Sepenggal Doa

Keuskupan, jam 2210wib,31januari 2009

Aku berjalan menyusur trotoar. Bocah kecil berpaiakain dekil mengacungkan tangan kanannya ke arahku.
Aku terkesima memandang wajah Allah di wajahny.
Kurogoh selembar kertas di saku. Kuberikan kepadanya.
Dia menerima dengan senyum dan berkata lirih,”Tuan adalah terberkati.”
Dia berlari meninggalkan aku seorang diri di tepi trotoar.
Bocah bocah kecil memberkati seorang imam. Berkat mampu menyejukkan hati.
Apakah mungkin Engkau hadir dalam kekotoran manusia?
Apakah mungkin kere gembel masih bisa menghasilkan rahmat bagi orang lain?

Pikiran berkecamuk. Mata menerawang bekas jejak bocah gembel.
Tuhan memeliharamu dengan cara Nya sendiri.
Terimakasih Tuhan.

Berubah Karena Cinta

Keuskupan, jam 21wib, 30 januari 2009

Katakan namanya si Andi. Dia bercerita, “Liucing sejak berkenalan dengan cowok perialakunya berubah. Sewaktu di rumah dia tampak saleh. Dia patuh terhadap orangtuanya. Dia rajin membantu orangtuanya. Tetapi sekarang perilakunya berubah total. Dia kurangajar terhadap orangtuanya. Dia kurang mau mendengar lagi nasehat orangtuanya. Dia lebih mengikuti masukan pacarnya. Apapun yang dikatakan oleh pacarnya, dia turuti. Mengapa dia bisa beruah?”

Cinta memang mampu mengubah perilaku seseorang. Itu baru cinta antar manusia. Cinta manusia terhadap Tuhan dan cinta Tuhan terhadap manusia juga mampu mengubah perilku manusia. Mungkin pengaruhnya lebih dahsyat.

Bagaimana dampak cinta Tuhan terhadap hidup kita.

Apakah engkau mencintaiku, Petrus?

Keuskupan 29 januari 2009

Ketika kita mencintai Tuhan atau seseorang, hidup kita lebih membahagiakan.
Perjalanan hidup terasa ringan dijalani walau sebenarnya berat penuh tantangan.
Hubungan tulus yang mengalir dari hati menjadi api motivasi.

Namun demikian terkadang pasangan kita menguji cinta kita.
Yesus bertanya kepada Petrus 3x,”Petrus apakah engkau mencintaiKu?” Pertanyaan Yesus kepada Petrus membuat sedih Petrus. 3x Petrus menjawa yang sama,”Ya Tuhan aku mencintaiMu melebi segala galanya. Engkau pasti tahu akan hal itu.”

Seolah-olah Yesus tidak percaya dengan jawaban Petrus. Itu yang membuat Peteus sedih kali.

Mungkin bila pasangan anda bertanya hal serupa kepada anda,”Congki apakah engaku mencintaiku?”

Coba bayangkan bahwa pasangan anda seolah tidak percaya? Mungkin juga anda akan sedih. Lha wong sudah hidup bertahun2 kok tanya hal itu.

Ada baiknya sebelum bobok kita bertanya kepada diri kita: apakah aku sungguh mencintai Tuhan? Apakah aku sungguh mencintai pasanganku walau aku sudah hidup lama tinggal bersama?

Yesus anugerahilah aku cintaMu. Aku mau membaringkan diri dan tidur. Kukembalikan seluruh perjuanganku hidupku kepadaMum

Memutus Mata Rantai

Keuskupan, 29 Januari 2009

Ceni dan Anton sekarang hidup bersama. Keempat anak Anton dan ketiga anak Ceni juga sudah menikah. Yuyu menikah dengan Aliong, Acen menikah dengan Sobari. Pernikahan Yuyu dengan Aliong dikaruniai 3 anak. Selama mereka menikah, Yuyu masih menjalin hubungan dengan mantan pacarnya. Juga selama Acen menikah, dia menjalin hubungan dengan mantan pacarnya. Demikian juga kedua anaknya mengalami hal serupa.

