulan
ayusastrosusilo: Iyo aku ngerti, Wulan opo. Mooo ?

titus yanto: Letakkan roso rumongso terus kunci yang tidak kalah
penting adalah sikap semua anaknya, jangan memaksa
Tuhan untuk cepat mengambil. Nanti malah gak diambil-
ambil. Aku jalu 6 wulan , dampingi dia tiap hari berdoa
ayusastrosusilo: Kita sihhh gak bgt, Cuma mau berhitung
Krn anak ada yg di singapore Jadi mrk harus nemuin
papanya
titus yanto: terus golek dino lan jam sing pas. Tiap jam 6 dongo
bareng yuk, terus golek a minyak jarak
ayusastrosusilo: Spy ora ketilapan. Baik moooo
Kadang nek aku sedih rak kuat ndelokke. Pengene
nangissss
titus yanto: neng telapak kaki dan tangan digaris bentuk salib yo,
jam 6
sembayang sikik bapa kami wae wis cukup
wis yo. Tak kancani dongone.

Kebenaran di Luar

Keuskupan, 9 Februari 2009

Percakapan Rm Titus dengan Siska Liana , mungkin berguna:
Titus Yanto: falsafah Sidarta Gautama bila dicermati dg baik, sangat mendalam membantu untuk mencapai
kebahagian. Pelatihan mental. bila digabungkan dengan ajaran Yesus maka menjadi luar biasa.
Meminjam penjelasan dari pastor Kosmas, teolog, ada kesamaan puncak kesempurnaan budha
dengan katolik, yaitu KEKOSONGAN. Perbedaannya adalah budha KOSONG, SEDANGKAN
KATOLIK KOSONG TETAPI ISI. Pelatihan mental dari Sidarta bertujuan pada puncak
kekosongan.
Siska Liana: Bagaimana dgn reinkarnasi yg ktnya kt mempunyai kehidupan yg lain dr yg sekarang? Apa itu
ada?
Titus Yanto : Dalam kehidupan sehari saya mendapat pencerahan, yg mungkin seperti falsafah reinkarnasi
namun dari persepsi saya, reinkarnasi yg saya pelajari dari beberapa proses kelahiran dan
kematian itu terjadi setiap hari.
Ketika kita tidur = kita mati dan ketika kita bangun = kita bangkit
Mati hidup, mati hidup, mati hidup adalah proses reinkarnasi yang terjadi setiap hari.
Bila sebelum tidur kita sungguh bertobat, menyerahkan seluruh perjuangan = kelemahan
kelebihan, kejayaan kegagalan , kecemasan, ketakutan ….lalu kita tidur, maka kita di sini mati
ketika tidur , manusia tanpa keinginan nah .. waktu tidur Allah memproses menjadi sempurna.
Tetapi yang seringkali terjadi adalah bahwa bangun tidur, kita masih mengambil yang sudah kita
serahkan semalam kepada Tuhan nah di sinilah kita terlahir kembali ketika kita hidup sekarang
ini, tetapi pikiran kita terbelenggu oleh masa lalu kita, di sini kita terlahir kembali , mengalami
kesengsaraan. Bila kita setelah dibangkitkan sudah meloncat ke arah yang akan datang, di sini
timbul sengsara = kematian
Siska Liana : Itu pencerahannya?
Titus Yanto : Pencerahan adalah identik dengan kesadaran hidup saat ini , detik ini.
Lautan pikiran bawah sadar memuat trilyunan memori. Memori itu bisa disibak salah satunya
dengan hypnosis
Siska Liana : The power of now?
Titus Yanto : Orang di ajak kembali menelusuri masa lalu …
Siska Liana : Masa lalu pada kehidupan yg sekarang atau pada kehidupan yg lalu2?
Titus Yanto : Namun, hasil penelusuran itu adalah hasil dari perekaman otak bawah sadar kita selama kita hidup
di dunia, dan sangat mungkin sekali memori alam raya dan nenek moyang masuk
berdasarkan pengalaman menghypnosis dalam kasus ini, dulu si X menjadi apa, itu bervariasi ..
coba bayangkan ada yang mengaku bahwa dulu dia pernah menjadi superman, badman
menjadi pendeta, raja, dll
lucu, namun ini fakta .. superman itu khan fiksi
namun, bila kita mempelajari falsafah dari reinkarnasi yg saya pahami di atas, maka itu sangat
membantu kita mencapai kebahagiaan
siska liana: Jadi buatan imajinasi org itu?
titus yanto: memori .. yang pernah direkam, sadar dan tak sadar = dinamakan tidak sadar karena proses
perekaman tidak disadari dalam terapy kita menghargai orang yang meyakini hal itu, sejauh itu
membantu kesembuhan dia dan dia meyakininya
siska liana: Itu ngefans berat ama superman
titus yanto: ada yang mengaku dirinya baja hitam, ada yang mengaku wali songo, ada yang mengaku yesus
ada yg mengaku yudas, ada yg mengaku nabis yohanes pengarang injil, ada yg mengaku dewi ini
