Daya Kata Orang Suci

Telkom, Pangkalpinang

Bapak Bambang adalah seorang bapak dari 3 anak. Pekerjaan sehari-hari adalah sopir angkutan umum. Anak pertama sedang kuliah Bimbingan Penyuluhan di Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta. Sedangkan 2 anaknya masih duduk di SMU. Ia berdomisili di paroki pengantara segala rahmat sungailiat.

Dalam perayaan Ekaristi syukur atas kehamilan 7 bulan saudari Gisela 19 Desember 2008 di kelompok Santo Antonius, beliau hadir. Ayah Gisela masih saudara dengan bapak Bambang. Ia mensharingkan pengalaman imannya. “kata-kata orang suci itu mempunyai daya.”

Kitab suci berisi tentang sabda. Yang bersabda adalah Yesus. Yesus adalah orang suci. Kata-kata Yesus mempunyai daya hidup. Maka dari itu kita hendaknya rajin membaca kata-kata kitab suci agar hidup kita selamat di dunia dan bahagia lahir dan batin.

Menjadi Bintang

Wisma Keuskupan, 4 Januari 2008

Hujan lebat turun pukul 06.00 wib. Motor Crypton tetap melaju meninggalkan keuskupan menuju ke stasi St Yohanes pemandi Batu rusa. Jalan-jalan licin. Motor sepeda dua sedikit berada di jalanan kota. Beberapa mobil masih tetap tegar menerjang deru angin dan air. Belaian angin membalut tubuh. Dingin air hujan menancap ke tulang belulang. Gigi gemertak menahan dingin. Motor tetap menembus hujan lebat.

Gereja Yohanes pemandi sunyi. 15 orang sudah terpekur dalam samadi di dalam gereja. Kosong ruang gereja lebih besar di bandingkan dengan isi. Di ruang belakang sakristi menunggu koster gereja. Dia menyambut kehadiran pastor pemimpin misa. Kaos basah pastor dilepaskan dan digantung. Dia mengenakan jubah putih dan kasula putih. Tubuh menghangat dengan kedua pakaian itu.

Dalam ekaristi dibacakan Matius 2:1-12. “setelah mendengarkan kata-kata itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, dimana Bayi itu berada. Ketika mereka mlihat bintang itu besukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Bayi itu bersama Maria, Ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya yaitu emas, kemenyan, dan mur.”

Mampukah kita menjadi bintang yakni memancarkan terang kepada orang lain, agar orang lain melalui sikap hidup kita berdasarkan panggilan kita masing-masing dituntun kepada Yesus sehingga orang menjadi percaya , mempersembahkan dirinya kepada Tuhan?

Membaca Buku Kehidupan

Bandara, 3 Januari 2009

Pukul 05.26 wib Titus budi berangkat dari pastoran tanjung pinang menuju bandara. Perjalanan ditempuh 26 menit. Waktu memasuki dari depan pintu penjagaan, cek in dan membayar air port tak 6 menit. Petugas menginformasikan boarding pukul 07.16wib. Titus budi duduk di ruang tunggu di atas kursi deret pertama dari 6 bangku beludru hijau. Jarum jam pendek dan jam panjang di dinding beada di posisi 6 pada saat ini ditulis. Apakah ini kebetulan saja?

Ruang tunggu di sini ber-AC. Namun demikian ada 6 orang merokok di ruangan. Di kantin tertulis besar NO SMOKING AREA. Apakah ke-6 perokok tersebut buta huruf? Lha penampilannya perlente, hand phone di celana dan tangan mereka. Masakan orang perlente bisa buta huruf? Apakah mereka tahu tetapi mereka tidak mau tahu dengan larangan itu? Ah memang, semakin banyak spanduk-spanduk larangan di media massa atau di jalan-jalan terkadang tidak membuat situasi semakin membaik. Tetapi justru banyak orang melanggar larangan itu. Seolah-olah spanduk itu mensosialisasikan barang baru kepada orang-orang yang gak mengerti dan memicu keinginan tahu mereka.

Situasi di sekeliling kita merupakan guru bagi kita. Alam ini bagaikan kitab kehidupan yang tak habis dibaca setiap waktu. Tiap-tiap kejadian memuat pesan kehidupan mendalam. 16 menit cukup mempelajari kehidupan di sekitar. Lain waktu kita mencermati lagi paparan kehidupan.