Menaklukkan Singa

Menaklukkan Singa

 

Wisma Keuskupan, 1 Oktober 2008

 

Met sore romo…..

 

Sore

 

Bagaimana kau?

 

Baik romo. Sedikit batuk dan demam aza. Romo bagaimana? Sehat?

 

Sehat

 

Iya romo

 

Romo lagi ngapain??

 

Terapy lewat telepon dari Jakarta. Di kotak Yahoo Massangger terdapat tulisan, “08 – seberkas cinta yang sirna.” Diambil lagi dong! Cinta itu tak bisa sirna

 

Di ambil gimana romo? Heheheh. Itu judul lagu Ebiet. Aku lagi dengerin lagu na romo.

 

Gak ah. Itu situasi hatimu.

 

Heheeh … Romo tebakannya maut sekali.

 

Kok membawa maut?

 

Biznya romo tau aza sich keadaan hati seseorang.

 

Apakah kamu bekerja atau libur?

 

Aku berlibur romo. Sekarang aku lagi kost. Besok aku pergi ke rumah

eyang putri Singaraja Bali di pedesaan. Buat ilangin suntuk rommm.

 

Eyang berasal dari Singaraja? Kau orang Bali, tetapi kau seperti Tionghoa.

 

Mix, bali+chines. Mama Bali, sedangkan papa Cina medan.

 

Hebat, blesteran

 

Bisakah kau ceritakan eyangmu di singa raja itu?

 

Oke. Eyang puteri berumur 75 an. Rambutnya putih, tetapi hatinya baik banget. Dia tinggal di Singaraja Bali. Kondisi fisiknya masih bagus. Dia masih fresh.

 

Luar biasa .. Lanjutkan ceritamu.

 

Aku chayank dengan dia seperti sayangku kepada nyokap (mama).

 

Apakah pekerjaannya?

 

Dia sudah nggak bekerja

 

Uang makan sehari-hari darimana?

 

Keperluan sehari-hari dari anak2 nya.

 

Anaknya berapa?

 

Anaknya 1, mamaku aza tetapi ada anak angkat  cowok 1 tinggal di Singaraja juga.

 

Jelaskan kebiasaan dia dari pagi hingga malam, dari dia bangun hingga berangkat tidur.

 

Pagi dia bangun. Dia jalan2 keliling rumah.  Dia nggak pernah diam. Dia masak. Dia ngepel. Dia mencuci baju. Semua kegiatan di rumah dilakukan sendiri. Liburan aku pulang ke tempat eyang putri karena kangen masakan dia romo.

 

Masakan apa?  Dia bangun jam?

 

Sayur asem dan empalnya. Dia bangun jam 4.30 WIT. Dia subuh-subuh dah melek rom. Mandi pagi jam 6 pagi. Pagi dia belanja. Ia berangkat dari rumah ke pasar, kearah bawah rumah dengan berjalan kaki 10 menit. Makannya juga sederhana. Dia nggak muluk2 rom. Siang tidur sebentar rom.

 

Luar biasa. Apakah eyang putri menimba air dari sumur?

 

Nggak nimba sich romo. Ada pompa air. Pokoknya nggak nggak pernah diam. Aku capek kalau lihat dia rom. Dia nggak ada cape2 nya.

 

Itu ada pada kamu juga. Evaluasilah pola hidupmu. Pola hidupmu serupa dengan Eyang putri.

 

Kok bisa?

 

Kau bangun pagi, mandi, berangkat ke kantor, bekerja sampai larut seperti gak ada capek. Kau juga gak betah diam. Kau mau hal sederhana,  gak muluk-muluk.

 

Iya sich romo, tetapi nggk seulet eyang na. Romo, Eyang  sayang ma aku. Aku juga. Tetapi yang kadang-kadang bikin aku sedih, sekarang eyang sering menangis kalau ingat dengan mama.

 

Seorang ibu pasti sedih kehilangan anak kandung. Adalah manusiawi. Juga semakin orang bertambah umur, jantung melemah dan membuat mudah nangis seperti alamarhum papaku.

