September 10, 2008 12:02 PM
Silahkan ibu membuat cerita fiksi. Anda boleh memilih tema.
Begitu pintu rumah terbuka, empat anjing kecil yang sehat dan lucu melesat keluar, langsung berlomba ke gundukan tanah di depan rumpun bambu. Di gundukan itu ada lima pohon mawar yang juga belum besar. Pagi yang indah, matahari bersinar cerah dan hangat.
Keempat anak anjing, yang masing-masing bernama Cantik, Jelita, Gagah, dan Perkasa, asyik berkejaran, berguling-guling di gundukan yang kebetulan landai itu. “Asyik! Asyik!” kata mereka. “Hidup ini sungguh indah! Yuk, kita nikmati!”
“Yuk kita lihat ikan!” ajak si Cantik. Di sebelah rumpun bambu dan pohon-pohon mawar itu memang ada pasu besar berisi teratai mini dan beberapa ekor ikan mas jingga.
Ketiga saudaranya langsung ikut. Mereka menempelkan kaki depan ke tepian pasu dan melongok permukaan air. Terlihat ikan-ikan emas berenang damai ke sana kemari. Gagah dan Perkasa yang jantan dan lebih berani, mulai memasukkan kaki depan mereka, mencoba menggapai ikan. Ikan-ikan kabur serabutan, ketakutan.
“Enakan main tanah, ah!” kata Jelita.
“Iya, betul!” timpal Cantik. “Apalagi di sini tanahnya gembur dan empuk, banyak sekam keringnya. Yuk kita main gulat-gulatan dan gulang-guling!”
“Aduh, kalian ini nakal-nakal banget sih. Ini bukan tampat bermain, tahu! Lihat tuh, akar-akar kami hampir nongol semua jadinya. Tanpa kalian ganggu pun hidup kami ini sudah susah. Kami dibawa ke Bekasi yang panas ini dari Lembang yang sejuk, eh di sini dinakali terus oleh kalian. Kapan kami bisa hidup tenang dan berbunga!”
“Ah, kami cuma nabrak-nabrak dikit kok. Tidak bakalan sampai kecabut deh.”
“Dikit apaan, lihat nih, batangku sudah miring mau ambruk! Akarku juga sudah mulai kelihatan. Kalau begini caranya, kami sulit berbunga deh. Sayang kami gak bisa bergerak seperti ikan mas. Kalau tidak, tentu kami sudah kabur. Ikan emas sih enak, kerjanya cuma sliwar-sliwer. Lagi pula, kalau kalian mendekat, mereka bisa kabur sembunyi.”
Pohon-pohon mawar masih mengomel berkepanjangan. Mereka merasa diperlakukan tidak selayaknya. Sebagai ratu para bunga, selayaknyalah mereka dihormati dan dijaga hati-hati. Rumpun bambu, yang sudah tumbuh di situ lebih dari 20 tahun dan sudah lebih bijaksana, lalu urun pendapat.
“Mawar, jangan mengeluh dan mengomel terus. Kalau kalian saat ini berada di sini, memang begitulah kehendak Sang Pencipta. Semua telah diatur olehNya. Kalian tak akan ada di sini, jika tidak sesuai rencanaNya. Lagi pula, walaupun di sini panas, kalian tak pernah kekurangan pupuk dan air, dan dari waktu ke waktu kalian toh tetap bisa berbunga, sekalipun bunga kalian tidak semegah dan sebesar bunga induk kalian di Lembang. Orang bijak mengatakan, ‘Berkembanglah di tempat kau di tanam!’
“Kita semua diciptakan dengan fungsi berbeda-beda. Kalian ini bunga yang cantik, jika berbunga akan membuat kebun ini lebih indah dan harum. Aku tak menghasilkan bunga, tetapi aku berfungsi sebagai penangkal polusi udara. Ikan-ikan emas itu juga tidak cuma sliwar-sliwer, mereka bertugas menangkapi jentik-jentik nyamuk, agar tempat ini tidak jadi sarang nyamuk. Nah, anjing-anjing kecil itu, mereka memang jenis anjing ‘mainan’, bukan anjing penjaga rumah ataupun pemburu. Tugas mereka hanyalah menghibur Ibu dan Bapak kita, membuat mereka tidak stres. Lihat saja wajah Ibu yang berseri-seri bahagia setiap kali menggendong dan menonton tingkah mereka berempat. si Cantik, Jelita, Gagah, dan Perkasa ini masih kecil, jadi tentu saja mereka masih senang bermain. Setiap hari mereka bermain di sini, kalian toh tetap bertahan. Dan mereka masih akan terus datang, maka kalau kalian kesal terus, kalian sendiri yang rugi. Mereka justru membuat hidup kita juga lebih berseri. Lihatlah, mereka amat lucu dan menyenangkan. Terimalah kedatangan mereka, dan nikmatilah!”
“Ternyata kau betul, Bambu. Mereka lucu-lucu. Dan setelah kami bisa menerima mereka dengan hati lapang, ternyata hidup ini tambah indah!”
