Sedanau, 28 Desember 2008
Pastor Titus budiyanto menunggu kapal di pelantar Sebakong kecamatan bunguran barat kabupaten natuna. Di sana bertemu dengan bapak Paijo bersama isteri. Dia menuturkan pengalamannya, “di jawa timur penduduk padat. Kami hanya tamat SD. Sejak kecil orang tua membekali ketrampilan mencangkul. Lahan di Jawa timur semakin sempit. Maka kami mengikuti program transmigrasi dari pemerintah 13 tahun yang lalu. Walaupun kami sudah berada di sini 13 tahun tetapi kondisi masih memprihatinkan. Perekonomian kami sangat sulit. Kami sangat menderita. Kalau kami hanya mengandalkan pemerintah, maka kami tetap kere. Maka kami mencoba menanam sayur dan berdagang sayur. Hasil bumi dijual ke pulau sedanau kecamatan bunguran barat kabupaten natuna kepulauan riau.”
Bapak Purba menimpali,”lae, hidup memang harus berusaha. Kita tidak cukup hanya berfikir dan berharap.”
Purba dari Batak bertemu dengan Paijo dari Jawa Timur. Orang bertemperamen keras bertemu dengan orang bertemperamen halus. Entah pengaruh nada tinggi Purba atau Paijo males bicara, Paijo terdiam. Mencairkan situasi Pastor Titus mengajak bercakap-cakap bapak Paijo dengan bahasa Jawa.
“Pancen leres mekaten nggih pak. Manungso tansah ngudi kasampurnaning urip. Gen ngudi punika manungso tansah ngolah rosa, nalar dan badan supados selaras. “
Painem adalah isteri paijo. Painem berkata,”leres kuwi mas! Namun makaten kulo mung wong melarat. Bapak lan ibu melarat. Jenengen benten. Panjenengan kuwi wong keraton. Alus aten-atenipun” (betul itu mas! Tetapi kami orang miskin. Orang tua miskin. Kau bukan orang miskin. Kamu adalah orang keraton. Halus tutur kata dan budi.)
Keluar dari kungkungan kemiskinan harus mendobrak keyakinan dari orang tua. Paijo meyakini bahwa orang tua mereka miskin. Mereka miskin. Dan anak-anak cucu mereka akan terlahir miskin. Karena miskin mereka memandang rendah keberadaan dirinya sendiri. Sedangkan di mata mereka orang lain lebih kaya, lebih halus, lebih tinggi, dan terlahir menjadi kaya.
Sungguhkah orang miskin akan tetap miskin dan orang kaya tetap menjadi kaya? Bisakah kita membalik roda kehidupan di atas yakni orang miskin menjadi kaya, dan yang kaya semakin lebih kaya?
Mulutmu adalah harimaumu
dari mulut keluar berkat, dari mulut juga keluar kutuk
biar kita miskin harta/dunia, yang penting jangan sampai kita miskin rohani. buuuuaahhhhhaayyyyyya!!!!!!
Putarlah roda kehidupan itu dengan “BERMIMPI” dan kejarlah impian itu dengan usaha dan kerja keras, lebih tekun lagi dan fokus pada impian kita dan persembahkanlah segala usaha kita kepada Allah Bapa,
maka roda kehidupan itu akan berputar, tidak akan ada lagi kata miskin forever yang ada ” dulu miskin sekarang kaya !!” Amin
Mulutmu adalah harimaumu
dari mulut keluar berkat, dari mulut juga keluar kutuk
biar kita miskin harta/dunia, yang penting jangan sampai kita miskin rohani. buuuuaahhhhhaayyyyyya!!!!!!
Putarlah roda kehidupan itu dengan “BERMIMPI” dan kejarlah impian itu dengan usaha dan kerja keras, lebih tekun lagi dan fokus pada impian kita dan persembahkanlah segala usaha kita kepada Allah Bapa,
maka roda kehidupan itu akan berputar, tidak akan ada lagi kata miskin forever yang ada ” dulu miskin sekarang kaya !!” Amin
Saya sangat setuju dengan Ibu Ratna, usaha, kerja keras ketekunan dan doa adalah kunci keberhasilan.
