Pengampunan yang Menyembuhkan

 

Jumaat 4 Juli 2008, wisma keuskupan Jalan Batu Kadera XXI N0. 545 A Pangkalpinang 33147

 

 

“Temanku marah sama aku karena aku salah paham.”

 

“Kalau begitu kau harus pandai menyesuiakan diri.”

 

“Bisakah diperintahkan supaya dia memaafkanku?”

 

“ Bisa.”

 

 “Aku sudah minta maaf 3 atau 4 kali.”

 

“sikap rendah hati dan biblis.”

 

“Dia menyuruh temannya membohongi. Temannya bilang hand phone nya hilang, tetapi ternyata nggak. Akhirnya temennya ngaku sama aku kalau dia berbohong. Karena dia takut sama cynthia.”

 

“Pastor minta kau, Bayangkanlah temanmu itu.”

 

“Yang mana mo? Yang diperalat atau yang salah paham?”

 

“Kau pernah minta maaf kepada siapa?”

 

 “Si salah paham.”

 

 “Siapa namanya?”

 

“Cynthia.”

 

“Yang diperalat?”

 

 “Natasha.”

 

 “Bisakah kau membayangkan wajah orang yang membuatmu jengkel? kesel?”

 

 “Semuanyakah?”

 

“Pilih salah satu dari dua orang tersebut.”

 

 “Oke.”

 

“Cynthia. Oke sudah mo.”

 

“Laporkan apa yang terjadi. Apakah Cynthia berwarna atau hitam putih? Kejadian itu hitam putih atau berwarna?”

 

 “Kadang-kadang kelabu.”

 

 “Tetapi kadang putih bersinar-sinar terang.”

 

“Oke kalau begitu sinarnya dibuat redup. Warnanya dibuat hitam putih.”

 

“Malah tambah terang.”

 

 “Oke tak apa tambah terang. Coba gambar itu diperbesar sebesar rumah.”

 

“Oke, sekarang saya tidak bisa melihat apa-apa.”

 

 “Oke.. terus coba dia didorong kedepan jauh…, jauh sekali… semakin jauh..”

 

“Tidak bisa mikir ……………….. “

 

 “Bukan dipikir … fokus .. dibayangkan …”

 

 “Pikirannya keblokir!”

 

 “Blok nya dibuka dan gambarnya didorong menjauh.”

 

 “Tidask bisa membayangkan mukanya.”

 

 “Oke itu bagus sekali. Kamu dorong semakin jauh sampai kamu tidak bisa melihat dia lagi.”

 

“Suara Cynthia masih dengar?”

 

 “Masih jelas.”

 

 “Oke suaranya dibuat kecil sayup sayup … volume dikecilkan sampai lembut sekali… hampir tak dengar.”

 

 “Aku mengingat pada saat dia sedang teriak memanggil nama saya.”

 

“Oke bagus. Sekarang teriakan itu dieja. Misalkan teriakan angel dieja menjadi seperti  a …….. n ……. g …… e …… l …………………………………………………………………”

“Jadi begitu?”

 

“Kalau kurang jeda dibuat semakin panjang ……………………………….. “

 

“A – nya kenceng.”

 

“A – nya dikecilkan ….”

 

 “N – nya pelan.”

 

 “Setiap huruf dibuat seperti kaset rusak suarannya.”

 

“Gel-nya kenceng lagi . Aduh ga bisa lagi …”

 

 “Bayangkan orangnya didorong lagi semakin jauh darimu. Semakin dia menjauh darimu, berarti suara itu lembut …………………………. mengecil ………………….. menjauh jauh……………………….. dan sayup sayup …………………………………… menghilang.

 

 “Sudah. “

 

 “Oke … sekarang bagaimana perasaanmu?”

 

 “Kalut.”

 

 Dia sudah menjauh darimu. Apakah kamu pernah melihat gambar Yesus?”

 

 “Pernah di rumah. Saya pernah juga melihat di Video.”

 

“Sekarang letak wajah Cynhia diganti dengan gambar wajah Yesus.”

 

“Oke.”

 

 “Bisa?”

 

 “Bisa pastor.”

 

“Di depan wajah Yesus berdoalah untuk Cynthia seperti Yesus berdoa. Tuhan ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

 

“Oke.

 

 “Oke pastor.”

 

“Saya kalut.” 

