Keuskupan , 9 Januari 2009
Di hadapan para pastor dan para pegawai di komisi Mgr Hilarius Moa Nurak SVD menyampaikan bahwa program-program komisi hendaknya diketahui dan disetujui oleh Mgr Hilarius. Karena Uskup penanggungjawab seluruh komisi di keuskupan. Bilamana terdapat tawaran dari KWI, maka komisi hendaknya selektif, yakni memilih program yang sesuai dengan prioritas keusukupan.
Bapak Andi produktif, amat giat dalam melaksanakan program. Dia mempunyai prioritas dalam melaksanakan program. Kami mengucapkan berlimpah terimakasih. Berkaitan dengan istilah kita hendaknya mempertahankan istilah yang sudah hidup di umat. Misalkan percakapan Tuhan besertamu mau diganti Tuhan bersamamu.
Pada saat kita menerima tubuh kristus , kita menerima orang menderita. Ekaristi adalah puncak. Puncak tidak lepas dari kaki bukit. Puncak = Yesus tidak lepas dari kaki bukit = masyarakat. Ekaristi korelasi dengan orang menderita di masyarakat. Kehadiran kita bersama mereka mengangkat mereka keluar dari penderitaan. Ekaristi dengan orang miskin dalam arti pemberdayaan kemiskinan. Pemberdayaan orang miskin bisa melalui berbagai macam cara yakni CU, PSE, dll. Melalui CU kita bisa membantu mengembangkan orang miskin agar mereka berkembang untuk mencukupi dirinya sendiri. CU dikembangkan oleh komisi Pengembangan Sosial Ekonomi.
Pendidikan manusia bertumbuh semenjak di dalam kandungan ibu. Tidak mengherankan bilamana terdapat pendapat bahwa keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan faktor penentu dalam pendidikan anak. Demikian juga pendidikan iman. Pendidikan iman anak sudah dimulai sejak anak di dalam kandungan ibu dan kontak mereka dengan sesama di masyarakat dan di sekolah. Maka pihak sekolah hendaknya memperhatikan dengaan seksama pendidikan iman anak di sekolah melalui pelajaran agama katolik atau retret. Melalui ilmu pengetahuan agama, anak diharapkan mampu mempertanggungjawabkan imannya kepada orang lain. Bahkan mereka mampu merasul di tengah-tengah teman-temannya di sekolah dan di masyarakat. Patut disayangkan bilamana anak tidak mampu menjelaskan iman yang dianutnya.
Komisi seminari keuskupan pangkalpinang hendaknya lebih menekankan doa panggilan dan pengudusan para imam daripada menggalang dana. Berbagai macam cara untuk mewujudkan hal tersebut. Misalkan di paroki kerahiman ilahi Batam setiap hari jumaat ada adorasi, kerahiman ilahi dan doa untuk para imam. Stasi st hilarius Jebus Bangka setiap sabtu pertama umat berdoa di depan sakramen maha kudus untuk panggilan imam dan kekudusan para imam.
Kita di keuskupan arah depan keuskupan pemberdayaan umat partisipasi umat melalui Komunitas Basis Gerejani. Pengembangan komunitas basis selama ini memakai metode ASIPA. Namun demikian kita hendaknya juga mengembangkan KBG dalam aspek ekonomi. Banyak cara untuk pengembangan aspek ekonomi seperti bank UTARI, cu, dan lain-lain. Namun saya percaya bahwa CU sangat efektif membantu umat miskin membantu umat miskin untuk mengatasi kemiskinannya. Akhirnya umat mampu memuseumkan kemiskinan dan menciptakan perdamaian. Maka dari itu Komisi PSE hendaknya mengkoordinir CU yang ada, memotivir umat mendirikan CU, dan mengaminasi umat. Diharapkan umat menyadari bahwa mereka mempunyai potensi untuk mengatasi persoalan kemiskinan mereka. Bilamana hal ini dibuat, maka pengalaman gereja purba dialami kembali oleh umat di keuskupan Pangkalpinang. Melalui sarana ini umat mampu meluber keluar untuk menggarami dan menerangi dunia.
Sakramen Ekaristi adalah Sakramen yg paling tinngi tingkatannya karena merupakan persatuan kita dengan Sang Juru Selamat. Melalui Sakramen Ekaristi kita harus bertindak dan menjadi cermin YESUS serta meneladani hidup Kristus yaitu hidup sederhana, memperhatikan yang menderita, tertindas dan teraniaya.