Sejarah Anton terulang kembali di dalam diri keempat anaknya? Apakah hal ini kebetulan? Apakah ini wajar demi dan atas nama cinta?

Bila kita mencermati tulisan sebelumnya ada kisah serupa. Si A menikah dengan si B. Pernikahan mereka dikaruniai dua anak yakni si C dan si D. Si D lahir cacat (kurang normal), si C menikah dengan si E. Pernikahan C dengan E melahirkan anak si F dan si G. Si G juga kurang normal, sedangkan si F menikah dengan si I. Mencermati silsilah tersebut sejarah terulang. Apakah hal ini kebetulan? Apakah ini dosa mereka?

Apakah anda mempunyai jawaban untuk memutus mata rantai peristiwa di atas? Apakah kita cukup untuk menghentikan agar dia tidak menikah sehingga mata rantai terputus? Apakah bisa dengan doa? Bukankah keluarga si A dan B merupakan aktifis dan rajin bekerja? Bukankah keluarga Anton merupakan aktifis dan rajin berdoa?

Mekar Bersemi

Keuskupan, 28 Januari 2009

Pulang dari pesta ultah bpk Antonius Go di restoran ternama Pangkalpinang Bangka.
ULTAH merupakan peristiwa biasa bagi kebanyakan orang. Namun demikian ULTAH Anton ke 52 th menarik untuk disimak.

Pernikahan Anton dikaruniai oleh Tuhan empat anak. 2 adalah lelaki dan 2 adalah wanita. Keempat anak tersebut sudah menikah dan masing-masing melahirkan anak. Jadi Anton sudah menjadi kakek-kakek.

Istri Anton bernama Sinta. Sinta meninggal dua tahun yang lalu. Setahun setelah ditinggal isterinya, Anton menikah lagi dengan Ceni. Menurut penuturan Lili anak Anton, Ceni adalah mantan pacarnya 20 tahun yang lalu.

Liz teman Lili sambil menyantap makanan bercanda, cinta mereka 20 tahun yang lalu layu. Sekarang cinta mereka mekar bersemi.

Si Acen berujar nakal,” bapak Anton masih hot.”

Si pastor bengon mendengar komentar mereka. Lantas ikut-ikutan berpendapat,” apa yang dicari lelaki tua? Betulkah cinta Anton 20 tahun silam hidup walau dia sudah beristeri & bercucu? Atau mungkinkah itu hanya pembenaran diri?

Secara hukum pernikahan mereka sah-sah saja. Sinta sudah mati, sedangkan suami Ceni sudah meninggal. Keduanya sudah status bebas.


Ceni sudah nenek. Anton sudah kakek. Kakek dan nenek menikah. Yang mengetahui kemampuan Anton dan Ceni adalah mereka masing-masing. Bila melihat dari sisi umur, maka mereka sudah menjadi kakek dan nenek.
Maka sangat mungkin bahwa kemampuan sexual mereka sudah menurun drastis.

Bila asumsi di atas benar, maka pernikahan mereka bukan didasarkan atas cinta birahi. Lantas apakah yang dicari oleh pasangan kakek nenek? Kebersamaan? Kehangatan? Kebanggaan?

Cinta kakek nenek saja mampu bertahan puluhan tahun. Mungkinkah manusia memiliki cinta berabat-abat kepada Tuhan? Atau Allah bisa mencintai manusia sepanjang segala abat.

Gak ada jawaban pasti dari percakapan di restoran di ULTAH Anton. Akhirnya sedikit menyerah berujar, “cinta memang misteri.”

 

Kembali

Memasuki malam, memasuki detik detik akhir hidup kita.
Seluruh haru biru dikembalikan kepada yang memiliki hidup, Allah.
Kita kembali pada kosong: tak membawa apapun,selain kain yang menutup aurat.
Kita datang tak membawa apapun, kita pulang dengan tangan kosong.
Engkau memberi, Engkau yang mengambil.
Selamat memasuki kematian dan menghadap Tuhan.

