Mimpi Mama

Ranai Natuna, 31 Desember 2008

30 Desember 2008 aku kunjungan di rumah umat. Ada umat sakit dan minta pelayanan doa. Bilamana keluarga meminta sakramen perminyakan maka aku siap. Berdasarkan dokter di ranai natuna dan dokter di siloam Jakarta, dia sakit fertigo. Berdasarkan saya dia kurang tidur.

Setelah berdoa bersama dengan beberapa rekan seiman, dia mengungkapkan isi hatinya sambil menangis. “Aku mempunyai 3 anak. 2 lelaki dan 1 perempuan. Aku menghendaki agar anak pertama segera menikah. Waktu aku menyarankan dia menikah, dia memintaku untuk mencarikan jodoh. Aku sudah mencarikan beberapa jodoh untuk dia. Tetapi dia tidak mau. Dia sekarang sedang berpacaran dengan wanita. Aku tidak suka melihat pacarnya. Setiap hari aku memikirkan dia sehingga aku tidak bisa tidur siang dan malam. Mataku melek terus.”

“Anak adalah milik Tuhan. Anak berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri dengan bimbingan Tuhan. Sekalipun pilihan pasangan hidup si anak kurang sesuai dengan si ibu, ibu tidak berhak memutuskan untuk memilih pasangan hidup untuk si anak. Maka dari itu serahkan anak ibu kepada Tuhan. Percayakan Tuhan mengatur jalan hidup anak ibu.”

Memang orang tua mempunyai intuisi tajam karena sudah kenyang makan garam dunia. Orang tua berpengalaman atau orang lain hanya mampu memberikan masukan bagi si anak, tetapi keputusan terakhir tetap ada pada si anak. Bila kita memaksakan kehendak kita terhadap anak, maka anak akan menjadi korban atas ambisi kita.

Read 0 comments

  1. Anak adalah titipan Tuhan, bersyukurlah bahwa kita dipercaya untuk menerima titipanNya. Anak terlahir dengan segala keunikannya, tidak ada yang sama diantara semua manusia, walaupun itu adalah kembar. Sebagai orang tua kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada anak agar anak menjadi sesuai dengan keinginan kita maka akhirnya stress sendiri. Kita tidak dapat memilih ingin anak seperti apa atau anakpun tidak dapat memilih untuk lahir sebagai anak siapa, hidup adalah anugerah Tuhan. Semuanya Tuhan yang atur. Kita adalah milik Tuhan. Tuhanpun sebagai pemilik tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada kita, kita diberi kebebasan untuk memilih.

    Sebagai orang tua kita punya kewajiban untuk memperkenalkan anak kepada Sang Pencipta, menerima dia apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita hanya perlu membantu mengarahkan potensi yang ada pada anak, agar dia dapat peka dan tanggap terhadap panggilan hidupnya.

  2. Anak adalah titipan Tuhan, bersyukurlah bahwa kita dipercaya untuk menerima titipanNya. Anak terlahir dengan segala keunikannya, tidak ada yang sama diantara semua manusia, walaupun itu adalah kembar. Sebagai orang tua kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada anak agar anak menjadi sesuai dengan keinginan kita maka akhirnya stress sendiri. Kita tidak dapat memilih ingin anak seperti apa atau anakpun tidak dapat memilih untuk lahir sebagai anak siapa, hidup adalah anugerah Tuhan. Semuanya Tuhan yang atur. Kita adalah milik Tuhan. Tuhanpun sebagai pemilik tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada kita, kita diberi kebebasan untuk memilih.

    Sebagai orang tua kita punya kewajiban untuk memperkenalkan anak kepada Sang Pencipta, menerima dia apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita hanya perlu membantu mengarahkan potensi yang ada pada anak, agar dia dapat peka dan tanggap terhadap panggilan hidupnya.

  3. Mama adalah orang yang paling dekat dengan seorang anak. Kadang apa yang belum dapat diketahui/dirasa oleh orang lain terhadap seorang anak, sudah dapat diketahui/dirasa oleh seorang ibu. Dengan insting dan naluri yang tinggi, seorang ibu dapat merasakan/mendapatkan inspirasi tentang anak-anaknya.Oleh sebab itu, seorang anak harus memdengarkan, memperhatikan dan menyaring apa yang dikatakan seorang ibu. Ditelaah kebenarannya, agar seorang anak tidak salah melangkah, dan tidak menyesal dikemudian hari jika tidak mendengarkan nasehat ibu. Sebaliknya, sebagai seorang ibu yang bijaksana, ibu tidak harus memaksakan kehendaknya kepada seorang anak. Ibu harus mengerti akan pilihan seorang anak, pilihan apapun itu bentuknya. Semua ada jalan terbaiknya, ada kompromi antara ibu dan anak. Hubungan harmonis antara ibu dan anak akan mewujudkan hidup yang bermakna dan saling pengertian, saling memahami.

    Sedemikian hebatnya peranan seorang ibu dalam kehidupan seorang anak, sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa restu seorang ibu adalah yang utama, sehingga seorang anak kadangkala takut/ragu melakukan sesuatu yang tidak direstui oleh seorang ibu. Ada pula pepatah yang mengatakan “surga di bawah telapak kaki ibu”. Bunda Maria juga sangat berperan dalam hidup dan diri Yesus. Oleh karena itu marilah kita hormati, hargai dan sayangi ibu kita. Dengan begitu mudah-mudahan hidup kita akan penuh restu dari ibu.