Kalau kita amati sejarah kelahiran Yesus, Maria adalah wanita desa yang sederhana, saleh dan tulus Maria adalah wanita yang terpilih melahirkan bayi Yesus. Sejak di dalam kandungan Yesus telah mendapatkan pendidikan bagaimana peduli kepada sesama ini ditunjukan dengan kepedulian Maria mengunjungi Elizabeth saudaranya yang mengandung diusia tuanya. Kalau masih ingat tentang kisah TUMBAL atau SALIB bagaimana Painem yang ketika mengandung sering mengejek orang sehingga ketika anaknya lahir menyerupai orang yang diejeknya (cacat). Apa yang dilakukan/diperbuat seorang ibu yang sedang mengandung merasuk kedalam janin yang sedang dikandungnya. Maka dari seorang ibu yang saleh akan terlahir anak yang saleh karena sejak dalam kandungan anak tersebut sudah mendapatkan pendidikan yang baik, otomatis ketika anak ini lahir ibu tersebut akan mendidik secara baik dan diperkenalkan kepada lingkungan yang baik pula. Dari ibu yang Katolik walaupun anak dibaptis sejak bayi, dikemudian hari anak tidak akan mengugat orang tuanya saya mau pindah agama dengan alasan ketika saya dibaptis saya belum mengerti apa2. karena anak2 yang terlahir dari keluarga Katolik dan mendapat pendidikkan Katolik, anak sudah terbiasa dan mengerti ajaran Katolik. Hal ini saya alami sendiri karena sudah tertanam kesan baik sejak kecil, kebiasaan orang tua membawa anak2nya ke gereja sejak kecil akan membuat anak merasa bahwa ke gereja bukanlah kewajiban melainkan kebutuhan.
Mengenai Komisi Keuskupan Pangkal Pinang yang lebih menekankan doa panggilan dan pengudusan para imam, Tuhan memberikan kita karunia kehidupan dengan panggilan hidupnya masing2 sesuai dengan talenta bagaimana kita memanfaatkan dan mengelola talenta yang Tuhan berikan kepada kita, lalu dalam Kitab Suci sering kali kita menemukan mengenai perpuluhan, menurut saya perpuluhan itu bukan melulu pada dana, tapi juga waktu kita Tuhan tidak menuntut harus 10% dari penghasilan kita harus diberikan kepada yang memerlukan tapi yang mau ditunjukkan disini adalah hanya sebagian kecil dari rejeki dan waktu kita. Dalam 24 jam sehari berapa waktu yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan??? Apakah kita mendoakan para gembala kita agar tetap teguh di dalam panggilan imamatnya??? Karena seorang imam adalah juga manusia yang tidak luput dari dosa. Apakah kita masih punya waktu untuk orang2 yang membutuhkan perhatian kita??? Apakah setiap bangun kita mensyukuri atas udara yang masih kita hirup dan kesempatan hidup untuk memperbaiki diri??? Masih adakah ruang di dalam hati kita untuk Tuhan??? Pernahkah kita menyediakan waktu untuk Tuhan berbicara???
Saya jadi teringat lagu BILA TUHAN MENYAPA :
Tuhan menyapa, setiap manusia,tanpa bicara, tanpa berbahasa
Bagai mentari, menyapa alam, Kasih Ilahi, menyapa kita.
Tuhan yang slalu menyapa kita, dengan kasihNya yang paling indah
Yang tak mau seorangpun binasa, namun berbahagia
Hai manusia, apa jawabmu? Bila padamu Tuhan menyapa
Buka dirimu untuk sesama, buka hatimu untuk mencinta
Ulur tanganmu ‘tuk selamatkan, yang tersesat
Hai manusia, apa jawabmu? Bila padamu Tuhan menyapa
Indahnya alam pesona cintaNya, hati nurani gema suaraNya
Lewat sesama yang menderita, kasih Ilahi menyapa kita
Dengarkanlah getar sapaan-Nya
Lembut hakus menggema di kalbu
Yang menyapa lewat sesame yang menderita.