dan itu . Itulah pengalaman terapy orang silahkan anda menyimpulkan sendiri
siska liana: Apa katholik percaya adanya chakra?
Bisa kah kt bicara dgn roh kita sendiri maupun orang lain?
titus yanto: banyak temuan kaum budhis jutaan tahun lalu, sekarang baru bisa dijelaskan dg nalar
banyak hal belum mampu terjelaskan acuan kita pada kitab suci, namun demikian kitab suci tidak
menulis secara detail perikehidupan ini : bagaimana menambal gigi berlubang?
apa dampak gigi ke kepala? Sakit malaria, sakit tipus, pilek .. keropos tulang
khan gak ada rinci di kitab suci
Cakra bagian dari organ tubuh
siska liana: Jadi boleh sy belajar buddhism jg?
titus yanto: menurut saya pribadi , jadilah budhis. Kita harus menjadi budhis walau kita katolik
siska liana: Bukan itu
titus yanto: ajaran gautama itu menghantar orang untuk bisa menjadi budha yang tercerahi tidak ditemukan
oleh gereja, dan ditemukan oleh budha yang kau ambil
siska liana: Budhism tdk punya Tuhan Tp untuk kehidupan buddhism itu sangat mendalam Untuk seorang
budis itu alam semesta ini lah Allah
titus yanto: Itu pelatihan mental, cenderung aspek kemanusiaan , pelatihan pikiran, dan tak sampai pada
tuhan..nah ketuhannanya diisi dengan ajaran katolik. Justru itu yg tidak ditemukan gautama dia
berhenti di kekosongan
siska liana: Iya Saya percaya ada Tuhan Jadi ngak ada salahnya sy belajar buddhism jg untuk menjadi lebih
lengkap
titus yanto : coba ya saya kutipkan ajaran budha
Salah satu penyebab penderitaan adalah keinginan. “Berguna utkmu gak?”
bisa ditarik lebih jauh diskusi tentang KEINGINAN
siska liana: Berguna untuk bisa lebih dekat dgn Tuhan
titus yanto: kata adalah alat berfikir, tanpa kata manusia tidak bisa berfikir. mengubah kata berarti mengubah
pikiran. mengubah pikran berarti mengubah perilaku. mengubah perilaku berarti memebentuk
behaviour
siska liana: Betul
titus yanto: maka dalam budha kita melatih mengendalikan pikiran dengan cara meditasi yang benar.
“menurutmu baik gak?” kau yg menilai
siska liana: Dgn membentuk behaviour, kt akan membuat kebiasaan
titus yanto: kok pikiranmu banyak tentang budhis? Ada pencerahan apa ya?
siska liana: Ngk sih pastur. Cuma lg mencari2 jati diri
titus yanto: oh
titus yanto: jadilah budha walau agamamu katolik
jadilah islam walau kau katolik
jadilah hinduism walau kau katolik
siska liana: Iya
titus yanto: kebenaran yg tak ditemukan oleh gereja katolik, ditemukan oleh budhism
siska liana: Sy rasa begitu
titus yanto: perasaan kita sama
siska liana: Katholik n buddhism saling mengisi
titus yanto: iyo ,..
titus yanto: kalau sempat pelajari kitab taoisme dan konfusiusm
titus yanto: konfusius, tao, dan budhisme sangat besar sekali di seluruh dunia
siska liana: Pelan2 pastur
Hehehe
Ntar sy bingung sendiri
titus yanto: ya ya ..
kebenaran di kitab suci kita saja belum tergali seluruh
siska liana: Hhmm
siska liana: Sy lg mau mulai baca buku the naked buddha
titus yanto: bagus anak manis
siska liana: Sy lg baca the indigo children
Ada yg bilang bahwa sy indigo
Tp sy kurang percaya waktu dikasih tau
Jadi saya baca
Tp sekarang sy merasa kok ada jawaban2 untuk hidup sy dibuku itu
Seperti revelation…pencerahan
titus yanto: bagus
siska liana: Sperti ada koneksi untuk semua pengalaman hidup sy selama ini, mulai dr sy kecil
Dulu sy tdk bs ingat masa2 kecil tp sembari baca buku ini, sy teringat masa2 lalu dan semua situasi
di hidup sy jadi terlihat koneksinya Sperti saya sudah berdamai dgn diri sy sendiri
Sudah dapat jawaban
titus yanto: bagus sekali, itu arah yang pastor mau dalam percakapan terdahulu
siska liana: Mata sy sudah terbuka
titus yanto: arah saya menggiringmu ke masa lalu .. memutus mata rantai ..
dan setelah itu kau fokus ke depan, bagaimana hidup
siska liana: Iya
Sekarang sudah jelas
titus yanto: kau jangan fokus ke penyebab, setelah penyebab ketemu. baru kau beri lebih banyak porsi utk
bagaimana ke depan?” , bagaimana hidup?”
siska liana: Iya

