Sepenggal Doa

Keuskupan, jam 2210wib,31januari 2009

Aku berjalan menyusur trotoar. Bocah kecil berpaiakain dekil mengacungkan tangan kanannya ke arahku.
Aku terkesima memandang wajah Allah di wajahny.
Kurogoh selembar kertas di saku. Kuberikan kepadanya.
Dia menerima dengan senyum dan berkata lirih,”Tuan adalah terberkati.”
Dia berlari meninggalkan aku seorang diri di tepi trotoar.
Bocah bocah kecil memberkati seorang imam. Berkat mampu menyejukkan hati.
Apakah mungkin Engkau hadir dalam kekotoran manusia?
Apakah mungkin kere gembel masih bisa menghasilkan rahmat bagi orang lain?

Pikiran berkecamuk. Mata menerawang bekas jejak bocah gembel.
Tuhan memeliharamu dengan cara Nya sendiri.
Terimakasih Tuhan.

Read 0 comments

  1. Apakah mungkin Engkau hadir dalam kekotoran manusia? Apakah penting bagi DIA? Tidak ada alasan lahiriah sama sekali bagi DIA untuk berbicara kepada siapa pun yang DIA kehendaki. DIA memandang hati manusia bukan dagingnya…

    Yaa…dengan caraNya sendiri IA memelihara rupa wajahNya lewat hidup kita…. Terimakasih Tuhan untuk setiap jalanMu yang tidak dapat terselami.++

  2. Apakah mungkin Engkau hadir dalam kekotoran manusia? Apakah penting bagi DIA? Tidak ada alasan lahiriah sama sekali bagi DIA untuk berbicara kepada siapa pun yang DIA kehendaki. DIA memandang hati manusia bukan dagingnya…

    Yaa…dengan caraNya sendiri IA memelihara rupa wajahNya lewat hidup kita…. Terimakasih Tuhan untuk setiap jalanMu yang tidak dapat terselami.++

  3. Ketika kita sedang dilanda problem atau masalah, kita selalu berdoa dan meminta kepada para pastur untuk bantu mendoakan kita, agar segera terbebas dari masalah yang sedang kita hadapi. Seringkali kita mendengar, “pastur/romo bantu doanya yach”…

    Semua manusia dapat berdoa, hanya “tidak semua manusia” dapat berdoa dengan tulus, yakin dan benar.

    Kita sering salah kaprah, menganggap suatu doa yang lama, panjang, dilakukan di dalam Gereja dan yang mendoakan seorang pastur, doa itu akan didengarkan dan dikabulkan oleh Tuhan.
    Tuhan senantiasa mendengarkan semua doa yang dipanjatkan, dan setiap doa yang dipanjatkan dengan baik, tulus, benar, dimana saja, kapan saja dan tanpa memandang siapa orangnya, pasti Tuhan akan mengabulkan doa itu … hanyalah keyakinan dan ketulusan, maka doa itu akan dikabulkan…

  4. Ketika kita sedang dilanda problem atau masalah, kita selalu berdoa dan meminta kepada para pastur untuk bantu mendoakan kita, agar segera terbebas dari masalah yang sedang kita hadapi. Seringkali kita mendengar, “pastur/romo bantu doanya yach”…

    Semua manusia dapat berdoa, hanya “tidak semua manusia” dapat berdoa dengan tulus, yakin dan benar.

    Kita sering salah kaprah, menganggap suatu doa yang lama, panjang, dilakukan di dalam Gereja dan yang mendoakan seorang pastur, doa itu akan didengarkan dan dikabulkan oleh Tuhan.
    Tuhan senantiasa mendengarkan semua doa yang dipanjatkan, dan setiap doa yang dipanjatkan dengan baik, tulus, benar, dimana saja, kapan saja dan tanpa memandang siapa orangnya, pasti Tuhan akan mengabulkan doa itu … hanyalah keyakinan dan ketulusan, maka doa itu akan dikabulkan…

  5. Seringkali kita minta imam mendoakan kita, lalu siapa yang mendoakan imam??? Imam adalah juga manusia sama seperti kita, mereka juga butuh peneguhan dan doa kita di dalam panggilan imamatnya agar mereka di jauhkan dari segala godaan, walaupun dalam setiap perayaan ekaristi di bagian DOA SYUKUR AGAUNG selalu didoakan “Kuatkanlah iman dan cinta kasih GerejaMu yang kini berziarah di bumi ini bersama hambaMu, Paus kami Benedictus VI, Uskup kami……, serta semua uskup, para imam, diakon serta semua pelayan umatMu dan seluruh umat kesayanganMu….” tapi alangkah baiknya kalo dalam doa pribadi kita, kita juga mendoakan secara khusus untuk para gembala (imam, suster dll) yang kita kenal secara pribadi agar mereka dikuatkan, diteguhkan dan dijauhkan dari segala godaan.

  6. Seringkali kita minta imam mendoakan kita, lalu siapa yang mendoakan imam??? Imam adalah juga manusia sama seperti kita, mereka juga butuh peneguhan dan doa kita di dalam panggilan imamatnya agar mereka di jauhkan dari segala godaan, walaupun dalam setiap perayaan ekaristi di bagian DOA SYUKUR AGAUNG selalu didoakan “Kuatkanlah iman dan cinta kasih GerejaMu yang kini berziarah di bumi ini bersama hambaMu, Paus kami Benedictus VI, Uskup kami……, serta semua uskup, para imam, diakon serta semua pelayan umatMu dan seluruh umat kesayanganMu….” tapi alangkah baiknya kalo dalam doa pribadi kita, kita juga mendoakan secara khusus untuk para gembala (imam, suster dll) yang kita kenal secara pribadi agar mereka dikuatkan, diteguhkan dan dijauhkan dari segala godaan.

