Ibu Er , lulusan D3 dari kota Malang, datang dari jauh ke pondok doa di puri sadhana kebun sahang. Penghasilan suami mencukupi untuk kebutuhan keluarga. Ekonomi bukan lah yang mendorong nya untuk datang, tetapi hati tidak damai, sering marah dan benci.
Ketika penghasilannya pas pasan dia pernah mencaci maki mama kandung, memarahi, dst. Dia mengungkit ungkit sikap kasar mama yang sering memukul, mencaci maki dirinya. Kini giliran dia kuat dan mama melemah gilirannya memperlakukan mamanya seperti dulu dia memperlakukan dia.
Sekalipun tinggal berdekatan, dia tidak mau menyapa atau bercengkerama. Aura kebencian marah dan dendam mengenyahkan kedamaian hati.
Buah buah roh adalah kasih. Kasih adalah maha rahim, maha murah hati, dan melayani. Sedangkan kebencian, dendam dan amarah bertentangan dengan roh kudus.
Setelah memandang masa kecil yang melukai perasaan nya dalam terang Tuhan dan menerima sakramen tobat, dilanjutkan mencuci kaki mama, kedamaian menyelimutinya.
Bertepatan dengan pengalaman akan kerahiman Tuhan, lamaran nya menjadi guru di yayasan tunas karya dikabulkan pihak yayasan. Mulai tahun ajaran baru pihak yayasan meminta nya memulai mengajar.
Padahal dia sudah “tidak mengharapkan lamaran nya dikabulkan karena sudah cukup lama.” Nah loh, apakah hal ini berkah dari ibu kepada anak nya atau sebuah kebetulan belaka?
Setiap kejadian dalam hidup kita di masa kecil atau masa sekarang sering menjadi pengalaman indah untuk hidup kita. Di balik pengalaman apapun Tuhan sering hendak mendidik kita.