Bandara, 3 Januari 2009
Pukul 05.26 wib Titus budi berangkat dari pastoran tanjung pinang menuju bandara. Perjalanan ditempuh 26 menit. Waktu memasuki dari depan pintu penjagaan, cek in dan membayar air port tak 6 menit. Petugas menginformasikan boarding pukul 07.16wib. Titus budi duduk di ruang tunggu di atas kursi deret pertama dari 6 bangku beludru hijau. Jarum jam pendek dan jam panjang di dinding beada di posisi 6 pada saat ini ditulis. Apakah ini kebetulan saja?
Ruang tunggu di sini ber-AC. Namun demikian ada 6 orang merokok di ruangan. Di kantin tertulis besar NO SMOKING AREA. Apakah ke-6 perokok tersebut buta huruf? Lha penampilannya perlente, hand phone di celana dan tangan mereka. Masakan orang perlente bisa buta huruf? Apakah mereka tahu tetapi mereka tidak mau tahu dengan larangan itu? Ah memang, semakin banyak spanduk-spanduk larangan di media massa atau di jalan-jalan terkadang tidak membuat situasi semakin membaik. Tetapi justru banyak orang melanggar larangan itu. Seolah-olah spanduk itu mensosialisasikan barang baru kepada orang-orang yang gak mengerti dan memicu keinginan tahu mereka.
Situasi di sekeliling kita merupakan guru bagi kita. Alam ini bagaikan kitab kehidupan yang tak habis dibaca setiap waktu. Tiap-tiap kejadian memuat pesan kehidupan mendalam. 16 menit cukup mempelajari kehidupan di sekitar. Lain waktu kita mencermati lagi paparan kehidupan.
Sebagai seorang Katolik tahukah bahwa dalam Puji Syukur halaman 6 tertulis tentang kebiasaan orang Kristen (Katolik).
Dalam tanda pertama Yesus memperlihatkan KEMESIASANNYA adalah mengubah air menjadi anggur. berapa tempayan yang diisi air ???? —–> 6 tempayan.
Kalau kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita 7 x 70 bukan maksudnya harus sebanyak 490x, bukan angka tetapi maksudnya adalah tanpa batas, terus menerus seperti Bapa yang terus menerus mengampuni kita.
Jadi kalau angka 7 adalah sempurna maka angka 6 adalah hampir sempurna.
Sebagai umat Katolik bisakah kita hidup didalam keseharian kita seperti yang tertulis dalam PUJI SYUKUR???
Sebagai seorang Katolik tahukah bahwa dalam Puji Syukur halaman 6 tertulis tentang kebiasaan orang Kristen (Katolik).
Dalam tanda pertama Yesus memperlihatkan KEMESIASANNYA adalah mengubah air menjadi anggur. berapa tempayan yang diisi air ???? —–> 6 tempayan.
Kalau kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita 7 x 70 bukan maksudnya harus sebanyak 490x, bukan angka tetapi maksudnya adalah tanpa batas, terus menerus seperti Bapa yang terus menerus mengampuni kita.
Jadi kalau angka 7 adalah sempurna maka angka 6 adalah hampir sempurna.
Sebagai umat Katolik bisakah kita hidup didalam keseharian kita seperti yang tertulis dalam PUJI SYUKUR???