Mengecap Kopi Pahit

Wisma keuskupan Jalan Batu Kadera XXI N0 545 Pangkalpinang, jam 2234 wib, 30 Oktober 2008

 Ruang makan keuskupan Pangkalpinang Jalan Batu Kadera XXI N0 545 A Pangkalpinang 33147. Meja makan berbentuk segi delapan. Di bagian tengah terdapat lingkaran dengan diameter ½ meter. Makanan dan minuman diletakkan di atas lingkaran. Sehingga orang tidak perlu berjalan untuk mengambil makanan di sisi lain.

 

Makan mie dan minum the celup jam 17.00 wib. 4 orang datang menemui di meja makan. Mereka datang dari Jakarta untuk meminta pelayanan doa. Mereka pikir bahwa tempat terapy adalah ruang khusus. Mereka menunggu makan mie.

 

Silahkan anda memilih jenis minuman di ruang makan! Di sini ada kopi, teh, cocoa, susu, dan lain-lain. Anda bebas memilih.

 

Nantilah. Anda makan terlebih dahulu!

 

Apa tujuan anda datang kemari?

 

Minta tolong pastor untuk terapy

 

Apakah saran tadi belum jelas untuk anda?

 

Mereka mulai berdiri dari tempat duduk masing-masing. Tempat duduk di samping kiri membuat teh manis. Tempat duduk di depan membuat kopi. 2 orang berdiri mengambil air putih.

 

Bagus. Hidup anda sepet dan pahit ya? Namun demikian hidupmu sedikit manis. Lepaskan rasa pahi dan sepet itu sekarang! 

 

Yang duduk di sebelah kiri menangis …

 

Kami sudah menikah 13 tahun tetapi Tuhan belum mengaruniai anak. Di rumah sepi. Sering sendiri. Karena dia sering keluar kota. Saya berulangkali meminta kepadanya agar cukup mengelola toko di rumah. Rejeki dari sini sudah melimpah. Tetapi dia tetap ngotot memilih jalan hidupnya.

 

Ketika anda disuruh membuat minuman, anda terpaku di kursi. Isteri anda mengambil dan membuatkan minuman untuk anda. Anda tampak pesimis dalam menyikapi hidup, dan dalam keluarga isteri anda lebih dominant. Anda banyak diam dan banyak bekerja. Sedangkan isteri anda banyak berbicara. Coba anda tukar minuman anda dan minumlah.

 

Ibu, anda sehat sekali. Apa rasa kopi itu?

 

Pahit sekali.

 

Bapak anda loyo. Apa rasa teh itu?

 

Sepet.

 

Ketika mereka merasakan masing-masing minuman, blacky anjing keuskupan menggonggong karena ada tamu datang. Bapak itu menoleh kearah anjing.

 

Anjing itu menarik bagi anda?

 

Waktu SD saya memelihara 3 anjing, 1 lelaki dan 2 betina. Mereka sering beranak. Banyak orang meminta anak anjing dari tempat kami. Anak anjing sudah menyebar kemana-mana.

 

Apakah anda pernah selingkuh seperti anjing itu?

 

Diam sejenak.

 

Berulangkali saya sudah mengingatkan dia agar meninggalkan pekerjaan di luar kota. Yang penting kita berkumpul setiap hari. Dia tidak mau mendengar saranku. Dia pernah jatuh dengan yang lain.

 

Bagaimana hidup manusia bisa menyerupai hewan peliharaannya? Bisa begitu ya?

 

Anak-anak anjing diberikan kepada orang lain. Anda ingin subur seperti anjing anda, tetapi belum mampu menyerupainya. Poin yang mau disampaikan di sini adalah apakah anda pernah menerima anak dari orang lain?

 

Anak adik diasuh sejak umur 5 bulan. Dia dipakai untuk memancing. Harapan kami, keberadaan dia membuat kami bisa hamil. Anak itu sudah berumur 6 tahun, tetapi kami belum mendapatkan anak.

 

Anda memilih yang pahit, itu menjadi pertanda bahwa anda tidak sehat. Sedangkan isteri memilih air putih, yang berarti dia sehat. Cobalah cek kesehatan ke singapura.

 

Kami memang sudah cek ke singapura. Saya memang sehat. Dia bermasalah. Kami datang kemari minta doa, siapa tahu terjadi mukjijat.

 

He he … Hiduplah dalam kasih. Bersyukurlah selalu dalam segala hal di dalam Tuhan. Semoga kisah santa Ana dan nabi Zakaria terjadi pada anda. Tuhan memberkati.

 

 

 

Tinggalkan Balasan