Boneka Cantik dari Bandung

Wisma Keuskupan, 9 Oktober 2008

 

Mengapa bayangan orang justru muncul di saat aku berdoa? Bayangan itu menyita pikiran dan hati. Hati dan pikiranku ingin menyelami hati dan pikiran orang. Orang yang sering muncul di dalam doaku adalah mantan pacarku. Peristiwa bersejarah dalam hidupku ketika dia memutuskan hubunganku melalui telepon di bulan Agustus. Dia berkata,”Kau tidak mungkin menikah denganku. Karena adik, dan ibunya meminta untuk menekuni panggilan hidup.”

 

Aku marah dengan sikapnya. Kami bertengkar hebat beberapa menit di telepon. Dia mengakhiri pembicaraan dengan tangisan beberapa menit dan menutup telepon tanpa sepatah katapun. Semenjak itu kami tidak berkontak dengan cara apapun juga. Aku mencoba menghubunginya lewat telepon, tetapi dia membisu. Aku coba memanggil-manggil dalam hati, dia tidak menjawab sepatah katapun. Segala daya dan upaya dicoba, sia-sia. Yang terjadi justru membuat tangan dingin.

 

Aduh perih.

 

Aku bermimpi mengendarai motor. Motor masuk melalui penjaga parkir yang memberikan tiket. Aku berkeliling di dalam mall. Aku panik, takut, resah cemas, badan lemas, tiket hilang. Aku berkeliling mencari tiket, tidak juga ditemukan. Aku lihat di ranjang sepeda motor, juga tidak tampak. Ketika aku lelah, aku masukkan tanganku ke dalam saku celana untuk menopang tanganku. Kuraba kertas tipis. Untung tiket ada di saku.

 

Syukur kepada Allah kecemasanmu mereda.

 

Melihat senyum merekah, tukang parkir berujar lirih, “makanya pelan-pelan mencari. Tiket sudah ada di saku neng sendiri tetapi mengapa tidak terlihat dan tidak tahu? Kau tidak menyadari keberadaan tiket di celanamu sendiri!” Kuserahkan tiket kepada petugas.

 

Lega. Plong.

 

Perjalanan menuju rumah jalanan dipenuhi dengan air bah. Air menggenang di sepanjang jalan setinggi ½ meter. Jalan lengang. 1 mobil berjalan sangat lambat. Aku takut melanjutkan perjalanan. Aku berteduh di gubuk tua. Kulihat di ufuk cakerawala langit kuning keemasan. “Tuhan semoga aku bisa melanjutkan perjalanan, yang tak mungkin kulewati.”

 

Oh, kamu teringat kisah cintamu dengan si dia? Dia memutuskan hubungan melalui telepon. Dia memilih jalan hidupnya sendiri. Saya bisa memaklumi kalau kau merasa sangat kehilangan dia. Kau berusaha mencari-cari dia, tetapi kau tidak juga mendapatkannya. Selama kau berkeliling mencari, kau merasa takut, resah, dan cemas. Pada saat psikis terganggu maka fisik pun menjadi terganggu. Kau sudah melukiskan dalam mimpimu, “Aku berkeliling di dalam mall. Aku panik, takut, resah cemas, badan lemas, tiket hilang. Aku berkeliling mencari tiket, tidak juga ditemukan. Aku lihat di ranjang sepeda motor, juga tidak tampak. Ketika aku lelah, aku masukkan tanganku ke dalam saku celana untuk menopang tanganku. Kuraba kertas tipis. Untung tiket ada di saku.

 

Hidupku pedas. Di dalam diriku sering terjadi pergolakan, antara meluapkan amarah dengan menahan amarah. Ketika amarah itu meluap, sering kehilangan  kendali

 

He he .. tepat sekali. Kau pinter ya. Siapkan hatimu, aku bantu ya! Mungkin membantu meringankan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, kekosongan, kepedihan yang berkecamuk di dalam hidupmu.

 

Aku jadi merasa hatiku kosong. Ada ruang yang sangat luas lebar. Di sisi terdalam seperti ada hembusan angin sepoi-sepoi di kedua tanganku.

 

Yap ..  Allah memberkatimu. Berkat Tuhan masuk ke hatimu, bleng!

 

Perasaan lepas. Gak ada yang menekan. Gak ada yang tersimpan. Apa itu sebenarnya. Jantungku berdegup saling beriringan dengan denyut di sekitar kaki.

 

Silahkan lepaskan komputermu. Berdirilah dan lihatlah sekelilingmu.

 

Aku melihat seorang anak perempuan yang senang memegang hasil karyanya. Sebuah boneka sapi lucu yang dia panggil si gendut dan dia terlihat senang dengan karyanya sambil berjalan pulang. Di ruangan ini aku melihat dan mendengar para guru yang sedang berbincang dan bercanda tawa. Tak ada lagi siapapun kecuali di ruangan ini, ruang guru. Sekolah sudah sepi hanya ada angin yang menyapa menjadi teman membenamkanku dalam dinginnya angin. Angin itu menyapaku sekalipun lembut namun kuat, sejuk, melepaskan dan menusuk hingga masuk ke seluruh organ tubuh. Sampai kini masih kurasakan. Aku berusaha panggil pastor. Yang kurasakan menyeruak ke seluruh bagian tubuh, merinding di bagian belakang kepala dan pundak seperti ada yang masuk ke dalam tubuhku sampai jatuh.