 

Oo, gitu ya

 

Kau suka sayur asem dan empal masakan eyang?

 

Iya romo. Enak banget.

 

Sayur asem ada berbagai rasa yakni manis, pedas, dan masim. Hidupmu masih diwarnai perasaan manis, masam dan pedas.  

 

Maksudnya romo? Kayaknya hanya manis sesaat?

 

Begitulah hidup dek, masih bercampur baur. Perasaan manusia berubah-ubah. Seringkali perasaan masa lalu menjerat pikiran.  Ada kisah begini menarik seperti ini.

 

2 biarawan diutus pergi berdua-dua untuk mewartakan injil ke seluruh penjuru dunia. Seorang biarawan hidup selibat. Dia tidak menikah demi kerajaan Allah. Harta, tahta dan wanita dijauhkan dari hidupnya. Ia melulu untuk mewartakan injil dan menolong sesama.

 

Di tengah perjalanan mereka mendengar teriakan minta tolong. Merek berlari mendekat sumber teriakan. Dilihanya bidadari cantik jelita terkulai di tanah. Kaki kanan terlikir sehingga tidak bisa berjalan. Wanita itu mengaduh minta tolong kepada biarawan di depanya.

 

Mimi salah satu dari biarawan memalingkan muka dari wanita itu, sedangkan Mintuno mendekati wanita itu. Di tempat itu tidak ada angkutan, tandu, perahu, atau alat transpotasi lainnya. Maka dia menggendong wanita itu untuk dibawa ke tukang urut di desa terdekat. Dia tinggalkan wanita itu di penginapan dan dia memanggil tukang urut untuk menolongnya. Beaya urut dan penginapan dibayarnya.    

 

Mereka berdua melanjutkan perjalanan mewartakan injil ke seluruh dunia. Selama 20 jam berjalan mereka tidak bercakap-cakap. Mintuno bertanya kepada Mimi, Ada apakah gerangan sehingga engkau tidak mau bercakap-cakap dengan aku? Kata Mimi kepada Mintuno, kau segera kulaporkan kepada pembesar (provincial) karena kau melanggar selibat. Mintuno tersenyum mendengar jawaban ketus dari teman sebiaranya. Wanita itu sudah saya letakkan 20 jam yang lalu di penginapan, tetapi kau selama 20 jam memikirkan, membayangkan, merasakan wanita itu (menggendong wanita itu) dalam bayangan?

 

Mimi dibelenggu oleh perasaan benci, marah, menyalahkan, dosa-dosa Mintuno, kesalahan-kesalahan Mintuno selama 20 jam, sehingga seluruh pikiran dan perilaku sungguh digerakkan / dipengaruhi oleh perasaan. Kenangan manis atau pahit masa lalu sering menjerat dan mempengaruhi perilaku kita sekarang dan yang akan datang.

 

Oke. Iya romo. Aku setuju

 

Kau tadi mengatakan bahwa aku kangen dengan masakan sayur asem Eyang putri. Ini menyiratkan bahwa pengaruh Eyang di masa lalu sangat besar sekali di dalam hidupmu hingga sekarang ini. Seluruh gerak hidupmu sekarang dan yang akan datang dibayang-bayangi oleh masa lalu manis dengan nenek. Bahkan beberapa hal sudah menjadi keyakinan.

 

Iya romo.  Betul sekali.

 

Kau mau tampak cantik dan segar seperti eyang putri. Kalau kau bisa membaca pola eyang maka kau bisa seperti dia. Ada beberapa keutamaan yang sudah kamu miliki dan sekarang masih kau perjuangkan. Terkadang kau merasa belum mampu seperti itu eyang putri dalam beberapa hal. Bagimu dia adalah eyang pengganti mama dan sekaligus guru. Dia mentor penting di dalam kehidupan kamu

 

Iya romo.

 

Saya sangat paham kalau kau terkesan kurang mempunyai ambisi untuk menjadi kaya, karena dampak hidup eyang sangat besar bagimu

 

Hehe, romo masih ingat typingan kita yang dulu yach romo

 

Dia sederhana namun dia sehat dan bahagia. Keyakinan eyang sudah merasuki hidupmu.

