Wisma keuskupan, 12 Februari 2009
Kita mulai dari contoh contoh agar mudah dimengerti. Hewan tidak bisa berbicara dg dirinya sendiri, tumbuhan tidak bisa bicara dgn dirinya sendiri Hanya manusia yang bisa bicara dengan diri sendiri, bila aku bicara dengan aku maka aku menyapa dengan nama “titus kita sudah bekerja 18 jam, si titus menjawab, iya lelah. kita perlu istirahat. Si budi berkata “perlu berapa jam agar tubuh kembali pulih?” si titus menjawab, “perlu 4 jam” tubuh terbaring, tidur bablas. setelah 4 jam bangun segar bugar
Contoh lain : baring di tempat tidur, aku menyapa titus. “Tus, sekarang batuk. kau bisa bantu aku?” Titus menjawab, “bisa” Aku yakin kau bisa bekerja dengan caramu sendiri, selain minum obat dokter kira kira melalui tidur ini bisa membantu mempercepat pemulihan? Titus menjawab, “bisa” Kira kira perlu berapa jam? 8 jam.. bleg tidur.. setelah 8 jam dia bangun dan sembuh
Contoh lagi: aku bertanya kepada titus, “Tus aku menghadapi persoalan. kau bisa bantu aku untuk memecahkan persoalan ini?” titus menjawab, “bisa” – terimakasih tus – titus nanti memberitahu melalui mimpi, melalui pikiran yang tiba tiba muncul, melalui suara jelas dll
Contoh, mimpi keluar dari rumah (aku gak ingat persis, tetapi dalam tulisan di blog, aku keluar rumah setelah misa), di luar rumah aku mau hidupkan motor. waktu mau hidupkan motor, aku melihat angin kencang dan langit gelap. aku kembali masuk ke rumah, aku mencoba mencari jas hujan, yang ada celana hujan. baju hujan gak ada. maka orang menyarankan agar aku pinjam . aku berusaha pinjam tapi yang dicari gak ada …
eh ternyata tadi siang jam 14 wib, 11 Februari 2009 angin kencang berputar di atas rumah di Kuningan Blok I N0 26 Yogyakarta. Asbes rumah terangkat, blung.
titus sudah memberi signal kepada budi bahwa itu akan terjadi ..
contoh lagi: “tus, berat badan kita sekarang sudah 64 kg, aku merasa tidak nyaman dengan kondisi sekarang ini. bisakah kau membantuku untuk menurukan berat badan dari 64 kg menjadi 62 kg dalam tempo 30 hari mulai terhitung detik ini? titus menjawab “bisa!” Kau atur saja bagaimana caranya, kau lebih tahu daripada aku’ tunggu 2 minggu berat badan sudah berada di titik 62 kg
Contoh lagi : ketika kita dipenuhi dengan kebisingan , maka suara titus itu menjadi sulit muncul dia akan muncul ketika kita mau rajin menggajak dialog. ketika kita rajin sekali berada dalam keheningan, bening
Contoh: budi berkata kepada Titus 9 Februari 2009, hari senin malem pukul 20.00 wib. “tus, sekarang pulsaku habis.” Selasa pagi 10 Februari 2009, bapak ali Gudang Padi Pangkalpinang mengirim voucer, “pastor, ini no voucher tlg diisi. 2338 1509 35747056.” Voucer yang diberikan oleh bapak Ali adalah voucer untuk simpati / telkomsel. Padahal yang diperlukan pulsa untuk kartu XL. Hal ini terjadi karena budi menyebutkan bahwa “sekarang pulsa habis.” Maka kita hendaknya menyebut secara spesifik dalam berdialog dengan titus.
Contoh: Budi mengeluh dengan Titus, karena HP sering mati dan hidup sendiri. “tus, hp nokia 6500 rusak. Ketika menerima tlp dan atau sedang menelpon, HP sering mati dan hidup sendiri. Ini menjengkelkan sekali.” Pukul 18.00 tgl 23 Januari 2009, orang mengantar kotak kado ke wisma Jalan Batu kadera XXI N0 545 A Pangkalpinang. Kado tersebut berisi HP blackberry bold 9000.
Contoh: Sebelum tidur si budi berbicara dengan si Titus, “Tus, kok perasaan gelisah ya .. kau bisa bantu untuk menemukan penyebabnya dan membantu memecahkan solusinya?”
