Mengubah Lingkaran Dalam

Keuskupan11 Desember 2008

Pribadi itu ada diri dan orang lain. Diri mempengaruhi orang lain. Kita menjadi seperti sekarang karena orang lain. Berbicara tentang pribadi bila yang membentuk persepsi (pola pikir), sering terjadi benturan benturan. Orang pinter bilang interpersonal communication. Dalam komunikasi interpersonal melibatkan alam sadar dan alam bawah sadar. Tiap manusia memiliki alam sadar dan alam bawah sadar. Pada umumnya hukumnya adalah alam sadar mengikuti alam bawah sadar. Perilaku mengikuti alam pikiran bawah sadar.

Namun demikian sering terjadi konflik internal. Dimana terjadi inkonsistensi antara alam bawah sadar dengan alam sadar, antara perilaku dengan alam pikiran bawah sadar. Ketika terjadi ketidakkonsistenan, maka terjadi kekacauan di dunia kecil (pribadi). Ketika pribadi terjadi kekacauan, identik perilaku juga kacau. Kalaulah pribadi per pribadi kacau, maka masyarakat bisa kacau. Yang internal berubah, yang eksternal berubah. Poros tengah berubah, lingkaran luar berubah. 1 keyakinan yang tidak mendukung berubah, perilaku bisa berubah.

Ketika pribadi bertemu dengan pribadi. Pribadi pribadi berkumpul dan bertempat di suatu wilayah membentuk masyarakat / lingkungan. Kalau lingkungan tadi terdiri dari orang orang yang tidak mempunyai konsistensi yang tinggi, maka bisa dibayangkan. Lingkungan seringkali membentuk diri kita. Ketika pribadi bersentuhan dengan lingkungan / pribadi lain maka di situ terbentuk pengalaman, keyakinan, nilai, identity, dll. Proses tersebut membentuk map / peta.

Dunia besar kita tidak kurang dan tidak lebih juga seperti itu. negara indonesia juga kurang lebih seperti itu. Kita bisa membaca situasi masyarakat dari map. Walau map tidak sama dengan reality. Ketika orang-orang yang menduduki posisi penting tersebut terjadi di dalam pribadi terjadi inskonsistensi, minimal dia tidak memiliki kejujuran anda bisa membayangkan dampaknya untuk masyarakat luas. Situasi chaos merupakan cermin dari dunia yang choas.

Ini mohon maaf, ini hanya sebuah gagasan / ide. Anggap saja saya mempunyai negara bernama Antah berantah . Di negeri Antah berantah memiliki presiden, wakil, para mentri, DPR dan MPR. Misalkan 1 menteri saja membuat 1 peraturan bahwa semua wanita harus mengenakan celana rok panjang di bawah lutut. Padahal di negara Antah berantah banyak turis dari luar negeri yang gemar bermain di pantai dengan mengenakan busana hampir tidak ada benangnya. Bagaimanakah dampak aturan tersebut terhadap situasi di negeri Antah berantah? Misalkan lagi, seorang pengusaha besar di Antah berantah mau mengegolkan undang-undang tentang ketenagakerjaan dengan membayar 5 milyar kepada para pejabat agar anak-anak di bawah umur 16 tahun boleh bekerja siang dan malam. Bagaimanakah dampaknya bilamana pejabat tersebut mengegolkan kepentingan kelompok tertentu? Anda bisa membayangkan akibatnya bukan?

Dunia luar merupakan cermin dari dunia dalam. Dunia dalam meliputi keyakinan, nilai, kultur, pengalaman, identitiy, dan lain-lain. Dunia dalam dan dunia dalam bertautan satu dengan yang lain. Dunia dalam mempengaruhi dunia luar, dunia luar mempengaruhi bagian dalam. Semoga kita mulai belajar mengubah dunia di dalam diri kita sehingga kita bisa menyumbang membangun bangsa dan negara Indonesia.

