Sakramen Tobat Basi

Batu Ubi, 27 Desember 2008

23 Desember 2008 pastor Titus budiyanto memberi kesempatan kepada umat di pulau Ranai natuna untuk pelayanan sakramen Tobat. Setiap waktu imam sudah siap sedia melayani umat yang akan mengaku dosa. Terhitung dari diumumkan kesempatan pengakuan dosa sampai 27 Desember 2008, tidak ada satu umat pun datang mengaku dosa. Kejadian ini sungguh mengejutkan. Mengapa pengakuan dosa tidak laku? Apakah terjadi krisis kepercayaan umat terhadap imam? Apakah katekese umat tentang sakramen pengakuan dosa belum dimengerti oleh umat? Atau umat sama sekali tidak merasa berdosa?

Hal tersebut di atas sempat disinggung dalam kotbah 24 Desember 2008 oleh Titus Budiyanto. Ibu Ayau menjelaskan bahwa pastor Lorens Dihe sanga juga pernah mengalami hal serupa. Imam sudah siap melayani sakramen pengakuan dosa, tetapi tidak satu umat pun hadir.

Mencermati komposisi umat di pulau Ranai Natuna, suku Batak paling dominan dalam kegiatan menggereja. Posisi kedua diduduki oleh orang-orang Jawa, yang mulai mundur dalam keterlibatannya dalam hidup menggereja. Posisi ketiga dipegang oleh orang Tionghoa, yang sibuk dengan urusan-urusan bisnis. Posisi keempat dipegang oleh orang flores, yang sibuk dengan mencari sesuap nasi.

Ini hanya sebuah pemikiran, Suku Batak beragama katolik sangat kuat dipengaruhi oleh Luther. Gereja Kristen di tanah Batak tidak mengakui sakramen tobat. Teologi Luther berdampak kepada umat katolik yang dibesarkan di tanah Batak. Maka jelaslah bahwa sekalipun pakaian mereka adalah katolik, tetapi mentalitas mereka dalam hidup menggereja sebagian masih dipengaruhi kuat oleh Kristen.

Pastor Manse tanggal 22 Desember 2008 berkata,”ada orang Batak dari agama Kristen berminat menjadi Katolik. Mereka baru menjalani katekumen 5 bulan. Sekarang mereka minta kepada saya untuk membaptisnya di hari natal 2008. saya menyarankan agar mereka belajar lebih mendalam tentang ajaran katolik. Karena kejadian-kejadian sebelumnya biarpun mereka sudah dibaptis katolik, tetapi pikiran mereka masih sama seperti beragama Kristen. Agama berganti tetapi sikap hidup beragama tidak berubah.”

Para aktivis digereja memegang peran sangat besar terhadap hidup menggereja. Pemikiran-pemikiran tentang tidak pentingnya sakramen tobat menjalar seperti virus ke seluruh umat. Sungguhkah orang Kristen bisa menjadi orang katolik sejati kalaulah demikian halnya? Mungkin pastor paroki perlu mengevaluasi kembali penerimaan umat Kristen ke katolik.

Masih adakah penyebab lain tidak lakunya sakramen tobat di Ranai Nauta? Ini adalah tugas dari para petugas pastoral di paroki Tanjung Pinang untuk menjelaskan kepada umat tentang sakramen tobat. Kalaulah mereka tidak menganggap penting sakramen tobat, mungkin kita bisa menelusurinya. Atau bilamana umat tidak merasa berdosa, kita perlu membimbing mereka untuk memahami posisi manusia di hadapan Allah dan manusia, yang tak luput dari dosa.

Read 0 comments

  1. Selain latar belakang agama Kristen non Katolik yang menganggap Sakramen Tobat tidak perlu, atau kesibukan -kesibukan , lebih Sering kita cenderung merasa tidak berdosa, merasa hidup sudah suci, rajin berdoa, tidak jahat dll alasan, padahal sebagai manusia kita tidak luput dari dosa, kita sering kali jatuh dalam dosa baik yang disengaja (karena ketamakan/kedagingan) maupun yang tidak disengaja (kelalaian, ucapan yang menyakitkan) bangsa Israelpun sebagai bangsa terpilih jatuh dalam dosa. Dosa menyebabkan putusnya hubungan manusia dengan Tuhan, maka karena cinta Bapa kepada manusia, Ia serahkan PutraNya untuk menebus dosa kita padahal YESUS TIDAK BERDOSA. Sakramen Tobat adalah bukti Kerahiman Ilahi kepada manusia.

    Sakramen Tobat sifatnya Sakral, walaupun kita setiap hari berdoa, hidup sudah baik, minimal satu tahun satu kali kita sebaiknya menerima Sakramen Tobat. Lebih baik lagi Sakramen Tobat diterima sebelum Paskah dimana kita ingat akan Kerahiman Ilahi dan penebusan dosa kita oleh Putra TunggalNya.

    Pengalaman pribadi saya bertahun2 saya merasa hidup sudah baik, tidak berdosa, rajin berdoa, rajin mengikuti ekaristi, rajin novena, devosi, ziarah, seminar KS dll kegiatan Lingkungan & Paroki tapi saya menyimpan dendam dan ketika suatu saat saya menyadari kekeliruan saya dan saya menerima Sakramen Tobat maka dunia serasa berubah, padahal yangberubah adalah diri sendiri. Hidup terasa damai.
    Berpikir positif, sehingga terlahir tindakan2 positif.

    Marilah kita bertobat mumpung kita masih diberi kesempatan untuk bertobat. Jangan menunggu orang lain yang mendoakan kita.

  2. Selain latar belakang agama Kristen non Katolik yang menganggap Sakramen Tobat tidak perlu, atau kesibukan -kesibukan , lebih Sering kita cenderung merasa tidak berdosa, merasa hidup sudah suci, rajin berdoa, tidak jahat dll alasan, padahal sebagai manusia kita tidak luput dari dosa, kita sering kali jatuh dalam dosa baik yang disengaja (karena ketamakan/kedagingan) maupun yang tidak disengaja (kelalaian, ucapan yang menyakitkan) bangsa Israelpun sebagai bangsa terpilih jatuh dalam dosa. Dosa menyebabkan putusnya hubungan manusia dengan Tuhan, maka karena cinta Bapa kepada manusia, Ia serahkan PutraNya untuk menebus dosa kita padahal YESUS TIDAK BERDOSA. Sakramen Tobat adalah bukti Kerahiman Ilahi kepada manusia.

    Sakramen Tobat sifatnya Sakral, walaupun kita setiap hari berdoa, hidup sudah baik, minimal satu tahun satu kali kita sebaiknya menerima Sakramen Tobat. Lebih baik lagi Sakramen Tobat diterima sebelum Paskah dimana kita ingat akan Kerahiman Ilahi dan penebusan dosa kita oleh Putra TunggalNya.

    Pengalaman pribadi saya bertahun2 saya merasa hidup sudah baik, tidak berdosa, rajin berdoa, rajin mengikuti ekaristi, rajin novena, devosi, ziarah, seminar KS dll kegiatan Lingkungan & Paroki tapi saya menyimpan dendam dan ketika suatu saat saya menyadari kekeliruan saya dan saya menerima Sakramen Tobat maka dunia serasa berubah, padahal yangberubah adalah diri sendiri. Hidup terasa damai.
    Berpikir positif, sehingga terlahir tindakan2 positif.

    Marilah kita bertobat mumpung kita masih diberi kesempatan untuk bertobat. Jangan menunggu orang lain yang mendoakan kita.

Tinggalkan Balasan