Menyatu dengan Derita-Nya

wisma keuskupan Jalan Batu Kaldera XXI N0. 545 A Pangkalpinang 33147

 

Ibu Melani mempunyai kakak perempuan. dia sudah 14 hari berada di ICU salah satu rumah sakit di Jakarta. Melihat kondisi fisik dia sangat lemah. berdasarkan data medis di bagian kepala ada penyumbatan pembulu darah dan mengalami gangguan jantung. seluruh keluarga sudah iklhas dengan kepergiannya. Bagaimanakah sikap keluarga terbaik bagi kakak kami?

 

Pertanyaan tersebut dilontarkan kepada ibu Meli kepada pastor. Melani menghadapi dilema. kalau alat-alat di tubuh kakak dicabut, maka perhitungan dokter dia cepat meninggal. kalau alat-alat di tubuh di biarkan, maka harta pihak keluarga terkuras habis.

 

Saya berulangkali menghadapi situasi dilematis seperti ibu Melani. Saya menyarankan agar perawatan secara medis tetap dilakukan dengan konsekwensi apapun. Selama penanganan dokter di rumah sakit, saya meminta mereka agar berdoa bersama setiap hari bersama saya. Setelah berdoa bersama, saya menyarankan agar pihak keluarga menandai si sakit dengan tanda salib di dahi atau di telapak kaki dengan minyak. Salib mengingatkan akan misteri paska.

 

Saya menyarankan agar si sakit mau menyatukan penderitannya dengan penderitaan Kristus yang tersalib. Firman Tuhan saya kirim melalui SMS. Dari beberapa SMS saya pernah mengirimkan , “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, naum tidak putus asa. kami dianiaya, namun kami tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan namun kami tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. sebab kami yang masih hidup ini, terus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. (II Korintus 4:7-11).  Saya mengharapkan bahwa firman Tuhan meneguhkan keluarga dan si sakit.

 

15 Maret 2008 ibu Melani menginformasikan bahwa kakaknya sudah sadar. Perlahan-lahan kesehatannya pulih. Sekarang 18 Maret 2008 kakak ibu Melani sudah sembuh total. Mereka bersyukur kepada Tuhan atas kesembuhan kakak tercintanya. Allah sungguh maha murah.  

Read 0 comments

Tinggalkan Balasan