Kepercayaan

Rumah Sakit Baktiwara Pangkalpinang, 7 Februari 2009 Pukul 09.10 wib

Mgr. Hilarius Moa Nurak SVD memimpin misa pemberkatan rumah sakit bakti wara dan peringatan orang sakit sedunia di gedung Rumah Sakit Baktiwara Jalan Sungai Selan KM 4 Pangkalpinang. Beliau didampingi oleh Pastor Hendrawinata Pr, Pastor Patrisius padriservus, pr, pastor Andreas laamara lemoro, pastor Daniel Dionisius, pastor Titus Budiyantor pr, 2 imam MSF dari paroki pengantara segala Rahmat Sungailiat Bangka. Misa dan peresmian gedung rumah Sakit Baktiwara dihadiri oleh para pemimpin unit, para donatur, para suster KKS dan SSPS, para bruder Budi Mulia, Bruder Yanuar SSCC, para karyawan-karyawati Rumah Sakit Baktiwara, para pejabat pemerintah setempat, dan para tamu undangan.

Uskup Hilarius dalam kotbah mengutip percakapan konfusius dengan muridnya tentang kepercayaan. Dialog guru dengan murid tersebut mau menyiratkan yang terpenting dari ke 3 unsur yakni senjata, makan, dan kepercayaan rakyat. Menurut Konfusius yang terpenting dari ketiganya adalah kepercayaan rakyat. Kepercayaan lebih mendasar daripada pedang dan makan.

Beliau sempat mensharingkan tentang perjumpaan Mgr Hilarius dengan seorang tamu. Menurut tamu tersebut, ada rekan nya yang perlu mendapat perhatian lebih. Menurutnya dia tidak percaya dengan rekan kerjanya. Menurut Mgr Hilarius, sikap tamu tersebut kurang fair. Dia sudah tidak percaya dengan rekan kerjanya. Bila dia sudah tidak percaya dengan rekan kerjanya, maka bagaimana mungkin dia menjalin dialog dan kerjasama sesame rekannya. Kepercayaan merupakan unsur penting di dalam segala aspek dalam kehidupan.

Para petugas di rumah sakit dari dokter, perawat, tukang sapu, penjaga parkir, bagian administrasi, apoteker, dan semua elemen di rumah sakit ini hendaknya saling percaya satu terhadap yang lain dan melayani sesama seperti melayani Tuhan. Bila kita melayani para pasien dengan baik, maka para pasien akan semakin percaya kepada pelayanan di rumah sakit baktiwara.

Berbicara tentang kepercayaan, saya menjadi teringat dengan pesan Eyang Rustamaji, kakek dari Maria Mulyani. Beliau berpendapat bahwa kepercayaan merupakan senjata dahsyat. Dia melebihi nukleur atau senjata canggih apapun.

Sehubungan dengan peringatan hari orang sakit di dunia, menarik menyimak Surat Yakobus bab 5 yang menjadi pilihan bacaan pertama dalam ekaristi. Kepercayaan menjadi unsur penting dalam mendoakan orang sakit. “Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit, dan Tuhan akan membangunkan dia.” Bahkan pengalaman nabi Elia, kepercayaan mampu mempengaruhi alam. Dia berdoa meminta hujan, maka turunlah hujan. Elia berdoa meminta kemarau, datanglah dia.