 

Iya romo, he he. Buat aku harta bukan segala2 nya, tetapi yang utama adalah kedamaian. Sehingga begitu ada keyakinan yang berbeda dengan keyakinanmu maka engkau tetap berpegang pada prinsipmu. Kau menjadi jiplakan eyang di beberapa hal!

 

Tetapi ngk salah khan romo?? Tepatkah cara aku romo?

 

Eyang yang hidup sederhana seperti itu bisa mengenyam kebahagiaan

keyakinan adalah sesuatu yang saya anggap benar. Benar menurut saya, tetapi belum tentu benar menurut orang lain.

 

Kalau menurut orang lain kurang tepat?

 

Namanya keyakinan!

 

Iya romo

 

Ayah berasal dari Medan, sedangkan mama berasal dari Bali. Ayah Tionghoa, mama Jawa Bali. Mama menekankan kesederhanaan seperti eyang putri sedangkan ayah berambisi untuk menumpuk harta dan main wanita. Perbedaan latarbelakang keluarga dan budaha menumbuhkan dua prinsip berbeda. Dua prinsip tersebut melahirkan konflik mama dengan ayah. Nah, karena kau lebih dekat dengan mama maka pengaruh mama sangat besar di dalam hidupmu.

 

Betul romo! Dia mata duitan. Buat dia harta  diatas segalanya. Bokap orang yang arogan. Bagiku uang bukanlah segala-galanya.

 

Coba kau simak kembali percakapan kita tentang skala prioritas tertanggal 9/17/2008 12:41:46 PM sebagai berikut: Kau jujur dalam hidupmu lebih memprioritaskan Tuhan atau uang? kita bicara adalah prioritas. Skala prioritas itu mengandaikan waktu, tenaga, pikiran, perasaan.

 

Tapi romo, uangkan nggak segalanya. Gara2 uang seorang ayah bisa jadi mufaik yach seperti bokap aku itu romo. Yang utama bagi aku adalah kebahagian, ketenangan, ketulusan. Kebahagiaan bisa didapat kalau aku mempunyai keluarga, punya anak, punya kerjaan, dan ngak ada campur tangan dan bayang-bayang bokap.

 

Skala prioritas tidak berarti dan tidak sama meniadakan yang lain. Doa tetap perlu. Memelihara kesehatan perlu. Memberi sumbangan perlu. Mengolah emosi perlu. Mengolah kerohanian perlu. Mencari jodoh juga perlu. Nah, berapa jam kau bekerja untuk mendapatkan uang?

 

Dari jam 08.30 sampai jam 22.00 WIT.

 

Jadi total waktu untuk bekerja berapa jam?

 

Saya total bekerja 10-11 jam/hari.

 

Berapa jam kau berdoa agar hatimu tenang, hatimu bahagia?

 

1 jam / hari sudah cukup romo. Aku memang bukan anak yang rajin berdoa tetapi aku tetap takut akan Tuhan kok.

 

Berapa jam kau beri waktu bersama keluarga?

 

Untuk keluarga cuma seminggu sekali aza ketemuan. Kalau untuk bokap aku nggak berjumpa semenjak nyokap (ibu) meninggal. Jadi tidak ada waktu untuk bokap (ayah).

 

Berapa jam kau chating? 

 

Chating 2-3 jam / hari kadang lebih romo. Kalau chating di kantor memakai computer kantor, tetapi kadang memakai hand phone.

 

Berapa jam kau tidur?

 

6 jam / hari.

 

Total kegiatan dalam sehari adalah sebagai berikut: bekerja 11 jam + istirahat 6 jam + chating 3 jam + berdoa 1 jam + 3 jam (makan, mandi, macak, perjalanan ke kantor) = 24 jam. Jadi dengan mengatakan bahwa uang bukan segala-galanya, maka sebenarnya kamu menegaskan bahwa uang adalah segala-galanya dengan data di atas. Walaupun di sisi lain kau mengganggap bahwa uang bukan segala-galanya seperti hidup eyang putri yang sederhana.  

