Sejak kemarin , Titus budiyanto melayat orang mati di pangkalbalam. Nenek Suryani meninggal di usianya ke 89 tahun. Seluruh cucu dan anak berkumpul. Seluruh ruangan di rumah di tutup dengan kain putih. kematian dimaknai sebagai kegembiraan. Claudia Imelda dan Wiryo menjelaskan,”ama sudah meninggal. Anak-anak sudah menikah dan bisa mandiri. Cucu-cucu sehat walafiat. Dia sudah selesai tugasnya di dunia. Dia sudah kembali kepada Tuhan.”
Iman pasangan muda ini patut diteladani. Kita patut bergembira dengan kematian orang yang dicintai, karena dia sudah mendapatkan kesempurnaan bersatu dengan Tuhan. Juga dimaknai bahwa tugas dan tanggungjawab di dunia yang dipercayakan kepadanya sudah selesai.
Hari Ini juga melayat orang mati pukul 18 wib di Baciang Pangkalpinang. Kontras dengan situasi di atas. Dia terbujur kaku di atas tempat tidur papan. di samping terdapat peti. Dia belum dimasukkan ke dalam peti. Letak ranjang dan peti tersebut di ruang tamu. Tembok dibiarkan asli. lingkungan di sekeliling masih hutan. Tubuhnya gemuk besar menyimpan guratan kepedihan. Dia meninggal karena sakit. Namun demikian kematian adalah misteri. Allah yang memberi, Allah yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan, kata Ayub.
Hanya melalui kematian kita mendapatkan kehidupan abadi bersama Tuhan. Apalagi kalau semasa hidupnya orang tersebut telah hidup sesuai dengan ajaran Tuhan. Setiap saat siap menghadap Sang Pencipta. Bertobat ga udah tunggu usia tua, kebaikan harus dicicil mulai sejak kita mengenal Sang Penebus, Juru Selamat kita. jadi pada saat kita menghadap Sang Pencipta semuanya sudah dipersiapkan, termasuk keluarga yang ditinggalkan, suami/istri, anak2 dan cucu2. Sehingga kematian membawa sukacita karena ada keyakinan bahwa orang yang kita cintai sudah bersatu dengan Tuhan. Dan pada saatnya nanti kitapun akan mengalami hal yang sama.
he he .. kematian merupakan langkah memasuki kehidupan abadi bersama Tuhan. Sipp deh .
Hanya melalui kematian kita mendapatkan kehidupan abadi bersama Tuhan. Apalagi kalau semasa hidupnya orang tersebut telah hidup sesuai dengan ajaran Tuhan. Setiap saat siap menghadap Sang Pencipta. Bertobat ga udah tunggu usia tua, kebaikan harus dicicil mulai sejak kita mengenal Sang Penebus, Juru Selamat kita. jadi pada saat kita menghadap Sang Pencipta semuanya sudah dipersiapkan, termasuk keluarga yang ditinggalkan, suami/istri, anak2 dan cucu2. Sehingga kematian membawa sukacita karena ada keyakinan bahwa orang yang kita cintai sudah bersatu dengan Tuhan. Dan pada saatnya nanti kitapun akan mengalami hal yang sama.
he he .. kematian merupakan langkah memasuki kehidupan abadi bersama Tuhan. Sipp deh .
Masih banyak orang yg menganggap kematian itu sesuatu yg menakutkan dan memang tak bisa kita hindarkan. Cepat atau lambat pasti akan datang
Meninggal pada usia lanjut bisa dikatakan “sukses” dalam perjalanan hidupnya apalagi kalau anak, cucu, buyut semua hidup sehat dan berkecukupan, maka wajarlah dimaknai sebagai kegembiraaan…….tetapi tetap aja ada setitik kesedihan ditinggal orang yg kita kasihi.
Ada banyak guru2, mengajarkan bagaimana membaca, menulis, proses melahirkan, pengobatan dll…. tapi tidak ada seorang pun yang mengajarkan apa yg kita lakukan kalau kita mati……..mungkin cara yg paling tepat yaitu mendalami Kitab Suci agar lebih dekat lagi denganNYA, agar kita mendapatkan kedamaian yg sempurna, membuat kita siap kapan pun Tuhan memanggil kita.
Kematian adalah awal dari Kehidupan Baru…..jadi tidak perlu khawatir, takut dll……yang sekarang aja kita mencoba hidup lebih baik dan baik lagi, hidup menurut kasih Tuhan dan membangun kedamaian selalu.
Guru utama kita adalah kitab suci. Para pembaca tentu juga mengamini hal ini.
Masih banyak orang yg menganggap kematian itu sesuatu yg menakutkan dan memang tak bisa kita hindarkan. Cepat atau lambat pasti akan datang
Meninggal pada usia lanjut bisa dikatakan “sukses” dalam perjalanan hidupnya apalagi kalau anak, cucu, buyut semua hidup sehat dan berkecukupan, maka wajarlah dimaknai sebagai kegembiraaan…….tetapi tetap aja ada setitik kesedihan ditinggal orang yg kita kasihi.
Ada banyak guru2, mengajarkan bagaimana membaca, menulis, proses melahirkan, pengobatan dll…. tapi tidak ada seorang pun yang mengajarkan apa yg kita lakukan kalau kita mati……..mungkin cara yg paling tepat yaitu mendalami Kitab Suci agar lebih dekat lagi denganNYA, agar kita mendapatkan kedamaian yg sempurna, membuat kita siap kapan pun Tuhan memanggil kita.
Kematian adalah awal dari Kehidupan Baru…..jadi tidak perlu khawatir, takut dll……yang sekarang aja kita mencoba hidup lebih baik dan baik lagi, hidup menurut kasih Tuhan dan membangun kedamaian selalu.
Guru utama kita adalah kitab suci. Para pembaca tentu juga mengamini hal ini.