Sepenggal kisah nyata dari seorang ibu divonis tumor ganas. Menurut dokter yang menanganinya, tumor dan payu dara harus diangkat. Setelah vonis dokter tersebut dia bertobat, rajin berdoa di gua maria Yung Fo Jalan batu Kadera XXI N0 545 A Pangkalpinang Bangka, dan mohon berkat dari imam. Beliau mengirim SMS tertanggal 5 Februari 2009 dari Singapura, ” Pastor tumor di payu dara saya hilang. Saya sudah cek up di beberapa rumah sakit di singapura, tetapi hasil cek up menunjukkan bahwa payudara bersih.Tumor tidak ada di payu dara. Peristiwa tersebut bagi saya adalah mukjijat. Kejadian ini menjadi bahan introspeksi bagi saya dan tobat. Terimakasih atas doanya.”

Dampak kepercayaan sangat dahsyat dalam kehidupan. Kisah di atas mau menegaskan hal itu. Kapan anda memilikinya? Semoga kepercayaan menghantar kita kepada keselamatan di dunia dan di akhirat, serta kebahagiaan lahir dan batin.

Hari sudah siang. Pemberkatan dan peresmian sudah usai. Relung hati berujar lirih, “orang lain terkadang kurang percaya kepada kita, tetapi lihatlah Kuasa Allah mencurahimu dengan kepercayaan sehingga ribuan orang menderita berbondong-bondong datang kepadamu. Layanilah orang menderita. Kau temukan Allah di dalam mereka. Justru kesempatan bagimu untuk mengolah kekurangpercayaan manusiawi untuk menjadi lebih sempurna dan rendah hati pada sesama. Ada saatnya kepercayaan manusiawi pada kita tumbuh seiring dengan perbuatan baik tulus jujur kita.”

Bengong

Keuskupan, 5 Februari 2009

Nengli berumur 4 tahun. dia duduk bengong di ruang tamu 20 menit. Tianlan menegur sikap Nengli. “Jangan ngelamun! Kalau setan lewat, maka kau bisa kerasukan!”

Nengli menjadi takut bengong. Dia berusaha mengisi hari demi hari dengan aneka kegiatan. Suara-suara TV, Radio, hiruk pikuk kota, dan suara-suara lain mencekoki dirinya. Tak sekejapun mata beristirahat sejenak. Apapun yang berada di sekeliling bisa menjadi sasaran objek penglihatan. Buku-buku berbobot, koran, majalah, tabloit, brosur-brosur, dan banyak hal lain juga mencekoki dirinya.

Dia menjadi gak betah diam. Dia mau bergerak dan bergerak. Bengong identik dengan kekosongan. Kerasukan terjadi bila manusia kosong. Bila manusia tidak mau kerasukan, maka harus diisi dan diisi dengan banyak kegiatan.

Keheningan menjadi barang menakutkan. Kepasifan menjadi barang antik. Manusia menjadi kurang peka dengan dirinya yang paling dalam. Padahal di dalam keheningan kedalaman kesunyian kebengongan terdapat dimensi yang lebih tinggi dari dimensi kehidupan ini. Justru di sana terdapat potensi luarbiasa dahsyat demi keselamatan dan kebahagiaan manusia.

Ketika Tianlan, Cen cin, Cu ing, leng Ku, Pedro, Pipit, Ling seng, dan banyak orang melihat Nengli bercakap-cakap dengan dirinya sendiri pun juga sering komentar,”Kayak orang gila! Orang kok bercakap-cakap dengan diri sendiri!”

Blank, bengong, hening, sunyi dan bercakap-cakap dengan diri sendiri menjadi asing. Pergerakan kehidupan orang yang mengaku dewasa justru seringkali hanya berputar seputar penalaran logis. Dia tidak menukik di kedalaman samudera kehidupan. Padahal Suara di dalam yang paling dalam seringkali menjadi pembimbing ampuh dalam peziarahan kita kepada Tuhan.

Jangan Bengong! Jangan Hening! Jangan sunyi! Jangan sepi! Jangan sendiri! Jangan berbicara dengan diri sendiri!

Berguru kepada Yang Gila

Keuskupan, jam 23.05 wib, 4 Februari 2009

Aku berjalan melintas jembatan. Lelaki tua berdiri di tepi jalan menghormat ke selatan ke arah jalanan. Dia berdiri seperti sedang mengikuti upacara bendera. Dia berdiri berjam-jam di posisi yang sama. Dia seolah terpaku di bumi pertiwi.