 

Iya romo.

 

Saya menyitir gagasan Santo Paulus. “Tiada henti-hentinya aku menasihati kamu masing-masing sambil mencucurkan air mata. Sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada kasih karuniaNya. Sabda itulah yang berkuasa membangun jemaat dan menganugerahkan warisan yang ditentukan bagi semua orang kudus. Tidak pernah aku menginginkan perak, emas, atau pakaian dari siapa pun juga. Kamu tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala hal aku memberi contoh kepadamu, bahwa dengan bekerja keras kita harus membantu orang-orang yang lemah, dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus sendiri: Lebih baik memberi daripada menerima.” (Kisah para rasul 20: 31b-35).

 

Tulisan Paulus di atas mengajar kita bahwa semua manusia hendaknya bekerja dengan dilandasi oleh kasih kepada Allah dan sesama manusia. Hasil pekerjaan selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, juga bermanfaat untuk membantu sesama yang berkekurangan. Tersirat pesan kasih terhadap diri sendiri dan sesama manusia. Pemikiran Lukas melengkapi pemikiran Paulus, “Hai orang tolol! Malam ini juga nyawamu dituntut. Siapakah akan memiliki segala harta yang kautimbun-timbun itu? Demikian nasib orang yang menghimpun harta bagi dirinya sendiri, tetapi tidak kaya di hadapan Allah. (Lukas 12:21)

 

Iya romo.

 

Sekarang kau sudah bekerja untuk mencukupi dirimu sendiri. Bahkan kamu menyisihkan jerih payahmu untuk almarhum mama dan eyang. Juga sudah ada kesadaran bahwa uang bukan segala-galanya. Menjadi persoalan kalau kau memegang prinsip mama, dan menolak prinsip ayah. Atau sebaliknya kau menerima prinsip ayah, dan kau menolak prinsip mama. Sikap ekstrim hanya menimbulkan konflik antara kamu dengan ayah. Dengan demikian kau memperpanjang konflik kau dengan papa. Dalam konteks tertentu uang adalah penting dan dalam konteks tertentu juga sikap sederhana adalah penting.

 

Iya rom.

 

Iya itu betul banget romo. Romo tau segala. Konflik yang tak ada batasnya rom. Aku nggak mau hidup di bawah bayang-bayang harta yang numpuk. Aku cuma mau lari dari ini semua, pengaruh ayah.

 

Ak sekarang sedang makan kacang Bali. 2 minggu lalu temanku dari Jakarta sepulang berlibur di Bali mengirim 1 kg kacang bali untukku.

 

Enak romo??

 

Ya namanya kacang, rasanya seperti kacang. Eh hari ini kita gak mengulas tentang combro. Kita sedikit mengulas tentang kacang. Rasa kacang ya kacang seperti kacang tetapi pengolahan bisa membuat berbeda.

 

Ahhaahh iya.. Combro tetap enak loh romo. Romo nyidir nich eheheh

 

Kejadian apapun juga menimbulkan rasa enak atau enggak sangat ditentukan oleh pengolahan atas kejadian itu. Walaupun bahannya sama, yakni kacang atau combro. Tetapi kalau diolah beda maka ya berbeda. Walau bahannya adalah dipaksa ayah untuk gila harta atau dijodohkan tetapi kalau diolah dengan cara berbeda bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda, yakni bisa enak atau pahit, sakit atau membuat kita tabah dan memicu kita.

 

Ha ah aa…

 

Sama sama kacang, sama sama ketela, sama sama dihina, disakiti, dikhianati, dianiaya, diperlakukan tidak adil, ditinggalkan orang-orang terdekat, maka semua itu bisa diolah.  Tergantung dari bahan dasar pengolahannya. Kalau bahan dasar pengolahan adalah ego, ambisi tahta – wanita – harta, nafsu, keserakahan,  maka rasanya bisa pahit seperti krecek mentah yang keras. Sebaliknya kalau dasar pengolahannya adalah firman Tuhan seperti sabar, pengampunan, kemurahan hati, kelemahlembutan, empati, kasih dan lain-lain pasti enak seperti kangkung plecing.