Optimis di tahun 09

wisma keuskupan menjelang IMLEK, 25 Januari 2009

 

Pukul 0632wib Mgr. Hilarius Moa Nurak svd mengirim sms ke hp pst titus budiyanto. Berikut sms beliau,”saudari saudara yang tercinta : 1) flores cina putrinya ayu – amoi penjual obat tianshi – semoga bahagia di tahun kerbau – salamku sungguh dari hati : gong xi fa cai 2) siapa rajin bertanam padi – lepaslah hidup dari hutang di tahun kerbau tanamlah budi – menuai rahmat di tahun mendatang 3) baju imlek bahanya – bila dipakai takkan koyak – elok laku karna imannya – bila dihayati takkan tercampak. +hila M. Nurak svd pk pinang”

Awal sapaan SMS beliau adalah Flores. Ini menyiratkan bahwa di hati sanubari terdalam apapun yang berkaitan dengan Flores sudah mengakar seperti budaya, agama, nilai-nilai, keyakinan, pengalaman. Bilamana orang belum mengenal si pemilik SMS, boleh jadi bahwa melalui SMS dengan awalan Flores merujuk si pembuat SMS, yakni berasal dari Flores dan dibesarkan dalam budaya Flroes.

Kata kedua adalah Cina. Ini merujuk pada suku Cina. Struktur kedua kata ini bisa menunjukkan bahwa ada sangkut paut si penulis (bapa Uskup yang adalah Flores) dengan orang Cina. Hubungan langsung atau tidak langsung pastilah ada. Sebagai pemimpin tertinggi keuskupan Pangkalpinang pasti berhubungan dengan orang-orang Cina, karena sebagian umat katolik keuskupan Pangkalpinang adalah suku Cina. Beliau berkarya mewartakan Kerajaan Allah di antaranya juga orang-orang Cina. Bahkan perintis pertama agama katolik dan imam projo pertama di Indonesia di keuskupan Pangkalpinang adalah orang Cina.

Bila terjadi perpaduan kedua suku yakni Flores dan cina melahirkan keindahan. Beliau melukiskan Flores Cina melahirkan Amoi cantik. Sapaan petinggi gereja pangkalpinang mendahulukan amoi daripada koko (untuk sebutan lelaki). Padahal dalam pertemuan-pertemuan resmi, di mimbar kotbah, di tempat-tempat training, di tulisan-tulisan banyak orang menyebut terlebih dahulu saudara / bapak / koko daripada amoi / saudari / ibu.

Menempatkan posisi wanita di awal kalimat merupakan perwujudan pemikiran akan emansipasi dan martabat luhur wanita. Di mata bapa Uskup, wanita adalah luhur dan memegang peran penting dalam proses orang miskin membantu orang miskin. Beliau sangat konsern terhadap pengembangan CU sebagai perwujudan gereja membantu mengatasi kemiskinan di Indonesia. Mgr Hilarius Moa Nurak SVD dalam rapat sekpas di Jalan Batu kadera XXI N0 545 A Pangkalpinang pernah berkata, ibu-ibu meminjam uang di CU. Modal kecil mereka pakai untuk usaha. Mereka justru setia mengangsur hutangnya dari keuntungan hasil usaha. Justru orang-orang kecil seperti ini patut ditolong.

26 Januari 2009 sebagian umat Cina merayakan IMLEK. Selaku pemimpin tertinggi beliau menyampaikan harapannya kepada seluruh umat agar seluruh umat bahagia. Kata bahagia mempunyai muatan sangat mendalam. Sebagai seorang uskup yang mumpuni pemahaman kebahagiaan tentu menyentuh segala aspek, yakni pikiran, perasaan, tubuh, dan hati. Mungkin kebahagiaan tersebut bisa menyentuh aspek lahir dan batin, dunia dan akhirat.