Bleg tidur dalam tidur mimpi … aku melihat ibu. ibu itu sakit. beberapa orang mendoakan dan dokter mengobatinya tetapi ibu tersebut tidak sembuh. Romo titus mendatangi ibu itu. Titus menyarankan kepada ibu itu agar mau menceritakan isi hatinya. Dia ragu untuk melakukan saran tersebut. Berulangkali saya memintanya, “ceritakanlah!” dia masih ragu menceritakannya. Setelah didesak beberapa kali dia mau menyingkapkan rahasia hatinya. Dia sembuh seketika itu juga. begitu bangun tidur.
Romo Titus tlp ibu Maria Mulyani di Kuningan Blok I N0 26 Yogyakarta. Padahal sudah hampir 1 minggu romo Titus gak tlp ibu. Ternyata dia sakit, dah banyak orang mendoakan nya, tetapi tidak juga sembuh. Beliau sudah pergi berobat ke dokter Broto ahli penyakit dalam di Kota Baru Yogyakarta, tetapi dia juga tidak kunjung sembuh Kuminta tolong beberapa rekan untuk bercakap-cakap dengan ibu Mulyani, agar ia mau menceritakan bebannya. Melalui rekan-rekan seiman, dia bertutur kata beban tentang cucunya, Prima. Proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Sekarang beliau sudah sembuh.
Romo sulit mendefiniskan siapakah titus itu. Titus bisa membantu tentang banyak aspek dalam hidup kita yakni menyangkut kesehatan, bisa menyangkut pulsa, bisa menyangkut keuangan, bisa menyangkut pemecahan masalah dengan kita, pengenalan diri sendiri dan lain-lain.
Contoh: (maaf ini sekedar contoh, romo tidak menyebut jumlah nominalnya) Budi perlu uang sebesar X. Budi berkata kepada titus, “tus, kita sangat memerlukan uang. bagaimana ini? kau bisa tolong?”
Seorang pengusaha memanggil romo titus 10 hari setelah percakapan tersebut. “romo saya mendapat rejeki. Saya membagi uang kepada romo sebesar X . terserah , romo mau gunakan untuk apa.” Jumlah uang yang diberikan sebesar yg diminta ke titus tadi
contoh si X memaparkan situasi mertuanya .. mertua sudah lama sekarat berdasarkan data dari kelurganya, dia sering berguru ke tempat orang pintar. saya meminta waktu untuk berdoa saya hening, dan tanya ke titus. “us, ada persolan begini begitu .. dijelaskan berdasarkan data yang didapat…”
Tus kau bisa bantu memberi masukan? jalan keluar?” Titus memberi masukan, anak anak hendaknya belajar iklhas untuk melepas kepergian orang tuanya. Hindarilah memaksa Tuhan untuk mencabut nyawa atau menahan nyawa seseorang. Tuhan pengendali mati dan hidup. Selama mendampingi si sakit, yang menunggu hendaknya juga ikut berjaga dan berdoa siang dan malam. Bila memungkinkan mintalah intensi Ekaristi agar beliau mampu menyatukan penderitaannya dengan penderitaan Yesus. Sudah deh, hari 17 beliau kembali ke pangkuan Bapa di surga.
Ini sekedar sharing. Pengalaman ini belum tentu bisa cocok utk orang lain Orang jaman sekarang gak betah diam, gak betah hening, gak betah meditasi 5 jam, gak betah untuk tidak berfikir, gak betah untuk tidak bicara, gak betah untuk tidak bergerak, gak betah untuk tidak melihat, gak betak untuk berfikir, gak betah untuk ini dan itu.. Justru suara itu muncul di saat semua pasif, di saat semua diam, di saat semua hening, di saat semua bening, di saat semua sunyi ruri , di saat hening. Bisakah kita berada di titik itu di tengah hiruk pasar?
Nah ini sekedar sharing, dialog dengan diri sendiri. Romo terpaksa memberi nama yaitu Titus. Kalau romo memakai AKU, nanti ego pasti muncul. Budi bicara dengan Titus atau kita bicara dengan titus. Orang tua sering menyebut seperti ini, Anakku .. sebutan tersebut melekat ke aku an ; istriku .. melekat ke akuan ; ketika orang masih melekat keakuan (ego) maka kita menderita.