 

Setuju romo. Tapi romo nyindir

 

Apakah hidup seseorang bisa mencapai kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan lahir dan batin kalau hatinya diliputi kebencian dan dendam terhadap orang tua atau sesamanya? Biarpun kau lari ke ujung dunia bayang-bayang ayah, ibu, kakek, nenek, dan orang-orang yang engkau kasihi atau benci selalu mengikutimu dan mempengaruhi pikiran dan perilakumu. Olahlah kacang itu dengan bumbu dari firman Tuhan dengan meneladani sepak terjang Yesus. Semoga menghasilkan rasa lain.

 

Aku minta doanya slalu.

 

“Berilah kami rejeki pada hari ini secukupnya dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.” Ini penggalan dari doa Bapa kami.

 

Iya rom, terimakasih.

 

Ketika besok kau menengok eyang putri, timbalah spiritnya. Selain sederhana, bijaksana, rajin bekerja, sayang terhadap anak dan cucu, pandai memasak, masih adakah keutamaan lainnya? Apakah hidupnya diliputi perasaan benci dan dendam terhadap seseorang seperti ayahnya, kakeknya, suaminya, orang lain?

 

Aku menengok eyang untuk menimba spirit dan mencari kedamaian romo.

 

 

Bisa juga aku menelusuri keyakinanmu dari eyangmu, he he .. hore ..

selesai terapy.

 

 

 

 

Read 0 comments

  1. Karena beda pendapat, beda pemahaman ditambah dengan ego seringkali menimbulkan konflik berkepanjangan…..untuk mengakhirinya tergantung pada siapa yg mau memulai mengesampingkan ego, melepas keangkuhan, minta maaf dll.
    Dalam budaya Timur sepertinya anak itu harus “manut” apa kata orang tua, kalo kita menyadari ada yg salah pada orang tua…..kita tidak bisa menghakiminya, tapi kita cari jalan yg terbaik, mungkin bisa kita ajak ke tempat yg tenang dan kita ajak bicara dgn penuh rasa kasih, aku yakin suatu saat pasti akan berubah…..sekeras apa besi itu masih tetap bisa dilengkungkan.

    Kita yg lebih muda hendaknya belajar dari pengalaman2 hidup yg baik dari yg lebih tua, yg tidak baik ya kita tinggalkan tanpa disertai dendam, marah, benci dll.
    Bagaimana mungkin hati kita damai, tenang, bahagia selama semua itu masih bercokol didalam hati kita.
    Semoga sifat2 kudus Tuhan menjadi bagian dari sifat2 kita.

    SAbda-Mu ya Tuhan adalah pelita bagi langkahku.

  2. Karena beda pendapat, beda pemahaman ditambah dengan ego seringkali menimbulkan konflik berkepanjangan…..untuk mengakhirinya tergantung pada siapa yg mau memulai mengesampingkan ego, melepas keangkuhan, minta maaf dll.
    Dalam budaya Timur sepertinya anak itu harus “manut” apa kata orang tua, kalo kita menyadari ada yg salah pada orang tua…..kita tidak bisa menghakiminya, tapi kita cari jalan yg terbaik, mungkin bisa kita ajak ke tempat yg tenang dan kita ajak bicara dgn penuh rasa kasih, aku yakin suatu saat pasti akan berubah…..sekeras apa besi itu masih tetap bisa dilengkungkan.

    Kita yg lebih muda hendaknya belajar dari pengalaman2 hidup yg baik dari yg lebih tua, yg tidak baik ya kita tinggalkan tanpa disertai dendam, marah, benci dll.
    Bagaimana mungkin hati kita damai, tenang, bahagia selama semua itu masih bercokol didalam hati kita.
    Semoga sifat2 kudus Tuhan menjadi bagian dari sifat2 kita.

    SAbda-Mu ya Tuhan adalah pelita bagi langkahku.

Tinggalkan Balasan