Kebahagiaan orang-orang Tionghoa menjadi lebih mudah terwujud bilamana setiap orang mau rajin bekerja. “siapa rajin bertanam padi – lepaslah hidup dari hutang.” Rajin bertanam padi merupakan pekerjaan petani. Beliau juga konsern dengan para petani sehingga petani mewarnai pantunnnya. Kemelimpahan duniawi segera mengikuti orang yang gigih bekerja. Aspek lahiriah jelas tersirat dalam pantun.

Bila kita mencermati kalimat selanjutnya, kita bisa menangkap aspek pemikiran di dalamnya. “di tahun kerbau tanamlah budi – menuai rahmat di tahun mendatang.” Kalimat ini masih berkaitan dengan kalimat sebelumnya. Bila petani menabur bibit baik, maka akan memetik buah baik dan sebaliknya. Hukum tabur dan tuai berlaku di sini. Di tahun 2009 beliau mengharapkan kepada seluruh umat tionghoa agar menanamkan pikiran (budi) yang baik. Budi baik pasti membuahkan perasaan dan perilaku yang baik.

Puncak pantunnya adalah menyangkut iman (berkaitan dengan hati). “baju imlek bahanya – bila dipakai takkan koyak – elok laku karna imannya – bila dihayati takkan tercampak.” Bekerja keras penting. Mengolah budi tidak kalah penting. Iman adalah mutlak mendasari seluruh hidup. Bila iman mendasari hidup di tahun 2009 maka kita takkan tercampak (bahagia).

Pantung Mgr Hilarius Moa Nurak sangat optimis memasuki tahun 2009 yang penuh pergolakan. Kita mencoba melihat pandangan seorang pengusaha muda. Berikut ini adalah sms beliau jam 13:12:47,”Tahun 2009 adalah tahun keberuntungan bagi orang yang mampu ikuti kemajuan zaman. Dan optimis besok lebih dari pada hari ini. Maka kita renungkan masa lalu dan kita munculkan kekuatan dasar jiwa untuk bisa MENERINA dan BERUBAH CARA HIDUP YANG BARU KEARAH YANG LEBIH LUAS, SERTA BERWAWASAN LEBIH JAUH DAN BERKWALITAS yang BAIK. Sengenap perasaan jiwa yang paling dalam saya bersama keluarga mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2560. GONG XI FAT CHAI WAN SE JU I NIEN – NIEN CIN PU. GBU ht n family”

Tahun baru 2009 merupakan tahun keberuntungan bagi orang yang mengikuti perkembangan. Di tahun 2009 merupakan tahun keberuntungan bagi orang yang mengikuti perkembangan : siapa rajin bertanam padi – lepaslah hidup dari hutang. Sebaliknya orang yang tidak mengikuti perkembangan : orang yang malas mengikuti perkembangan dan bekerja, maka tahun baru merupakan tahun sial dan dia dililit hutang. Perjuangan manusia mampu merubah situasi buruk sebelumnya. Kunci perubahan ada pada orang yang bersangkutan, bukan pada waktu-waktu yang dijalani dan realitas di luar dirinya.

Bila kita mencermati SMS Hartono, juga tersirat sesuatu yang lebih tinggi. Dia melukiskan, “maka kita renungkan masa lalu dan kita munculkan kekuatan dasar jiwa.” Dia melukiskan kekuatan dasar jiwa. Ada kekuatan yang mendasari jiwa. Dia penggerak sebuah penerimaan dan perubahan ke habitus baru.

Pada hari yang sama 25 Januari 2009, pastor titus budiyanto mengucapkan selamat kepada 500 rekan Tionghoa yang merayakan IMLEK melalui sms. “Segala hal di dunia akan musna. Kita belajar lepas bebas terhadap kesementaraan. Sikap lepas bebas menghantar orang pada kebahagiaan dan keselamatan lahir dan batin, dunia dan akhirat. GONG XI FA CHAI.”
Sikap lepas atas hal yang senentara memicu perjuangan hidup kita.