Saya menghampirinya untuk memberi 2 kaos baru dan 2 celana panjang kepadanya. Celana yang dikenakannya sobek, sehingga urat vitalnya gondal-gandul seperti bandul. Baju melekat di tubuhnya compang-camping sehingga seperti peragawati sedang kontes.

Dia menebar senyum tatkala menerima kain di tanganya. Baju dan celana tersebut diletakkan di atas kepala seperti dia menyangga kotak bambu (tenggok). Dia kembali asyik tenggelam dalam ketaksadaran di tengah hiruk-pikuk keramaian – kebisingan dunia. Dia terjun di dalam dunianya sendiri, yang mampu membahagiakannya.

Kulangkahkan kakiku menuju ke rumahku. Kutinggalkan dia seorang diri di tengah bising kota. Dalam rentang waktu di perjalananku, kuberkata lirih, saudaraku, kau tak mempunyai apa-apa dan tidak mempunyai keinginan apa-apa. Namun Allah tetap memberimu makan melalui remah-remah orang-orang yang membuang makananannya. Tubuhmu tetap sehat dan hidup dalam segala situasi. Semoga Allah tetap merawatmu, saudaraku. Banyak hal aku belajar daripadamu. Terimakasih Tuhanku.

Cinta Abadi

Keuskupan, jam 0730 wib, 3 Februari 2009

Jun menuturkan sepenggal kisah hidup melalui telepon kepada pastor. “Terakhir perjumpaan dengan Jus 5 tahun lampau. Kami duduk di ruang tengah. Di ruang keluarga terdapat kursi sofa. Di atas kursi sofa panjang terpampang foto keluarga Jus. Jus menghadap ke selatan, sedangkan saya menghadap ke barat. Jus mengenakan celana pendek, saya mengenakan celana panjang. Kaos Jus merah, kaos saya putih. Kedua tangan Jus bersidakep, kedua tangan saya menyatu erat.”

Arah kalian berbeda. Kaos kalian berbeda. Kaki kalian berbeda. Kedua tangan kalian berbeda. Tempat duduk kalian berbeda. Sikap tubuh kalian berbeda. Sangat mungkin sekali cara pandang kalian berbeda.

“Saya tidak mengerti dia berkata sambil menangis,’aku menyesal mengenalmu. Aku menyesal mencintaimu. Kau tidak mengerti cinta sejati. Kau hanya berteori tentang cinta sejati. Kau sangat jahat! Jangan ganggu aku lagi! Pergi dari rumahku! Jangan pernah masuk lagi rumah ini!”

Mungkin baik bila kau menggali latar belakang sikapnya terhadapmu!

Perbedaan persepsi menjadi penyebab konflik hubungan. Prioritas Jun adalah pelayanan di kelompok teritorial, kelompok kategorial, paroki dan kegiatan-kegiatan sosial. Sedangkan prioritas saya adalah pengembangan diri dan keluarga. Total waktu Jun terlibat di gereja adalah 14 jam, sedangkan waktu untuk keluarga 1 jam dalam sehari. Total waktuku untuk keluarga 14 jam, sedangkan waktu untuk kegiatan di gereja 1 jam dalam sehari.

Skala prioritas menentukan alokasi waktu, tenaga dan dana. Bilamana kalian saling melengkapi, maka kalian menjadi lebih sempurna. Seringkali yang terjadi adalah kita memaksa agar prioritas orang lain adalah sama dengan prioritas kita.

“Tepat sekali! Saya sering memaksa Jun untuk membalik skala prioritas dari pelayanan di gereja bergeser ke keluarga. Maka saya menyarankan agar dia mengurangi ratusan kegiatan di gereja. Bila ratusan kegiatan tersebut berkurang, maka dia bisa fokus ke keluarga dan kekasihnya. Namun dia tetap ngotot dengan persepsinya, dan saya ngotot dengan persepsi saya. Sikap saling ngotot tersebut memicu konflik. Hubungan menjadi retak.”

Jun mengusir saya dari rumahnya sambil menangis. Saya meninggalkan Jun sambil menangis. Karena saya mencintai dia, maka saya memegang pesannya untuk tidak memasuki rumahnya. Walaupun demikian sampai detik ini saya masih mencintai Jun. Besok saya juga masih mencintainya. 100 tahun kedepan saya tetap mencintainya. Tidak ada satu wanita pun mampu memasuki hati ini, kecuali Jun.