Sakramen Ekaristi adalah Sakramen yg paling tinngi tingkatannya karena merupakan persatuan kita dengan Sang Juru Selamat. Melalui Sakramen Ekaristi kita harus bertindak dan menjadi cermin YESUS serta meneladani hidup Kristus yaitu hidup sederhana, memperhatikan yang menderita, tertindas dan teraniaya.
Kalau kita amati sejarah kelahiran Yesus, Maria adalah wanita desa yang sederhana, saleh dan tulus Maria adalah wanita yang terpilih melahirkan bayi Yesus. Sejak di dalam kandungan Yesus telah mendapatkan pendidikan bagaimana peduli kepada sesama ini ditunjukan dengan kepedulian Maria mengunjungi Elizabeth saudaranya yang mengandung diusia tuanya. Kalau masih ingat tentang kisah TUMBAL atau SALIB bagaimana Painem yang ketika mengandung sering mengejek orang sehingga ketika anaknya lahir menyerupai orang yang diejeknya (cacat). Apa yang dilakukan/diperbuat seorang ibu yang sedang mengandung merasuk kedalam janin yang sedang dikandungnya. Maka dari seorang ibu yang saleh akan terlahir anak yang saleh karena sejak dalam kandungan anak tersebut sudah mendapatkan pendidikan yang baik, otomatis ketika anak ini lahir ibu tersebut akan mendidik secara baik dan diperkenalkan kepada lingkungan yang baik pula. Dari ibu yang Katolik walaupun anak dibaptis sejak bayi, dikemudian hari anak tidak akan mengugat orang tuanya saya mau pindah agama dengan alasan ketika saya dibaptis saya belum mengerti apa2. karena anak2 yang terlahir dari keluarga Katolik dan mendapat pendidikkan Katolik, anak sudah terbiasa dan mengerti ajaran Katolik. Hal ini saya alami sendiri karena sudah tertanam kesan baik sejak kecil, kebiasaan orang tua membawa anak2nya ke gereja sejak kecil akan membuat anak merasa bahwa ke gereja bukanlah kewajiban melainkan kebutuhan.
Mengenai Komisi Keuskupan Pangkal Pinang yang lebih menekankan doa panggilan dan pengudusan para imam, Tuhan memberikan kita karunia kehidupan dengan panggilan hidupnya masing2 sesuai dengan talenta bagaimana kita memanfaatkan dan mengelola talenta yang Tuhan berikan kepada kita, lalu dalam Kitab Suci sering kali kita menemukan mengenai perpuluhan, menurut saya perpuluhan itu bukan melulu pada dana, tapi juga waktu kita Tuhan tidak menuntut harus 10% dari penghasilan kita harus diberikan kepada yang memerlukan tapi yang mau ditunjukkan disini adalah hanya sebagian kecil dari rejeki dan waktu kita. Dalam 24 jam sehari berapa waktu yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan??? Apakah kita mendoakan para gembala kita agar tetap teguh di dalam panggilan imamatnya??? Karena seorang imam adalah juga manusia yang tidak luput dari dosa. Apakah kita masih punya waktu untuk orang2 yang membutuhkan perhatian kita??? Apakah setiap bangun kita mensyukuri atas udara yang masih kita hirup dan kesempatan hidup untuk memperbaiki diri??? Masih adakah ruang di dalam hati kita untuk Tuhan??? Pernahkah kita menyediakan waktu untuk Tuhan berbicara???
Saya jadi teringat lagu BILA TUHAN MENYAPA :
Tuhan menyapa, setiap manusia,tanpa bicara, tanpa berbahasa
Bagai mentari, menyapa alam, Kasih Ilahi, menyapa kita.
Tuhan yang slalu menyapa kita, dengan kasihNya yang paling indah
Yang tak mau seorangpun binasa, namun berbahagia
Hai manusia, apa jawabmu? Bila padamu Tuhan menyapa
Buka dirimu untuk sesama, buka hatimu untuk mencinta
Ulur tanganmu ‘tuk selamatkan, yang tersesat
Hai manusia, apa jawabmu? Bila padamu Tuhan menyapa
Indahnya alam pesona cintaNya, hati nurani gema suaraNya
Lewat sesama yang menderita, kasih Ilahi menyapa kita
Dengarkanlah getar sapaan-Nya
Lembut hakus menggema di kalbu
Yang menyapa lewat sesame yang menderita.