10 menit menjelang tulisan ini mau dimuat di blog, ibu Grace mengucapkan selamat IMLEK melalui SMS. Selain nilai-nilai di atas bagus juga bilamana pesan ini menjadi perjuangan kita bersama. “Thank you Rm Titus. Eight Gold fish to wish you: * Proseperity. * Wealth. * Good Health. * Peace. * Luck. * Longevity. * Long lasting love. * Happiness. Have a nice day … “

Mari kita berjuang mewujudkan nilai-nilai luhur di atas dengan bantuan Roh Allah.

Salam sukses memasuki tahun 2009. Salam dan doaku.

 

Allah Mengatasi Segala

keuskupan, 23 Januari 2009

Semua maklhuk hidup di atas muka bumi adalah sama-sama numpang. Segala makhluk hidup bersifat sementara. Semua akan mengalami kematian. Bila manusia mati, maka dia hanya membawa kain dan kayu. Kaya atau miskin akan berproses menjadi tanah.

Tidak ada alasan menyombongkan satu terhadap yang lain. Tidak perlu kita sirik terhadap orang lain. Biarlah orang kaya menjadi kaya dan orang miskin menjadi miskin. Siapa mau terlahir menjadi miskin? Siapa mau terlahir buruk rupa? Siapa mau kita terlahir sebagai orang Indonesia?

Allah mengatur semua kehidupan kita. Allah adalah satu. Dia adalah allah bagi semua. Umat muslim menyebut Allah. Umat katolik dan kristen menyebut Tuhan. Aliran kepercayaan menyebut sangkan paraning dumadi. Aliran Tao menyebut Sang Jalan. Masih banyak sebutan Allah, namun banyak sebutan merujuk pada hakekat yang satu dan sama.

Yang paling tinggi adalah Allah, bukan kita. Yang paling kaya adalah Allah, bukan kita. Yang paling suci adalah Allah, bukan manusia. Yang paling pinter adalah Allah, bukan manusia. Yang paling tahu adalah Allah, bukan manusia. Yang paling ganteng adalah Allah, bukan manusia. Allah paling sempurna, manusia diberi kesempatan mengelola milik Allah sesuai dengan talenta dari Allah. Maka tidak ada alasan menyombongkan diri atau sirik terhadap orang lain.

Rendah Diri

Wisma keuskupan, 22 Januari 2009

Kadang-kadang kita merasa rendah diri. Ketika kita merasa rendah diri, maka kita berjuang untuk menutupi perasaan rendah diri. Wajah bopeng ditambal di salon-salon kecantikan. Rambut pirang dicat hitam, rambut hitam dicat pirang, rambut lurus dikeriting, rambut keriting dibuat lurus, rambut lurus dikeriting, ujung jari putih dikotek merah, telinga indah diganduli emas, leher mulus digelayuti emas seperti sapi, tubuh cokelat dilumuri dengan susu murni, ketek bau disemprot pewangi, tubuh gembrot didandani rok jutaan, pergelangan tangan dekil dikalungi jam emas berlian, kaki berkerak dipakaii sepatu dari Itali, Otak jongkok mengendari sedan, si penganggur memegang hand phone Rp. 8.000.000.

Perilaku-perilaku di atas hanya sekelumit contoh. Ribuan bentuk perilaku ganjil untuk menutupi rendah diri masih bisa kita jumpai dalam kehidupan kita. Sangat mungkin bahwa perilaku-perilaku tersebut mau menonjolkan kehebatan-kehebatan kita agar orang mengakui kehebatan kita. Kita berharap dengan tampilan yang wah, orang akan berdecak kagum terhadap kita. Namun apakah perilaku di atas sungguh mampu mengatasi rasa rendah diri, yang terkadang muncul? Ini patut menjadi bahan permenungan masing-masing dari kita yang pernah rendah diri.