Read 0 comments

  1. Iya betul ga usah jauh2 yang sekarang sedang in SUNSET POLICY coba kalo semua sadar bayarlah apa yangmenjadi hak Kaisar kepada Kaisar dan yang menjadi Hak Gereja kepada Gereja. dan hasil SUNSET betul2 digunakan untuk kepentingan rakyat dan bukan segelintir orang (Konglomerat ut cuci uang dan para pejabat terkait) lumayan tuh buat kepentingan umum (kalau bener digunakan) Tuhan mengampuni kita setiap kita jatuh dalam dosa dan kita menyadarinya, kalau pemrintah memberikan amnesti cuma sekali ini aja……… pemerintahan yad ga tau deh gimana. Ini juga baru terjadi lagi setelah sekian puluh tahun yang lalu (1984). Jadi marilah kita mulai dari diri kita masing-masing. Walaupun kita termasuk dalam kelompok minor kita harus berani menjadi utusan Yesus Sang Penyelamat Dunia. Diri kacau, Bandung Kacau, Indonesia kacau, Dunia kacau ya Mo…. makanya mesti pada sadar kiat mulai dari diri kita dulu ok… biar yang laen ikutan…..

  2. Iya betul ga usah jauh2 yang sekarang sedang in SUNSET POLICY coba kalo semua sadar bayarlah apa yangmenjadi hak Kaisar kepada Kaisar dan yang menjadi Hak Gereja kepada Gereja. dan hasil SUNSET betul2 digunakan untuk kepentingan rakyat dan bukan segelintir orang (Konglomerat ut cuci uang dan para pejabat terkait) lumayan tuh buat kepentingan umum (kalau bener digunakan) Tuhan mengampuni kita setiap kita jatuh dalam dosa dan kita menyadarinya, kalau pemrintah memberikan amnesti cuma sekali ini aja……… pemerintahan yad ga tau deh gimana. Ini juga baru terjadi lagi setelah sekian puluh tahun yang lalu (1984). Jadi marilah kita mulai dari diri kita masing-masing. Walaupun kita termasuk dalam kelompok minor kita harus berani menjadi utusan Yesus Sang Penyelamat Dunia. Diri kacau, Bandung Kacau, Indonesia kacau, Dunia kacau ya Mo…. makanya mesti pada sadar kiat mulai dari diri kita dulu ok… biar yang laen ikutan…..

  3. Betul sekali ya Romo, segala sesuatu harus dimulai dari diri kita sendiri. jika kita dapat mengubah diri kita untuk lebih berguna bagi diri kita sendiri (internal) dan bagi orang lain (external), lalu itu juga diikuti oleh satu orang, dua orang, tiga orang dan banyak orang, maka lingkungan di sekitar kita juga sedikit banyak akan berubah; keluarga, warga sekitar,dan negara (dalam lingkup yang lebih besar).Jika dari diri kita sendiri ditanamkan niat untuk tidak korupsi, lalu diikuti oleh orang terdekat kita, diikuti oleh orang disekitar lingkungan kita dan diikuti oleh masyarakat Indonesia, maka niscaya negara kita akan bebas dari korupsi,seperti yang sedang digalakkan oleh Presiden kita dalam rangka kampanye-nya.Mudahan-mudahan apa yang dikampanyekan tersebut benar-benar dapat beliau mulai dari dirinya sendiri pula.

  4. Betul sekali ya Romo, segala sesuatu harus dimulai dari diri kita sendiri. jika kita dapat mengubah diri kita untuk lebih berguna bagi diri kita sendiri (internal) dan bagi orang lain (external), lalu itu juga diikuti oleh satu orang, dua orang, tiga orang dan banyak orang, maka lingkungan di sekitar kita juga sedikit banyak akan berubah; keluarga, warga sekitar,dan negara (dalam lingkup yang lebih besar).Jika dari diri kita sendiri ditanamkan niat untuk tidak korupsi, lalu diikuti oleh orang terdekat kita, diikuti oleh orang disekitar lingkungan kita dan diikuti oleh masyarakat Indonesia, maka niscaya negara kita akan bebas dari korupsi,seperti yang sedang digalakkan oleh Presiden kita dalam rangka kampanye-nya.Mudahan-mudahan apa yang dikampanyekan tersebut benar-benar dapat beliau mulai dari dirinya sendiri pula.

Tinggalkan Balasan