Semua orang tentunya tidak mau hidup sengsara dan susah. Roda kehidupan dapat kita putar kemana kita mau. Hidup seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri. Jika memang kita terlahir miskin, kita harus berusaha lebih lebih dan lebih keras dari orang lain untuk mengubah hidup kita. Dengan menanamkan keyakinan yang kuat dalam diri, segala sesuatu dapat dilakukan. Om Liem, yang pernah menempati posisi teratas orang terkaya di Indonesia saja bukanlah berasal dari orang kaya, tetapi dengan usaha keras, dari menjadi tukang jahit sepatu keliling, tukang loper koran, penjual es keliling, beliau mampu menjadi orang besar. Jadi tidak mustahil jika yang miskin menjadi kaya, apalagi kaya menjadi lebih kaya, asal saja tidak takabur.
shyannie, argumentasimu jitu deh. Membalik roda dengan berusaha keras. terimakasih ya
Saya sangat setuju dengan Ibu Ratna, usaha, kerja keras ketekunan dan doa adalah kunci keberhasilan.
Semua orang tentunya tidak mau hidup sengsara dan susah. Roda kehidupan dapat kita putar kemana kita mau. Hidup seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri. Jika memang kita terlahir miskin, kita harus berusaha lebih lebih dan lebih keras dari orang lain untuk mengubah hidup kita. Dengan menanamkan keyakinan yang kuat dalam diri, segala sesuatu dapat dilakukan. Om Liem, yang pernah menempati posisi teratas orang terkaya di Indonesia saja bukanlah berasal dari orang kaya, tetapi dengan usaha keras, dari menjadi tukang jahit sepatu keliling, tukang loper koran, penjual es keliling, beliau mampu menjadi orang besar. Jadi tidak mustahil jika yang miskin menjadi kaya, apalagi kaya menjadi lebih kaya, asal saja tidak takabur.
shyannie, argumentasimu jitu deh. Membalik roda dengan berusaha keras. terimakasih ya
Orang tua sangat berperan pada perilaku anak, dari kecil diotak anak sudah tertanam apa yang orang tua sering ucapkan, karena orang tuanya mengatakan kita orang miskin, maka hal ini tertanam dalam alam bawah sadar anak tsb bahwa dia orang miskin, bila suatu saat anak ini ingin keluar dari kemiskinannya ketika dia berusaha, maka dari alam bawah sadarnya akan muncul pikiran dan mengatakan percuma bersusah payah karena memang saya tulangnya orang miskin. Tapi ini bukan berarti roda tidak berputar, kehidupan tetap berjalan yang harus berubah adalah pola pikiran orang tua, berusaha melawan / keluar dari pikiran “saya orang miskin/ hidup saya susah” Caranya, pikirkan dan rasakan bahwa Yesus bersama kita yang percaya kepadaNya, BERDOA dan BERUSAHA, berpikir yang positif “saya kaya” sering dilatih maka akan muncul kebiasaan yang baik / positif dan otomatis akan berubah menjadi perilaku yang baik/positif.
peran orang tua dalam pendidikan anak memegang kunci sangat penting. maka adalah masuk akal bila orang tua belajar menanamkan keyakinan mendukung dalam banyak aspek kehidupan. Namun demikian campur tangan Yesus adalah hal mutlak sebagai orang beriman agar mampu mengatasi persoalan kita. terimakasih amie
Orang tua sangat berperan pada perilaku anak, dari kecil diotak anak sudah tertanam apa yang orang tua sering ucapkan, karena orang tuanya mengatakan kita orang miskin, maka hal ini tertanam dalam alam bawah sadar anak tsb bahwa dia orang miskin, bila suatu saat anak ini ingin keluar dari kemiskinannya ketika dia berusaha, maka dari alam bawah sadarnya akan muncul pikiran dan mengatakan percuma bersusah payah karena memang saya tulangnya orang miskin. Tapi ini bukan berarti roda tidak berputar, kehidupan tetap berjalan yang harus berubah adalah pola pikiran orang tua, berusaha melawan / keluar dari pikiran “saya orang miskin/ hidup saya susah” Caranya, pikirkan dan rasakan bahwa Yesus bersama kita yang percaya kepadaNya, BERDOA dan BERUSAHA, berpikir yang positif “saya kaya” sering dilatih maka akan muncul kebiasaan yang baik / positif dan otomatis akan berubah menjadi perilaku yang baik/positif.
peran orang tua dalam pendidikan anak memegang kunci sangat penting. maka adalah masuk akal bila orang tua belajar menanamkan keyakinan mendukung dalam banyak aspek kehidupan. Namun demikian campur tangan Yesus adalah hal mutlak sebagai orang beriman agar mampu mengatasi persoalan kita. terimakasih amie