Mimpi pulang dari Ekaristi, aku mau hidupkan motor. Aku merasakan angin kencang dan dingin sekali. Kulihat langit gelap gulita. Pikirku dalam hati, tanda-tanda semacam ini adalah pertanda akan segera turun hujan. Maka lebih baik aku memakai jas hujan sebelum turun hujan daripada di tengah perjalanan berhenti diguyur air hujan.
Aku mengambil jas hujan di dalam plastik pink di gantungan motor. Aku masuk kembali ke rumah untuk memakainya. Motor beserta kunci masih berada di depan rumah di tepi jalan. Waktu aku melangkah ke dalam rumah, aku melihat kunci masih tergantung di motor. Timbul perasaan khawatir bila kunci melekat di motor, maka orang mudah membawanya pergi. Maka ketika aku masuk kembali ke rumah, aku meminta tolong beberapa umat untuk menjaganya.
Celana jas hujan sudah kupakai. Giliran mau memakai baju jas hujan, aku tidak menemukannya. Justru di sana ada baju jas hujan anak-anak. Kekhawatiran meningkat, karena pertanda hujan segera turun semakin nyata. Gerimis hujan sudah membasahi bumi.
Bila aku nekat meneruskan perjalanan hanya dengan celana jas hujan dan jaket hangat dari Australia, maka justru semakin dingin bila tubuh diguyur air hujan. Jas hangat bila diguyur dengan air hujan justru menyimpan banyak air di bulu-bulu tebal. Pikiran ini memicu kekhawatiran.
Melihat bapak Bakir dan isteri sudah memakai jas hujan dan duduk di atas motornya, aku semakin khawatir. Malam segera datang. Hujan segera datang. Orang-orang bergegas pulang ke kandang masing-masing.
Aku bertanya kepada tuan rumah, apakah anda mempunyai jas hujan? Mereka tidak mempunyai jas hujan. Tetapi mereka merekomendasikan untuk meminjam kepada salah seorang umat yang mempunyai model jas hujan seperti kupunya, yakni bagian celana dan baju terpisah.
Usaha mencari si pemilik jas segera dikerahkan. Namun orang itu tidak segera tertemukan. Jas juga tidak didapatkan. Seiring berjalannya waktu, justru angin mereda. Kabut hitam di langit berarak berpindah ke lain tempat. Walau hujan tertunda turun ke bumi, dingin senja membelai tubuh. Motor segera dihidupkan. Dia meluncur menembus kegelapan malam. Tubuh diterpa angin dingin malam.
Mungkin sekali pikiran bawah sadar mau menyampaikan bahwa berkecamuk perasaan khawatir karena situasi tidak menentu. Situasi tidak menentu berdampak kepada hidup pribadi.
Mungkin juga baju jas hujan melambangkan perlindungan, agar terlepas dari mara bahaya.
Bila kita rajin berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar dan hati nurani kita, maka banyak hal kita belajar darinya dan semakin mengenal diri sendiri.