 

Itulah dirimu … Boneka sapi yang dipanggil si gendut adalah dirimu. Tangan Tuhan dilukiskan dengan anak perempuan. Tuhan sedang menggenggam menggenggam dirimu. Dia bangga dengan dirimu.

 

Aku senang melihat dia yang pulang dengan membawa hasil karya. Apalagi hasil karya yang dibuatnya sangat lucu, binatang sapi, warna nya yang hitam putih, ada kain wol hangat yang membalut tubuh sapi. Sapi itu menjadi pusat perhatian anak itu. Dia disayang dan menjadi kebanggaan.

 

Bagus sekali ..

 

Ada gantungan yang melingkar diatas badan sapi itu. Gantungan tali itu dipegang dan dimainkan menjadi teman sepermainan si anak.  lucu sekali, menarik hati. Seakan dia enggan untuk menaruh boneka sapi itu. Dia tidak mau melepas karena dia bangga dan sayang. Dia sangat jatuh hati pada boneka sapi hasil buatannya. Sepanjang berjalan di lorong sekolah kuperhatikan dia hanya terkesima dan asyik dengan bonekanya. Dia gak perduli dengan lingkungan sekitarnya. Hanya boneka dan dia sebagai pembuat.

 

Luar biasa.. Sekujur tubuh memancarkan aura indah. Menakjubkan sekali. KasihNya menyelimuti dirimu. membuat ringan, bahagia, selamat, lahir dan batin.

 

Setelah kulihat dan kuperhatikan dia dengan seksama, datanglah angin yang lembut menyapaku. Lembut tapi cukup kencang untuk menyapa rambutku hingga beterbangan. Cukup lembut hingga seolah membuat badanku dingin tertusuk hingga seolah melepaskanku. Membuatku ringan dan membuat langkahku kuat, membuat mataku memancarkan energi. Seolah ada sesuatu yang melingkari diriku, ada di depan diantara keduabola mataku, ada sesuatu yang melingkar diatas kepala atau mungkin ubun-ubunku. Ada aliran hangat di kaki kananku kemudian perlahan di kaki kiriku.

 

Dia mengalir ke seluruh penjuru tubuh, pikiran, perasaan dan hatimu. Senyum menghias wajahmu. Semangat mencambuk jiwamu. cahaya rembulan berpindah di duniamu.

 

Ada perasaan bahagia hingga aku ingin tersenyum sangat lebar, hingga gigiku terlihat. Ingin tertawa sekeras mungkin. Perasaan ringan perasaan lepas yang berkemenangan yaitu ada damai sejahtera. Jantungku seolah tertawa riang. Berdegup karena tak sabar menerima sukacita. Ya ada sukacita.

 

Dia bergembira memainkan dirimu. Ikutilah kemanapun tanganNya menuntunmu. Agar kau bisa menyenangkan hati Allah.

 

Sekarang aku teringat boneka sapi itu. Boneka mungil yang menarik perhatianku. Juga si anak perempuan yang asyik dan terlena bermain dengan boneka ciptaannya. Aku juga menyukai boneka sapi itu, terutama wolnya. Warna hitam putih sederhana yang menghias tubuhnya. Lucu sekali.

 

Aku meneteskan air mata pastor. Air mata menetas, hati terharu mendengar kata-kata pastor.

 

Bagaimanapun dan siapapun ciptaan Tuhan hampir selalu diwarnai hitam dan putih. Sekalipun boneka itu putih, tetapi juga dicoret hitam. Sekalipun boneka itu hitam, ia ada titik putih. Biar bagaimanapun situasi manusia, Dia membasuh tinta hitam dengan cara-Nya sehingga menyerupai salju / wool. Nah Kasih-Nya membuat anda bahagia lahir dan batin. Dengan demikian anda bisa menyenangkan hati Allah.

 

Ada rasa penat atau lelah bahkan tekanan adalah wajar karena aku adalah manusia. Namun kasih ALLAH memampukan manusia untuk bertahan, damai, lepas, sebab manusia tak akan bertahan tanpa ALLAH. DIA sangat menyayangi dan perduli oleh karena itu DIA mengijinkan berbagai perkara yang membentuk, mendewasakan. Allah ingin aku sebagai anakNYA mampu berani menghadapi hidup. Mampu merasakan berbagai hal agar aku diciptakan untuk tidak sia-sia. ALLAH menginginkan anak-anaknya kreatif dalam mencari jati diri untuk membawa aku semakin dekat pada ALLAH. IA ada di seberang sana menanti aku, melambaikan tanganNYA, menunjukkan arah agar aku bersegera melaju dan mencapai titik akhir, titik kemenangan,  kemenangan tidak menjadi anak yang rapuh, bodoh, kekanakkan, kemenangan melewati proses pembentukkan. Benarkah aku mampu menjadi boneka sapi yang lucu mampu membuat gembira penciptanya??

