Bentol Sekujur Tubuh

wisma keuskupan pangkalpinang

 

 

 

 Pasangan Lon dengan Lin mengundang makan 5 September 2007 di rumahnya di Pangkalpinang dalam rangka HUT perkawinan ke-19 tahun. Tuhan menganugerahi  Tan, Tin dan Tun. Tan kelas III Steladuce Yogyakarta, Tin kelas III SMP St Theresia, dan Tun kelas IV SD Theresia Pangkalpinang. Di sela-sela makan ikan panggang, ikan rebus, dan lokan ibu Lin meminta masukan. “Tun mempunyai kebiasaan minum incidal dan beberapa dokter kulit setiap malam pukul 20 wib. Kalau obat tersebut tidak diminum maka sekujur tubuh Tun memerah bentol-bentol sekujur tubuh. Kebiasaan minum obat tersebut sudah berlangsung 3 tahun. Saya takut obat tersebut berdampak ke organ tubuh lain. Bisakah hal tersebut di atasi?”

 

 

Rumah tempat keluarga Lon adalah tingkat V. Mereka tinggal di lantai 1 dan lantai 2, sedangkan di atas mereka adalah tempat tinggal ribuan wallet. Di lantai 1 terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar tidur, 1 kamar tamu, dan 1 kamar makan, sedangkan lantai 2 terdapat 1 kamar tamu, 2 kamar tidur. Setiap anak mendapat jatah 1 kamar. Jadi kamar di bawah masing-masing ditempati oleh Tin dan Tun

 

 

 “Lantai III-V adalah rumah walet. Setiap dasar ruangan terdapat air menggenang. Cahaya matahari tidak bisa menembus bebas ke seluruh ruangan di lantai 1. Sirkulasi udara tidak bisa mengalir karena pintu-pintu tertutup. Maka hal ini menyebakan ruangan ini gelap dan lembab. Banyak nyamuk berkeliaran di lantai 1. Untuk mengatasi nyamuk-nyamuk nakal anda menyalakan 24 jam obat nyamuk cap 3 Roda di setiap sudut ruangan. Ruangan sudah lembab dan gelap bercampur dengan bau apek obat nyambuk. Sangat mungkin ruangan inilah penyebabnya. Ada baiknya anda mencoba memindah Tun di lantai 2!”

 “Tin juga tinggal di lantai 1, tetapi dia sehat?” Lon menjelaskan situasi kedua kamar di lantai 1.

 

 

 “Kamar Tin terdapat jendela keluar. Udara dan cahaya bisa bebas memancar dan mengalir ke sana, sedangkan kamar Tun tertutup sama sekali. Pencahayaan hanya dari lampu, udara dari kipas angin. Di kamar II matahari bersinar terang masuk leluasa ke seluruh kamar. Angin timur meniup kencang ke setiap cela-cela kamar. Udara yang mengalir dan panas matahari membuat ruangan menjadi lebih kering. Setiap orang leluasa menghirup udara segar, tanpa dicemari dengan obat nyamuk.”

 “Pastor belajar teologi dan filsafat. Kalau pastor menjelaskan tentang firman Tuhan kepada kami, saya lebih yakin. Kalau pastor berdoa untuk Tun, saya lebih bisa berterima. Kalau pastor menganjurkan kami berdoa rosario atau ekaristi, mungkin kami akan mencoba. Kalau seorang arsitek menjelaskan kepada kami tentang bangunan ini, saya lebih percaya. Saya percaya bahwa perancang bangunan walet dan tempat tinggal sudah memperhitungkan dengan sangat cermat. Walaupun demikian saya akan mencoba saran pastor, karena kami terlanjut minta saran kepada pastor.” Dahi Lon berkerut. Dia kurang berterima dengan masukan pastor. hanya karena dia sudah terlanjut meminta tolong kepada pastor, maka dia akan mencoba saran itu.

 

 

 “Imanmu menyelamatkanmu.” Pastor meneguhkan pasangan tersebut sambil memandang tulang-tulang ikan bakar Jebung di depan meja makan.

 

 

 Udang rebus tinggal kulit-kulit. Sarang lokan sudah menumpuk. Sambal blacan sudah ludes. Cangkang kepiting penuh di ranjang. Buah mangga harum manis dan juice jeruk sudah menunggu di samping kanan. Ruang di perut sudah mulai penuh di setiap sudut. Rasa gembira datang seiring dengan rasa kenyang. Lapar dan kenyang adalah perasaan, yang datang silih berganti. Datang dan pergi juga tak terhindarkan. Perjumpaan dan perpisahan menjadi satu mata kehidupan.

 

 

“Pastor, 2 minggu sudah Tun tidur di lantai 2, tetapi dia tergantung obat. Kalau dia tidak meminum obat  Incidal dan obat dokter kulit, sekujur tubuh bentol-bentol! Berarti penyebab bentol-bentol adalah alergi makanan seperti kata dokter, ya?” Lin menjelaskan kepada pastor melalui telepon pukul 1830 wib.

