Proyeksi

Namanya proyeksi! Ketika melihat orang lain seperti kita melihat diri kita sendiri. 

“Setelah dia beranjak di umur 63 tahun dengan dua anak dan 4 cucu film masa lalu nya dengan pacarnya muncul di benaknya. Dia melihat isteri nya seperti isterinya mempunyai pacar lain seperti dirinya masih muda. Dia tuding isterinya berpacaran, padahal kenyataan nya enggak lho. Dia memaksa isterinya untuk mengakui tuduhanya. 


Nabi Yesaya melukiskan sangat indah sebagai berikut :
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHANdan sebagai tunas dari tanah kering.Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia,dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.3 Ia dihina dan dihindari orang,seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap diadan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.4* Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,padahal kita mengira dia kena tulah,dipukul dan ditindas Allah.5* Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. ( yesaya 53 ).


Yesus mengalami lukisan yesaya di atas. Dia di salibkan di samping 2 penjahat yang berdosa. Dia disandingkan dengan para pendosa. Dia dituduh melakukan banyak kesalahan dan dosa. Padahal Yesus tanpa dosa dan tanpa bersalah tetapi para penuduhlah yang berdosa dan bersalah. Penderitaan yesus di kayu salib menebus banyak orang. 


Nah loh, jadi lukisan yesaya di atas sedang bapak alami bersama ibu. Ketika masih muda mungkin bapak pernah berpacaran dengan beberapa wanita. Bahkan setelah bapak menikah mungkin pernah kecantol dengan wanita lain. Sehingga ketika melihat isteri bapak sering berjumpa dengan lelaki lain dalam kegiatan keagamaan, insting purba bapak muncul.

Jangan jangan isterimu seperti dirimu seperti masa lalu bapak. Seakan bapak melihat isterimu seperti diri bapak. Maka timbullah rasa cemburu dan curiga. 


Nah, ibu memicu masa lalu itu muncul. Ada baiknya introspeksi untuk membantu pasangan sehingga masa lalu nya tidak terpicu. Jika sebelum nya ibu nyaris tidak pernah berkomunikasi dan berhubungan dengan lelaki lain tetapi sekarang

intensitas komunikasi dengan lelaki lain atau pihak ketika yang sangat tinggi mungkin ada bainya dikurangi. Faktor faktor dari perilaku yang bisa menimbulkan rasa cemburu pasangan dihindari.

Evaluasilah kehidupan sebelum kejadian sekarang. Bagaimana kehidupan anda puluhan tahun bisa hidup serasi? Pelajari dan pertahankan nilai nilai luhur. Pasti nilai nilai tersebut ada dalam keluarga karena sudah dihidupi.

Evalusi perilaku apa saja yang berubah dari masing masing pasangan sehingga menimbulkan rasa curiga dan cemburu. Hampir pasti ada perubahan perilaku di antara kalian jika muncul sebuah persoalan konflik dalam keluarga.


“Iya, betul llah itu! Itu namanya curiga. … iya betul sekali isteri saya sering sekali meninggakan rumah. … ” Berkali kali dia membenarkan paparan di atas. Dan pihak isteri dan anak mengakui perubahan perilaku dirinya selama ini.


Berkat kasih dan rahmat Allah maka hati dan pikiran sekarang tenang damai dan suka cita. Tetapi sangat mengejutkan sekarang gantian si isteri yang ngomel ngomel mengingat ingat masa lalu suaminya.

Hidup tidak ada kedamaian di dalam rumah ketika salah satu pasangan terus menerus mengungkit ungkit masa lalu. Keluarga akan terpecah pecah tanpa ada kasih: kasih adalah rahim dan kasih adalah murah hati. ” tuhan berapa kalikah aku harus mengampuni ?” ….

Ampunilah tujuh kali tujuh kali tujuh kali … pengampunan yang tiada berbatas tiada bertepi tiada pamrih.

Tinggalkan Balasan