  4. Mama adalah orang yang paling dekat dengan seorang anak. Kadang apa yang belum dapat diketahui/dirasa oleh orang lain terhadap seorang anak, sudah dapat diketahui/dirasa oleh seorang ibu. Dengan insting dan naluri yang tinggi, seorang ibu dapat merasakan/mendapatkan inspirasi tentang anak-anaknya.Oleh sebab itu, seorang anak harus memdengarkan, memperhatikan dan menyaring apa yang dikatakan seorang ibu. Ditelaah kebenarannya, agar seorang anak tidak salah melangkah, dan tidak menyesal dikemudian hari jika tidak mendengarkan nasehat ibu. Sebaliknya, sebagai seorang ibu yang bijaksana, ibu tidak harus memaksakan kehendaknya kepada seorang anak. Ibu harus mengerti akan pilihan seorang anak, pilihan apapun itu bentuknya. Semua ada jalan terbaiknya, ada kompromi antara ibu dan anak. Hubungan harmonis antara ibu dan anak akan mewujudkan hidup yang bermakna dan saling pengertian, saling memahami.

    Sedemikian hebatnya peranan seorang ibu dalam kehidupan seorang anak, sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa restu seorang ibu adalah yang utama, sehingga seorang anak kadangkala takut/ragu melakukan sesuatu yang tidak direstui oleh seorang ibu. Ada pula pepatah yang mengatakan “surga di bawah telapak kaki ibu”. Bunda Maria juga sangat berperan dalam hidup dan diri Yesus. Oleh karena itu marilah kita hormati, hargai dan sayangi ibu kita. Dengan begitu mudah-mudahan hidup kita akan penuh restu dari ibu.

  5. Jalan hidup seorang anak sudah ditentukan oleh Sang Pencipta dan orang tua hendaknya memberi pengarahan atas pilihan si anak….apakah menjadi dokter, seniman, rohaniwan dll berilah mereka kebebasan untuk memilih.
    Apalagi memilih teman hidup, biarlah si anak memilih sesuai dengan kata hati nya, sebab mereka yg akan mengarungi bahtera rumah tangga nya.

    Ketika anakku bertanya “apakah seseorang itu harus menikah”, dengan tegas aku mengatakan tidak, Tuhan sudah menentukan jalan hidupmu. Tekunlah dalam doa, kalau memang harus menikah biarlah Tuhan menuntun kamu mendapatkan teman hidup yang baik…..bila tidak menikah Tuhan pun akan menuntun kejalan mana yang harus kamu tempuh. Dia selalu memberikan yang terbaik.

    Banyak sekali terjadi orang tua memaksakan kehendaknya terhadap si anak dalam menentukan teman hidup nya…….harus dari kalangan terpandang lah, kaya, punya gelar sarjana dan ini, dan itu………apakah ini semua jaminan atau kunci hidup bahagia? Belum tentu……kenapa tidak kita serahkan semua kedalam tangan Tuhan agar tidak terjadi konflik hubungan orang tua dan anak, tidak menimbulkan stress kedua belah pihak.

    Yesus datang dan mengajar kita untuk mencintai sesama kita dan yg terutama mencintai musuh-musuh kita
    Mengapa hubungan cinta kasih orang tua dan anak diubah menjadi perseteruan yg belum jelas tujuannya.
    Aku rasa terlampau jauh berpikir kedepannya……..

    Aku setuju dengan kalimat dalam renungan Pastor ” Kekinian kesadaran kunci kebahagiaan”

  6. Jalan hidup seorang anak sudah ditentukan oleh Sang Pencipta dan orang tua hendaknya memberi pengarahan atas pilihan si anak….apakah menjadi dokter, seniman, rohaniwan dll berilah mereka kebebasan untuk memilih.
    Apalagi memilih teman hidup, biarlah si anak memilih sesuai dengan kata hati nya, sebab mereka yg akan mengarungi bahtera rumah tangga nya.

    Ketika anakku bertanya “apakah seseorang itu harus menikah”, dengan tegas aku mengatakan tidak, Tuhan sudah menentukan jalan hidupmu. Tekunlah dalam doa, kalau memang harus menikah biarlah Tuhan menuntun kamu mendapatkan teman hidup yang baik…..bila tidak menikah Tuhan pun akan menuntun kejalan mana yang harus kamu tempuh. Dia selalu memberikan yang terbaik.

    Banyak sekali terjadi orang tua memaksakan kehendaknya terhadap si anak dalam menentukan teman hidup nya…….harus dari kalangan terpandang lah, kaya, punya gelar sarjana dan ini, dan itu………apakah ini semua jaminan atau kunci hidup bahagia? Belum tentu……kenapa tidak kita serahkan semua kedalam tangan Tuhan agar tidak terjadi konflik hubungan orang tua dan anak, tidak menimbulkan stress kedua belah pihak.

    Yesus datang dan mengajar kita untuk mencintai sesama kita dan yg terutama mencintai musuh-musuh kita
    Mengapa hubungan cinta kasih orang tua dan anak diubah menjadi perseteruan yg belum jelas tujuannya.
    Aku rasa terlampau jauh berpikir kedepannya……..

    Aku setuju dengan kalimat dalam renungan Pastor ” Kekinian kesadaran kunci kebahagiaan”

Tinggalkan Balasan