Melepas

Pesawat lion terbang mengudara dari depati amir bangka ke soekarno hatta cengkareng jakarta 60 menit. Mobil meluncur ke pertapaan dengan singgah di tiga tempat untuk minum kopi dan mengganjal perut 6 jam. Berpindah dari mobil ke motor meluncur ke padang gurun 15 menit. 


Sunyi . Lolongan monyet dan lutung serta suara binatang hutan menjadi melodi indah penghantar meditasi. Di pojok kamar mandi tampak binatang setengah membusuk di atasnya belatung merayap. 
Manusia hidup bagaikan perjalanan, berhenti pada kesunyian dan tubuh fana membusuk penuh dengan belatung. 
Padahal dalam kesibukan sehari hari seringkali tubuh diagung agungkan menjadi tarik menarik aneka keinginan yang membelenggu dan menjadi sumber penderitaan satu ke penderitaan selanjutnya. 


Santo yohanes dari salib dalam buku mendaki gunung karmel, banyak orang terikat oleh hal hal besar atau hal hal kecil. Keduanya sama sama terikat. Padahal untuk mencapai sesuatu yang tinggi luhur agung yakni Kasih Allah kita harus melepaskan segala galanya. Bukan mengejar segala galanya. Mendapatkan sefala.galanya tanpa menginginkan segala galanya.


Mungkin kita tidak lagi terikat hal hal besar seperti gila kedudukan, gila kehormatan , gila harta, gila tubuh yang ganteng atau cantik atau kegilaan besar lain nya. 


Namun tidak sedikit kita terikat dengan hal hal kecil. Kita menggilai motor kita, sepeda kita, anggrek kita, anjing kita, kucing kita, ayam kita, baju kesukaan kita, tas kita, jaket kita, cabe kita, dst. Semua sekejap dan sirna.

Lepaskan segala galanya yang besar atau yang kecil. Memperoleh tanpa menginginkannya. Memenuhi relung batin ruang hati dengan sang Cinta, Allah

Tinggalkan Balasan