  7. Mataku berkaca-kaca membaca tulisan ini……teringat peristiwa menjelang Natal beberapa tahun yang lalu.
    Ada seorang ibu, tuna wisma berada di emperan toko yang tutup kalau malam tiba. Waktu itu aku mempunyai banyak kue, meskipun untuk dibagikan ke tuna wisma aku kemas dengan baik, aku beri pita merah. Senja mulai datang, aku mulai menelusuri jalan-jalan.
    Pertama yang aku jumpai ibu tua itu (hampir tiap hari aku melihatnya), mobil aku pinggirkan dan aku berikan sebungkus kue, diambilnya dari tanganku dengan senyum yang manis sekali serta kue itu dia angkat sedikit keatas….sama seperti imam mengangkat hosti waktu persembahan.
    Bibir komat kamit, aku yakin itu sepenggal doa, kemudian menengok kearahku dan berterima kasih berulang kali.
    Anakku berkata: Raut wajah ibu tadi saat menerima kue dari tangan mami bagus sekali lho……kalau di foto dan kita ikutkan lomba dengan judul “Praise GOD” pasti menang.
    Ternyata Tuhan membuatkan foto di benakku yang sampai sekarang tidak bisa hilang. Setiap menjelang Natal aku teringat ibu itu tapi entah kemana sekarang, mungkin sudah ditempatkan di penampungan tuna wisma. Semoga di sisa hari tua nya mendapatkan hidup yang layak.

    Aku yakin sepenggal doa yang diucapkan dengan hati yang tulus akan mempunyai makna yg besar dan pasti didengar Tuhan meskipun hanya sekian detik saja……menurut aku sangatlah mungkin doa bocah kere gembel itu memberi rahmat sama besar seperti doa seorang imam untuk kita. Benar tidak?

  8. Mataku berkaca-kaca membaca tulisan ini……teringat peristiwa menjelang Natal beberapa tahun yang lalu.
    Ada seorang ibu, tuna wisma berada di emperan toko yang tutup kalau malam tiba. Waktu itu aku mempunyai banyak kue, meskipun untuk dibagikan ke tuna wisma aku kemas dengan baik, aku beri pita merah. Senja mulai datang, aku mulai menelusuri jalan-jalan.
    Pertama yang aku jumpai ibu tua itu (hampir tiap hari aku melihatnya), mobil aku pinggirkan dan aku berikan sebungkus kue, diambilnya dari tanganku dengan senyum yang manis sekali serta kue itu dia angkat sedikit keatas….sama seperti imam mengangkat hosti waktu persembahan.
    Bibir komat kamit, aku yakin itu sepenggal doa, kemudian menengok kearahku dan berterima kasih berulang kali.
    Anakku berkata: Raut wajah ibu tadi saat menerima kue dari tangan mami bagus sekali lho……kalau di foto dan kita ikutkan lomba dengan judul “Praise GOD” pasti menang.
    Ternyata Tuhan membuatkan foto di benakku yang sampai sekarang tidak bisa hilang. Setiap menjelang Natal aku teringat ibu itu tapi entah kemana sekarang, mungkin sudah ditempatkan di penampungan tuna wisma. Semoga di sisa hari tua nya mendapatkan hidup yang layak.

    Aku yakin sepenggal doa yang diucapkan dengan hati yang tulus akan mempunyai makna yg besar dan pasti didengar Tuhan meskipun hanya sekian detik saja……menurut aku sangatlah mungkin doa bocah kere gembel itu memberi rahmat sama besar seperti doa seorang imam untuk kita. Benar tidak?

  9. Begitu arif, tulus dan pekanya hati seorang Imam, mampu melihat Allah dalam wajah dekil seorang anak miskin.
    mampukah saya dan anda berbuat sama ???

    Berapa sering kali kita menolak malah mungkin mengabaikan uluran minta2 tangan mungil wajah dekil atau wajah renta tangan keriput dilampu merah hanya karena takut keamanan kita atau kalo memberipun ga ada ketulusan tapi terpaksa.
    Padahal yang kita beri cuma recehan yang terkadang kurang kita hargai nilainya, cepean …..

    Kembali kita diingatkan untuk tulus hati dalam membantu sesama apapun itu bentuknya mau materi, tenaga, perhatian, atau sekedar mendengarkan dan jangan biarkan tangan kiri kita tau saat tangan kanan kita memberi.

    Apabila Allah menginginkan kembali semua harta milik kita,
    bukan ga mungkin kan, kita yang akan mengulurkan tangan mohon belas kasih Allah dan sesama hanya untuk sekeping cepean ….ucch sereem !

  10. Begitu arif, tulus dan pekanya hati seorang Imam, mampu melihat Allah dalam wajah dekil seorang anak miskin.
    mampukah saya dan anda berbuat sama ???

    Berapa sering kali kita menolak malah mungkin mengabaikan uluran minta2 tangan mungil wajah dekil atau wajah renta tangan keriput dilampu merah hanya karena takut keamanan kita atau kalo memberipun ga ada ketulusan tapi terpaksa.
    Padahal yang kita beri cuma recehan yang terkadang kurang kita hargai nilainya, cepean …..

    Kembali kita diingatkan untuk tulus hati dalam membantu sesama apapun itu bentuknya mau materi, tenaga, perhatian, atau sekedar mendengarkan dan jangan biarkan tangan kiri kita tau saat tangan kanan kita memberi.

    Apabila Allah menginginkan kembali semua harta milik kita,
    bukan ga mungkin kan, kita yang akan mengulurkan tangan mohon belas kasih Allah dan sesama hanya untuk sekeping cepean ….ucch sereem !

Tinggalkan Balasan