Mengada Sesuai Panggilan Kita

 Wisma Betlehem Salatiga, 15 Agustus 2008)  

 

 

“Banyak orang mempunyai Hand phone. Setiap waktu dia memegang Hand Phone. Rasa sayangnya mungkin melebihi rosario.” Ujar Hand phone kepada burung trotokan.

 

Trotokan mempunyai sikap berbeda dengan hand phone. Dia berujar kepada hand phone dan lumut. “Saya menghargai sikapmu atas kehidupan ini, hai hand phone. Pagi-pagi aku bertengger di dahan hijau. Di situ aku berkicau nyaring mengungkapan syukur atas anugerah Tuhan. Rasa syukurku menggema nyaring ke sekelilingku. Bagaimana denganmu lumut?”

 

Lumut menjawab pertanyaan trotokan, “Air mengalir ke got-got dari kamar mandi atau ruang cuci di dapur  orang-orang. Got-got basah dan lembab oleh air. Aku bertumbuh subur di kelembapan. Begitu lho trotokan. Memang ada apa ya?”

 

Trotokan menjawab,”Pertumbuhan subur lumur merupakan konsekwensi logis atas tindakan seseorang, yang sering dilakukan dalam ketidaksadaran. Ketika orang memasuki kedadaran, maka orang berusaha memberantas lumut-lumut.”

 

Mendengar sikap trotokan, lumut sempat terkejut. Dia berusaha untuk tenang atas hidup ini, “Setiap perilaku secara sadar atau tidak tentu mempunyai dampak hal lain seperti sarang laba-laba. Satu bagian terlepas akan mempengaruhi seluruh bagian pada seluruh bagian. Keberadaan saya merupakan salah satu unsur dari totalitas keberadaan semua yang ada. Bagaimanapu itu saya harus mengada sesuai dengan hakekat diri.”

 

Menyimak pemikiran lumut, hand phone kagum terhadap pemikirannya. Allah menciptakan bumi dan segala seisinya, manusia tentu mempunyai maksud masing-masing. Maka dia berkata kepada trotokan dan lumut,” Saya mengamini gagasan lumut, seluruh bagian di alam raya saling berpengaruh satu terhadap yang lain. Ketika seseorang menelpon orang lain, maka yang terpengaruh bukan hanya sekedar orang yang ditelepon. Seluruh aspek kehidupan terpengaruh seperti fibrasi telepon, satelit, operator, dan lain-lain. “

 

Di tengah-tengah percakapan lumut dengan hand phone, trotokan menyela,” bibit pohon beringin dibawa oleh burung trotokan dari tempat lain. Bertahuan-tahun bibit bertumbuh menjadi besar. Pohon besar memancarkan oksigen untuk manusia. Dedaunan lebat nyaman untuk tinggal. “

 

“Bersyukurlah bahwa kau membawa bibit tersebut dari tempat jauh. Alangkah bahagianya kau melihat bibit tersebut bertumbuh dan berguna untuk banyak orang. Hidup menjadi lebih bahagia.” Hand phone melihat sepak terjang trotokan sebagai panggilan hidup untuk menggembirakan orang lain.

 

“Aku berterimakasih kepadamu, hand. Kita belajar mengada sesuai dengan keberadaan kita sebaik mungkin. Sekalipun kita hanya gotri dalam roda sepeda, kita harus mengada semaksimal mungkin untuk kepentingan seluruh. “ Kata lumut kepada hand phone.

 

“Marilah kita mengembangkan diri kita sesuai dengan tujuan seluruh alam ciptaan agar dunia semakin indah.”  Ajak lumut kepada rekan-rekannya

 

“Sikap sekecil apapun tentu mempengaruhi perilaku kita walaupun tanpa disadari maka kita harus tetap berkarya untuk membahagiakan sesama dan demi kemuliaan Tuhan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Sikap ini lebih tepat daripada kita mengeluh atas hidup ini.” Di ujung percakapan trotokan memberi masukan kepada lumut dan hand phone.

 

“Aku sependapat dengan pemikiran Hand Phone. Menyadari bahwa perilaku sekecil apapun kita sangat berpengaruh pada alam semesta, maka kita hendaknya berperilaku sebaik mungkin dan semaksimal mungkin … “ Lumut menutup percakapan mereka

 

Doa:

Aku bersyukur kepadaMu, atas semua kebaikanMu kepadaku. Kumadahkan syukurku kepadaMu dengan kicau. Gema kicau menggembirakan maklhuk hidup di muka bumi. Sekecil apapun diriku sungguh mempengaruhi alam ciptaan. Semoga dunia semakin indah dengan keberadaanku. (Pastor Titus Budiyanto, wisma Betlehem Salatiga, 15 Agustus 2008)

 

Read 0 comments

  1. Bagus sekali kalau kita cermati dialog2 dalam artikel ini……mempunyai banyak arti dan baik untuk direnungkan.

    Kerelaan untuk mendengarkan kritikan dan ajakan untuk bertobat dalam perjalanan hidup kita membutuhkan kerendahan hati yg besar……….Harus kita akui betapa susahnya menjadi rendah diri dan dengan damai mau mendengar kritikan orang

    Tujuan hidup kita bisa ber-macam2 tapi bila suatu saat tujuan itu berpindah untuk memuji dan memuliakan Tuhan……untuk mencapainya kita melepaskan apa saja yang menjauhkan kita kepadaNya seta mendalami dan mengembangkan iman kita…..maka kita akan meng AMIN kan artikel ini

    Makasih Pastor bimbingannya.

  2. Bagus sekali kalau kita cermati dialog2 dalam artikel ini……mempunyai banyak arti dan baik untuk direnungkan.

    Kerelaan untuk mendengarkan kritikan dan ajakan untuk bertobat dalam perjalanan hidup kita membutuhkan kerendahan hati yg besar……….Harus kita akui betapa susahnya menjadi rendah diri dan dengan damai mau mendengar kritikan orang

    Tujuan hidup kita bisa ber-macam2 tapi bila suatu saat tujuan itu berpindah untuk memuji dan memuliakan Tuhan……untuk mencapainya kita melepaskan apa saja yang menjauhkan kita kepadaNya seta mendalami dan mengembangkan iman kita…..maka kita akan meng AMIN kan artikel ini

    Makasih Pastor bimbingannya.

  3. rendah hati menerima kritik orang lain dan setiap orang mempunyai tujuan hidup masing-masing. semoga masing-masing kita bisa mengembangkan diri demi kemuliaan Tuhan. hebat sekali pemikiran ibu saras. salam sukses.

  4. rendah hati menerima kritik orang lain dan setiap orang mempunyai tujuan hidup masing-masing. semoga masing-masing kita bisa mengembangkan diri demi kemuliaan Tuhan. hebat sekali pemikiran ibu saras. salam sukses.

Tinggalkan Balasan