Wisma keuskupan, 27 Agustus 2008
Tubuhku tertunduk melihat bunga melati itu. pikiranku melayang tersihir aura keindahannya. Harum wanginya memabukkan aku sehingga aku nggliyeng (mabuk). Jiwaku seakan terbang, walau tubuhku berjalan menapak bumi. Roh keindahannya menghantarku memasuki ekstase yang sangat dalam.
Aku rindu untuk menyatu dengan rahasia semerbak keindahan dan harum mewangimu. Getar-getar hati terdalam memancar. alam raya menghantarkan untukku padamu. semoga zatku juga menyentuh keberadaanmu.
Aku bahagia. aku terharu. aku menangis. (Pastor Titus Budiyanto, Jalan Batu Kadera XXI N0 545 A Pangkalpinang 33147)
Kalau yg dimaksud ‘melati’ itu bunga di dalam foto, kukira ada varian sebutan buatnya… Ada yang menamainya wijaya kusuma. Di rumahku ada juga, Romo… sekarang tinggal satu pot plus anak-anak yg sedang tumbuh… soalnya udah abis dibagi-bagi ke teman & tetangga. Tampaknya pesona bunga itu memang kuat, ya? Cerita-cerita di baliknya juga… 🙂
Met mencinta, Romo… dari bunga yang kecil & indah ini kita belajar untuk mencintai yang Mahabesar & Mahaindah, Kekasih Sejati kita itu… 🙂
he he .. selamat membagi cinta juga. salam dari pertapaan yung fo
Kalau yg dimaksud ‘melati’ itu bunga di dalam foto, kukira ada varian sebutan buatnya… Ada yang menamainya wijaya kusuma. Di rumahku ada juga, Romo… sekarang tinggal satu pot plus anak-anak yg sedang tumbuh… soalnya udah abis dibagi-bagi ke teman & tetangga. Tampaknya pesona bunga itu memang kuat, ya? Cerita-cerita di baliknya juga… 🙂
Met mencinta, Romo… dari bunga yang kecil & indah ini kita belajar untuk mencintai yang Mahabesar & Mahaindah, Kekasih Sejati kita itu… 🙂
he he .. selamat membagi cinta juga. salam dari pertapaan yung fo