Minimal hasil pencerahan Titus budiyanto, solusi untuk mengatasi rasa rendah diri lebih tepat mengacu pada sabda Tuhan. Berdasarkan kitab kejadian bab 1 manusia dicipta secitra / segambar dengan Allah. Allah memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengolahnya. Berdasarkan teks ini maka jelaslah bahwa manusia adalah agung dari segala ciptaan. Kodrat kita (in se) adalah sempurna, tetapi persepsi kita dalam memandang diri memicu perasaan rendah diri.

Masih menurut kitab suci, kitab mazmur bab 8 juga disinggung oleh penulis. Apakah manusia sehingga Kau perhatikan. Siapakah manusia sehingga Engkau pelihara? Menurut teks ini jelaslah bahwa manusia sungguh agung di mata Tuhan. Tuhan sangat mencintai manusia dengan cara memelihara dan menjaganya siang dan malam.

Dalam teks-teks perjanjian baru, Yesus atau para rasul menegaskan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Sebagai anak kita mempunyai peluang menjadi ahli waris kerajaan Allah. Yesus dan para murid pun dengan tegas menggarisbawahi bahwa kita adalah anak Allah. Ini sudah sangat gamblang bahwa manusia itu sendiri tinggi dan luhur.

Masih banyak teks yang berbicara tentang keluhuran dan martabat manusia. Kiranya point di atas membawa kepada kita kepada sikap yang berkenan di hati Allah dalam memandang diri dan orang lain. Bila kita mempunyai persepsi yang luhur terhadap diri kita, maka kita juga akan menghargai sesama kita yang juga gambar Allah.

Bangun Tidur

Keuskupan , 20 Januari 2009

tidur dan bangun adalah peristiwa biasa. kita mengalami setiap hari. Menjadi luarbiasa ketika orang tidak bisa tidur (sulit tidur) dan ketika dia tidur tidak bisa bangun dalam jangka panjang. Berarti ada ketidak wajaran. Seringkali ketidakwajaran ini terjadi karena beban batin yang disangga oleh seseorang atau sakit fisik seperti koma karena penyakit tertentu.

Tulisan ini tidak mengulas tentang Insomnia dan orang-orang yang tidur panjang. Namun mencoba memaknai peristiwa lumrah, tidur dan bangun. Bila kita memaknai tidur identik dengan kematian maka kesadaran kita akan terdongkrak. Kesadaran diri dan kesadaran akan kasih Allah. Tidur di gelombang delta (tidur sempurna) mengandaikan kepasrahan total kepada Allah. Orang memasrahkan seluruh diri, yang baik dan yang buruk, yang hitam dan yang putih, yang kurang dan yang lebih, yang jatuh dan yang bangun. Ketika titik kepasrahan diri ini memuncak, berarti seluruh diri kita sebenarnya milik Allah. Kita mengembalikan diri kita dari Allah kepada Allah. Ketika kita berada di dalam genggaman Allah ,maka Allah memurnikan , menyucikan, mengembalikan ke awal kesempurnaan.

Maka ketika manusia sudah dibangkitkan (bangun) maka dia menjadi hidup baru. Bila kita menyadari kebaruan hidup setiap kita bangun tidur, maka hidup kita diliputi dengan kebahagiaan. Menjadi lebih bahagia lagi ketika di awal hidup baru kita sudah merancang hari-hari hidup kita demi kemuliaan Tuhan dan menolong sesama yang menderita dengan bimbingan Roh Allah dan pendasaran Sabda Allah. Kita memandang ke depan ke arah Visi Yesus dan visi luhur kita sebagai manusia, yang bersumber dari Allah.

Kita sudah mati dari dosa berkat kemurahan Tuhan, maka kita melangkah penuh syukur untuk membalas budi baik Allah. Semoga kita mampu menempati titik kesadaran ini dan kita semua menjadi bahagia.