Coba panggil nama anak kita dengan nama : Saras bagaimana kabarmu? ; amie .. ; agus . nama diri yang melekat, seluruh identitas terkait lebur di sana hpku .. ; laptopku ; pulsaku ; celanaku ; hp ini sudah rusak ; beda hp ku sudah rusak.
Falsafah orang batak ada yang menarik , anak kita, rumah kita, sepeda motor kita … , tetapi tidak pernah mengatakan istri kita ; suami kita ; dia sebut, isteriku he he .. ketika mengganti kata aku dengan kita, mempunyai muatan emosi berbeda sekali. Romo terpaksa menyebut Titus ; coba bedakan dengan sebutan AKU.
ajak dialog titus di dalam diri ; ajak dialog elisabet ; ajak dialog si agus ; ajak dialog si slamet (bila ada nama baptis) ; ajak dialog si inge ; ajak dialog si tanto jika kita rajin mendengarkan dia, maka dia sering memberi inspirasi untuk kesehatan ; untuk usaha ; untuk anak ; untuk suami ; untuk uang ; untuk kerohanian ; untuk pengenalan terhadap diri sendiri, untuk banyak hal dalam kehidupan ini. Tentu dalam berdialog dengan si titus, si saras, si elisabet, kita terlebih menceritakan kondisinya saat ini dengan jelas … dan sebut spesifik out come nya.
Ketika ada orang meminta doa, Titus menyarankan agar membangkitkan keyakinan di dalam si peminta doa. Dia khan sudah besar. katakan namanya saras, saras berdoa kepada Tuhan dong. Doa titus tidak lebih suci dari doa saras .. Nah iyo khan.. ATAU begini , saras kita berdoa bersama yuk, kita tentukan jamnya .. nah ini biblis, doa 2 atau 3 orang maka Dia akan hadir. “Tus tolong doakan aku, lah malah si saras tergantung kepada si titus.
Menurut hemat romo, sikap seperti ini kurang bener dong. Orang lain nanti tergantung dengan kita, dan kita tergantung dengan orang lain. Galilah potensimu, saras! Ajak dialog saras secara rinci! Tentukan topik terbatas dan jelas. contoh: tus, budi (mengganti aku) sekarang batuk. Titus menjawab, lah kamu mikir kok, mikir apa ya? mikir rumah di kuningan dan teringat waktu proses pembangunan dulu, timbul perasaan kecewa. titus menjawab, “ya sudah yang penting solusi untuk memperbaiki atap saja. Kau gak usah dipikir dulu.”
contoh lain: Budi bicara dengan Titus, waduh tus, maag kambuh.” Titus menjawab, “lah apakah ada yang engkau tekan? Apakah ada yang menjadi beban pikiranmu? budi menjawab, “Budi merasa berdosa” titus menjawab, “ya bertobat toh” budi menjawab, “Iya deh, gue mau mengaku dosa dan meninggalkan jejak lama” Begitu dialog selesai, lambung sudah normal kembali.
Saya kira contoh contoh di atas sudah banyak sekali. Kalian tinggal kreatif mengembangkan. Yang namanya dialog itu masing masing orang mempunyai seni masing masing Semoga sharing di atas berguna, maaf bila ada yang kurang berkenan di hati.
Cara pastor belum tentu pas untuk orang lain. Si Titus bisa bicara dengan aneka cara, ribuan cara.
Persepsi orang berbeda, biar saja orang mau menamai apa si titus .. si elisabet, si agus dst. Penamaan tertangung dari masing masing latar belakang pendidikan , pengalaman keyakinan masing masing. Kalau masing masing ngotot mempertahankan persepsinya maka kita bisa bertengkar. Elisabet bilang si titus itu roh kita; saras bilang itu malaikat pelindung ; slamet bilang itu guru sejati; agus bilang itu suara hati ; tanto bilang si titus itu bagian dari diri dst. Lah nanti malah tengkar. Pemaknaan atas kenyataan hidup itu berbeda beda, bilamana kita mau mendengar dan menghargai persepsi orang maka kita bisa hidup rukun dan saling memperkaya. (tulisan ini hasil chating tertanggal 11 febuari 2009, pukul 20.00 wib. Hasil chating disatukan dan diedit oleh Elisabeth Polany dari Bandung. Berlimpah terimakasih untuk Elisabet)