 

 

“Tun sudah terbiasa meminum obat Incidal. Dia khawatir bentol-bentol di sekujur tubuh datang kalau dia tidak meminumnya. Sekarang persoalannya bukan pada ruangan tetapi keyakinan Tun bahwa minum obat badan menjadi mulus, sedangkan lepas obat membuat sekujur tubuh bentol-bentol merah sekujur tubuh. Untuk mengubah pola Tun, gantilah isi kapsul tersebut dengan gula pasir atau tepung makanan yang sehat. Kita coba hal ini 7 hari.”

 “Pastor bukan seorang apoteker. Pastor juga bukan seorang dokter. Pastor adalah seorang pelayan Tuhan. Siapa tahu perkataan pastor menjadi kenyataan. Saya akan mencoba. Mohon doa.” Ujar ibu Lin kepada pastor.

 

 

 “Tidak mudah memang mengubah keyakinan merusak orang dewasa. Lebih mudah mengubah keyakinan merusak anak-anak menjadi keyakinan membangun. Ketika pola pendampingan orang tua terhadap anak berubah, maka anak sangat terbantu untuk mengembangkan keyakinan-keyakinan luhur. Ibu sebagai orang tua harus menanamkan keyakinan kepada Tun bahwa dia sehat. Runtuhkan keyakinan menghancurkan Tun dengan cara itu!”

“Kami sudah berkeliling ke banyak taipak dan dokter, tetapi dia belum juga sembuh. Kami sudah capek. Rasanya saya ingin berhenti berlari. Semoga melalui tangan pastor Tun sembuh.” Lin menyingkapkan beban hatinya dan pengharapannya. Dia mohon berkat di ujung percakapan kami.

 

 

Pastor hanya manusia biasa; yang bisa menangis dan tertawa, yang bisa sedih dan bergembira, yang bisa lapar dan kenyang, yang bisa mengantuk dan segar, yang bekerja siang dan malam. Kebetulan saja belajar teologi, filsafat dan Neoro linguistic programming. Psikis seringkali membuat orang sakit. Keyakinan menghambat seringkali menghancurkan orang. Keyakinan tidak berhubungan dengan apoteker, arsitek atau teknik sipil. Masalah Tun, Lon dan Lin adalah masalah keyakinan.

 

 

 “Pastor benar wo. Saya sudah mencoba mengganti isi incidal dengan gula pasir selama 7 hari. Ces pleng! Minum incidal atau gula pasir bisa mengatasi jentol-jentol di sekujur tubuh Tun. Saya menunjukkan kepada Tun bahwa selama ini isi kapsul adalah gula pasir. Mengetahui hal ini, maka keyakinan Tun runtuh. Demikian juga keyakinan saya. Mulai sekarang dia sudah bebas dari obat.” Bapak Lon menceritakan keadaan anaknya berkobar-kobar. Kegembiraan hati meluap memenuhi hati mereka.

 

 

5 September 2008 keluarga Lon dan Lin mereka mengundang pastor makan kepiting rebus di rumahnya. 1 tahun yang lalu pastor melihat bentol-bentol sekujur tubuh Tun, sekarang kulit Tun sudah putih berseri. “Keyakinan seseorang sangat dahsyat. Bagaimana kehebatan iman? Pasti kedahsyatannya melebihi keyakinan.”

 

 

Read 0 comments

  1. Penyakit itu datang nya kadang tidak kita ketahui, untuk mengusir nya kita perlukan berbagai macam cara….salah satunya merubah Keyakinan dan kekuatan iman….Puji Tuhan kalo sembuh tanpa obat ya.

    Dalam kehidupan kita perlu juga menyelaraskan dengan alam, Dia menciptakan maka kita harus menghargai rencana-Nya dan rancangan-Nya dan apa yg diciptakan tentu mempunyai tujuan….kekurangan atau kelebihan juga tidak baik….seperti air, angin dll dll…..mungkin karena tidak selaras bisa mendatangkan penyakit juga.

    Dia yang telah menciptakan alam semesta – Dia selalu ada.
    Ku selalu ingin dekat dengan-Nya

  2. Penyakit itu datang nya kadang tidak kita ketahui, untuk mengusir nya kita perlukan berbagai macam cara….salah satunya merubah Keyakinan dan kekuatan iman….Puji Tuhan kalo sembuh tanpa obat ya.

    Dalam kehidupan kita perlu juga menyelaraskan dengan alam, Dia menciptakan maka kita harus menghargai rencana-Nya dan rancangan-Nya dan apa yg diciptakan tentu mempunyai tujuan….kekurangan atau kelebihan juga tidak baik….seperti air, angin dll dll…..mungkin karena tidak selaras bisa mendatangkan penyakit juga.

    Dia yang telah menciptakan alam semesta – Dia selalu ada.
    Ku selalu ingin dekat dengan-Nya

Tinggalkan Balasan