 

 Oke perasaanmu kalut. Pernahkah angel ikut retret? Pernahkah waktu retret dengan kotbah?

 

Pernah

 

Apakah pernah mendengar kisah tentang orang yang baik, tetapi orang lain melukai?

 

Nggak

 

 Yesus orang baik, tetapi dia dilukai khan? Dia disiksa khan? Dia ditendang khan. Dia diolok olok khan? Dia diejek khan? Dia dicaci maki. Dia dihina khan?

 

 Iya

 

 Apa sikap Yesus waktu itu

 

 Diam. Menerima

 

Yap…

 

 Di atas kayu salib Yesus buat apa?

 

Sabar

 

 Yap

 

Terhadap orang yang memaki?

 

Berserah kepada Bapa-Nya

 

Yap. Ampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat…

 

 Memohon doa dari Bapa-Nya agar mengampuni mereka yang melakukan hal tersebut atas diriNya.

 

Sekarang pasator minta kau membayangkan kejadian itu, dan maukah kau bersikap seperti Yesus? Kau datang dalam bayangan itu dan mengampuni mereka.

 

Ga gampang. Risau rasanya

 

 

Penyebab risau adalah diri sendiri karena tidak mau memaafkan. Ayo pastor minta kau sekarang membayangkan peristiwa itu.

 

Ya

 

Aku nggak salah 100%

 

Yesus tidak salah 100%, tapi Dia tidak membenci

 

Dia salah 70%. Maksudku Cynthia salah 70%, aku cuma 30%.

 

Algojo salah 100 % prosen, Yesus benar 100%

 

Kedamaian ada di hati… Jangan biarkan orang melukai hati kita. hati adalah milik kita.

 

Tetapi tetap berserah kepad Bapa tapi, tapi…. tetapi aku ga salah.

 

Yesus mengampuni tidak ada tapi

 

Kenapa harus aku yang meminta maaf?? Dan mengapa dia tidak mencoba mengampuni saya???

 

Yesus tidak bersalah… Tidak perlu meminta maaf.. tapi yang penting adalah sikap kau atas perilaku mereka.

 

Mengapa cynthia egois? Aku sudah mencoba mendekati tetapi justru yang bermasalah khan dia  bukan kau.

 

Apakah kau bisa kasihan terhadap mereka karena mereka diliputi kebencian, egois. Orang egois dan benci tidak bisa tenang hidup.

 

Dia selalu membuat jengkel kalau ada aku, manas-manasin.

 

Itu benar.

 

Saya sudah merasakan sedikit.

 

Saya juga merasakan hal itu. Ktika aku berada di posisimu. Ketika saya benci teman-teman saya, saya tdk tenang.

 

Nah, apa untungnya benci?

 

Apa yang pastor lakukan kalau jadi saya?

 

Berarti ketika mereka membenci kamu, mereka juga tidak tenang

 

Apakah kau mempunyai komputer?

 

Ya, ini dia

 

Kalau pastor menulis hal jelek (input) maka komputer meproses dan output juga jelek…

 

Jelek, jelek cynthia jelek

 

Ada sampah (input) ….. diproses oleh bumi (dipendam)…. out put menjadi pupuk kompos. ada sampah berupa cacian, fitnah, olok-olokan. Sampat tersebut diproses oleh hati Yesus. Hasil olahan Yesus (out put) adalah PENGAMPUNAN. Yang membuat bahagia adalah bagaimana memproses sampah, bukan in put nya.. Yang membuat bahagia adalah bagaimana memproses sampah, bukan in put nya.

 

Menjadi sesuatu yang dapat berguna, betul..?? Saya mengerti pastor. Kita harus mengambil segi positif setiap peristiwa betulkah? Ya, saya akan anggap ejekan Cynthia sebagai kritikan agar saya bisa lebih baik. Saya memaafkan dia.  Tiba-tiba saya diliputi perasaan bahwa besok saya harus memberikan suatu surat kepada Cynthia. Aku memaafkan Cyntia.

 

Sekarang bagaimana perasaanmu?”

 

 “Saya sangat damai.”

 

Sebagai puncak tulisan ini, saya menyampaikan pembicaraan pastor dengan Angel. “Angel sudah berdamai dengan cyntia. Jumaat 4 Juli 2008, saya akan berenang bersama dengan cyntia dan Jenifer di Taman Palem Cengkareng Jakarta. Dedi mengantar kesana.”