“Ya, jadi, jangan lupa bersyukur atas segala hal yang terjadi pada kita dan diberikan kepada kita. Kita bersyukur untuk sinar matahari yang hangat, untuk udara yang segar, untuk semua teman makhluk hidup lain di kebun ini, dan tentunya bersyukur atas karunia hidup yang indah ini!”
“Ya, Bambu. Terima kasih banyak ya, kau telah menyadarkan kami.”
Situasi di atas melukiskan kehidupan anda. Anda ibarat seperti bunga. “Aduh, kalian ini nakal-nakal banget sih. Ini bukan tampat bermain, tahu! Lihat tuh, akar-akar kami hampir nongol semua jadinya. Tanpa kalian ganggu pun hidup kami ini sudah susah. Kami dibawa ke Bekasi yang panas ini dari Lembang yang sejuk, eh di sini dinakali terus oleh kalian. Kapan kami bisa hidup tenang dan berbunga!”
Oh ya?
Anjing-anjing pengganggu adalah simbol penyakit. Penyakit itu menggerogoti tubuh anda sehingga anda hampir ambruk. Beruntunglah bahwa dalam tulisanmu bunga tersebut masih bisa bertahan. Berarti anda juga mampu bertahan dalam segala situasi. “Dikit apaan, lihat nih, batangku sudah miring mau ambruk! Akarku juga sudah mulai kelihatan. Kalau begini caranya, kami sulit berbunga deh.”
Oh iya pastor?
Bersyukurlah bahwa anda mampu memaknai peristiwa tersebut dengan bijaksana. Semua peristiwa hidup sudah diatur oleh Tuhan. “Mawar, jangan mengeluh dan mengomel terus. Kalau kalian saat ini berada di sini, memang begitulah kehendak Sang Pencipta. Semua telah diatur olehNya.”
Setelah anda menyadari rencana Tuhan atas kejadian yang menimpa anda, anda bisa menerima semua dengan iklas hati. “Setiap hari mereka bermain di sini, kalian toh tetap bertahan. Dan mereka masih akan terus datang, maka kalau kalian kesal terus, kalian sendiri yang rugi. Mereka justru membuat hidup kita juga lebih berseri. Lihatlah, mereka amat lucu dan menyenangkan. Terimalah kedatangan mereka, dan nikmatilah!”
Anda masih mempunyai kekhawatiran bahwa penyakit itu kembali untuk menggerogoti hidup anda. Namun demikian anda mempunyai sikap bijak dalam menghadapi semua itu. Menerima merupakan unsur penting dalam proses penyembuhan. (Judul hidup itu indah digubah menjadi anjing-anjing nakal, sesuai dengan konteks waktu itu)
La vie est belle. Ada tawa ada tangis. Semua akan jadi kenangan indah seiring waktu berlalu. Dear God, thank you for everything…
La vie est belle. Ada tawa ada tangis. Semua akan jadi kenangan indah seiring waktu berlalu. Dear God, thank you for everything…
Tuhan hanya membuat keindahan…..bunga2 untuk kita pandang…..matahari untuk menyinari dunia, menghangatkan kita…..hujan untuk menyuburkan sawah…..hewan yg terkadang bisa menjadi teman kita bermain…..membuat kita tersenyum bahkan tertawa terpingkal-pingkal.
Tuhan sudah memberikan segala-gala nya kepada kita…..sudahkah kita memberikan yg indah kepada-Nya…..karena itu hendaknya keindahan yg diberikan, kita jaga, pelihara dengan cinta kasih agar selalu abadi.
Tuhan hanya membuat keindahan…..bunga2 untuk kita pandang…..matahari untuk menyinari dunia, menghangatkan kita…..hujan untuk menyuburkan sawah…..hewan yg terkadang bisa menjadi teman kita bermain…..membuat kita tersenyum bahkan tertawa terpingkal-pingkal.
Tuhan sudah memberikan segala-gala nya kepada kita…..sudahkah kita memberikan yg indah kepada-Nya…..karena itu hendaknya keindahan yg diberikan, kita jaga, pelihara dengan cinta kasih agar selalu abadi.
Manusia hanya senang dan puas akan segala tindakan yang “dianggap” oleh mereka dan lingkungan sekitarnya adalah benar … Padahal apa yang dilakukan itu tanpa disadari merugikan orang lain baik secara langsung, maupun tidak langsung … Tanpa terasa mereka terbenam dalam dosa…
Salah siapakah itu ?
Kita berbuat baik terhadap seseorang, belum tentu kita berbuat baik dan benar di mata Tuhan …
Ampunilah segala dosaku yang Tuhan, baik yang aku lakukan dengan sengaja, maupun tanpa disadari kulakukan…
Amien
Manusia hanya senang dan puas akan segala tindakan yang “dianggap” oleh mereka dan lingkungan sekitarnya adalah benar … Padahal apa yang dilakukan itu tanpa disadari merugikan orang lain baik secara langsung, maupun tidak langsung … Tanpa terasa mereka terbenam dalam dosa…
Salah siapakah itu ?
Kita berbuat baik terhadap seseorang, belum tentu kita berbuat baik dan benar di mata Tuhan …
Ampunilah segala dosaku yang Tuhan, baik yang aku lakukan dengan sengaja, maupun tanpa disadari kulakukan…
Amien