Cinta sering mempermainkan manusia. Bilamana cintamu terhadap Jun bertahan sampai akhir hayatmu, berarti cintamu terhadap Jun adalah cinta sejati. Waktu dan perilaku akan membuktikan tekatmu. Namun demikian baik bilamana kau mau introspeksi diri dalam berelasi dengan Jun atau orang lain, yakni fleksible terhadap persepsi orang dan tidak ngotot memaksakan persepsi kita terhadap orang lain.

Saya telah melukai perasaan nya, pastor. Mohon berkat agar Jun bahagia.

Hati tulus akan memancar kealam. Udara, air, api, langit, tanah, tumbuh-tumbuhan akan menghantarkan rasa rindumu kepadanya. Tuhan memberkatimu.

40 tahun Tidak Mandi

Keuskupan 2 Februari 2009

Ibu Hen hen menuturkan kisah Hin hin. Hin hin adalah adik kandungnya. “Ketika adik kami menikah, Hin hin mewakili keluarga untuk pergi ke Taipak di Pangkalbalam Pangkalpinang Bangka. Adat cina waktu itu salah satunya adalah bertanya tentang hari baik untuk menikah untuk adik bungsu kami. Menurut penuturan Hin hin kepalanya membesar dan tangannya seperti berbulu setelah keluar dari rumah taipak. Mulai dari situ gejala gejala aneh muncul. Dia senang main sabun dan air dengan tangannya. Dia tidak mandi selama 40 tahun. Dia tinggal di dalam kamar ukuran 3 x 5. Sekali waktu dia keluar dari depan kamar, tapi dia tidak keluar dari gerbang rumah. Bila dia anak-anak Melayu melihatnya duduk di depan rumah, mereka sering melempari Hin hin dengan batu. Mereka mengatai bahwa Hin hin Gila. Kalau orang pada umumnya maka dia tidak mampu untuk tidak mandi dan tinggal di dalam kamar sempit.”

Ketika seorang bruder bertamu di dekat rumah kami, saya memohon-mohon kepada beliau agar menengok Hin hin. Untunglah beliau sudi singgah di gubuk kami pastor. Menurut Beliau waktu itu, “Hin hin kena barang (red-diguna-guna). Dia diganggu roh halus.”

Saya percaya bahwa Hin hin dirasuki roh halus. Walaupun dia mengaku sehat dan menuduh bahwa justru saya gila.” Jelas Hen hen.


Saudara saudari menyarankan agar saya tidak lagi memelihara Hin hin. Banyak penduduk kampung melempari dan menghina Hin hin. Namun demikian Hin hin tetap adalah saudari kandungku, pastor. Saya tidak tega membuang kakak kandung. Kalau saya tidak memeliharanya maka siapa yang sudi memelihara dia?”

Ketika anda merawat orang hina dan papa, maka anda merawat dan memelihara Yesus. Boleh jadi kita bisa menemukan Tuhan dalam diri orang menderita dan dianggap kurang waras di mata anak anak kampung.

Iya pastor, walaupun dia jahat dengan saya maka saya mencoba mencintainya. Walaupun anak-anak kampung menghina Hin hin sebagai orang gila dan menganiayanya, saya tetap membelanya sebagai saudari.

Mengagumkan bahwa seorang tidak mandi 40 tahun dan tinggal di sepetak kamar kecil di rumah. Dia adalah bagaikan seorang pertapa. Boleh juga Allah tetap mencintai yang waras dan yang sehat, yang cantik dan yang buruk, yang kaya dan yang miskin, dll.

Melalui dia justru mungkin kita bisa banyak hal belajar darinya.

 

Jujur dengan Diri Sendiri

Keuskupan 1 Januari 2009

Tuti terbujur di ranjang. Banyak dokter menyerah. Banyak biarawan biarawati dan imam mendoakannya. Banyak orang mengunjunginya. Namun dia sakit.

Seorang imam muda berujar kepadanya. “Datanglah kepada Tuhan. Ceritakan peristiwa yang menimpamu.”

Tuti memeluk suaminya untuk mendapat peneguhan. Dia berdiri ragu. Dalam keraguan imam muda itu berkata,”Ceritakanlah! Jujurlah dengan hati nuranimu.”

Thomas mencintaiku. Dia nekat mengejar aku. Aku benci dengannya. Aku sekarang memaafkan dia. Haknya untuk mencintai siapapun.”

Imam muda itu tercengan melihat perubahan Tuti. Dia sembuh ketika dia jujur dengan dirinya sendiri dan memaafkan. Tuhan anugerahilah kami kejujuran hati dan kasihMu.