 

Tiket keluar dari ketakutan, kecemasan, kepedihan, kebingungan, kekacauan, kesakitan, dan lain-lain sudah ada di dalam dirimu sendiri. Dalam mimpimu tersingkap, “kemudian aku makin panik dan ketika kurogoh saku celana jeansku, ternyata tiket itu ada di saku celana ku.” Allah sudah menunjukkan jawaban atas segala persoalanmu di dalam dirimu sendiri. Di saat kau mampu menemukan jawaban (tiket), kebahagiaanmu merekah. Boneka cantik itu membuat si pemilik tersenyum bahagia.

 

Asyik horeeee.

 

“Setelah itu aku merasa lega dan kuberikan tiket itu sampai akhirnya aku keluar dari malll menuju pulang… di perjalanan aku melihat banjir yang meredam jalan yang akan kulalui …. akhirnya aku bertanya dalam hati. Mungkin seperti doa dalam ketakutan aku meminta agar aku bisa meneruskan perjalanan tapi gak mungkin lewat” Mimpimu sangat indah sekali, namun demikian kerinduan untuk kembali lagi berpacaran dengan lelaki itu membuatmu menderita. Pencipta-Mu semakin bahagia manakala kau mampu melepaskan segala keterikatanmu terhadap mantan pacarmu. Mungkin kau gembira sekali menggenggam boneka berbaju putih dengan coretan hitam (dosa), tetapi belum tentu sikapmu membahagiakan dirinya.

 

Keputusan untuk meninggalkan dan tidak mempertahankan cowok adalah benar. Masih ada amarah terpendam karena sikapnya tetapi semua harus tetap dibiarkan seperti sekarang yaitu memilih jalan hidup masing-masing. Sekalipun aku masih tetap mengingat tetapi TUHAN lebih suka dengan sikapku yang mau melepaskan tidak menjalin atau memperbaiki dan mungkin tidak juga untuk mengembalikan keadaan semula.

 

Allah tersenyum melihat boneka cantik di tangan-Nya. Kadang rindu kadang benci, kadang marah kadang sabar, kadang senang kadang susah, kadang menangis kadang tertawa, kadang bersambung kadang terputus, kadang bahagia kadang menderita. Perasaanmu tidak pernah tetap. Kasih Allah saja tetap selamanya.

 

Memang tak ada yang abadi cinta, duka, sedih, bahagia, tawa, benci, amarah semua yang ada tak ada yang abadi. Hari ini detik ini menit ini mungkin aku gelisah, mungkin aku marah, mungkin aku benci. Namun detik kemudian jika aku berdiam sejenak, meredam, melepas, tertawa, semua hilang lepas seketika. Semua itu dapat kulakukan karena menyadari tak ada yang abadi. Apa gunanya menahan? Apa gunanya menekan? Apa gunanya mempertahankan yang tak perlu? Apa gunanya membenci? Semua tak ada yang abadi. Perasaan sering berubah, kacau, bergelombang, bergemuruh, kadang bisa tertawa. Kadang bisa menangis. Kadang bisa sakit. Kadang bisa sehat. Kadang bisa marah. Kadang bisa memaafkan. Semua tak ada yang abadi.  Dengan menyadari, dengan tangis penyerahan pada pencipta, dengan berbagi, dengan melihat indahnya dunia, dengan merasakan lembutnya angin bertiup, dengan menarik nafas diiringi rasa takjub, dengan menyadari sebagai karya Allah maka semua menjadi ringan, terlupakan. Meski mungkin tak selalu sempurna. Namun yang terpenting aku membangun yang baik, bukan membangun apa yang perlu dirobohkan. Yang terpenting terus memperbaiki diri.

 

Kau mampu memahami kenyataan hidup di dunia bahwa segala sesuatu berubah, dan hanya firman Tuhanlah yang tetap menyukakan hati Allah. Senyum anak kecil itu semakin merekah melihat boneka cantik dari Bandung. Dia berbahagia melihat keselamatan si anak bungsu.

 

Manusia akan belajar seiring peristiwa, hantaman, badai dan pengalaman. Pada waktu yang indah manusia akan diajak mengerti, belajar, melihat dan memahami dengan begitu banyak cara yang dasyat. ALLAH sendiri telah membawaku kepada-Nya untuk belajar, mengenal, merasakan, memahami serta mempertajam pengenalan akan aku sebagai ciptaan ALLAH. Bertemu dengan seorang hamba Tuhan membuat belajar menemukan “ketajaman”, “kepekaan” Aku percaya setiap manusia diberi waktu dan jalan tersendiri untuk memahami misteri kehidupan.

 

Allah maha Besar. Terpujilah nama-Nya.

 

 

Tinggalkan Balasan