Mahalnya Misa Natal di Natuna

Batu ubi, 27 Desember 2008-12-27

Para imam di komisi-komisi menyebar ke berbagai paroki di wilayah keuskupan Pangkalpinang di masa Natal dan Paska. Penyebaran imam diatur oleh deken dan bekerjasama dengan pastor paroki. Pastor Calvin membantu pelayanan Natal di St Yusuf Tanjung Balai Karimun. Pastor Andreas Naarama Lamoro membantu pelayanan misa di Koasi Ujung Beting. Pastor Piderservus membantu pelayanan misa di Regina Pacis Tanjung Pandan. Pastor Tarnanu Agus dan pastor Yustinus Talaleng membantu pelayanan misa di paroki St Fransiskus Xaverius Koba. Pastor Beny Balun membantu pelayanan Misa di Batam. Pastor Titus Budiyanto membantu pelayanan Natal di Ranai Natuna. Pastor Hendrawinata membantu pelayanan misa di St Yufus Pangkalpinang.

Para pastor di komisi yang bertugas setiap hari menangani komisi membantu ekaristi di paroki-paroki agar umat bisa merayakan ekaristi di masa Natal dan Paska. Bilamana para imam di komisi tidak menyebar di seluruh penjuru paroki di wilayah keuskupan, maka pelayanan misa tidak mampu tertangani oleh pastor paroki. Umat di Ranai Natuna berkata, “kami sudah 3 bulan tidak merayakan ekaristi. Pastor Markus Malu Pr hanya melayani 1x di masa Adven.”

Beaya tranpotasi dari Bangka ke Jakarta tetanggal 21 Desember 2008 adalah Rp. 760.000. Beaya tranpotasi dari Jakarta ke Tanjung pinang adalah Rp. 800.000. Beaya transpotasi dari Tanjung pinang ke Ranai Natuna tertanggal 23 Desember 2008 adalah Rp. 690.000. Sedangkan beaya transpotasi dari Pulau Ranai Natuna ke Tanjung Pinang adalah Rp. 690.000. Tanjung pinang ke Jakarta adalah Rp. 842.000. Beaya transpotasi dari Jakarta ke Bangka adalah Rp. 554.000. Beaya tersebut belum termasuk air por tax, minum dan beaya transpotasi dari Bandara ke pastoran.

Bila mencermati beaya pengeluaran untuk sebuah pelayanan Ekaristi Natal 2008 maka pengeluaran pelayanan ekaristi di masa Natal sangat tinggi. Besar beaya transpotasi tidak identik dengan tingginya nilai sebuah ekaristi. Namun demikian perjuangan umat merindukan pelayanan imam untuk pelayanan sakramen menunjukkan bahwa nilai ekaristi mempunyai nilai lebih tinggi daripada nilai sebuah uang.

Nico mantan katekis di pulau Batu Ubi Natuna melukiskan,”bila umat di tempat terpencil mampu mempertahankan imannya, walaupun mereka jarang mendapatkan pelayanan sakramen dan sakramentali. Ketika mereka bertemu dengan seorang imam, mereka seakan melihat emas. Bilamana mereka bertemu dengan katekis maka mereka bagaikan menemukan pesta. Maka kunjungan imam atas umat di tempat terpencil untuk melayani sakramen dan sakramentali adalah hal utama dalam pelayanan.”

Nah, ketika umat berada di kota-kota besar, ekaristi dirayakan setiap hari. Umat sangat mudah sekali untuk mengikuti perayaan ekaristi. Imam atau paroki tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk transpotasi ketika dia mau mempersembahkan ekaristi. Sekalipun umat sangat mudah merayakan ekaristi setiap hari, kesadaran umat untuk merayakan ekaristi juga masih perlu ditingkatkan. Bahkan umat kurang menghargai ekaristi yang bernilai tinggi.

Tinggalkan Balasan